PROLOG

2.8K 120 5
                                    

Sambil terus melihat ke arah smart watch yang melingkar di pergelangan tangannya, Kelvin menghitung mundur dari 10 sampai 1 dari dalam mobil, bersama Putra disebelahnya yang duduk di kursi kemudi sambil mendengar instruksi sang Alpha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sambil terus melihat ke arah smart watch yang melingkar di pergelangan tangannya, Kelvin menghitung mundur dari 10 sampai 1 dari dalam mobil, bersama Putra disebelahnya yang duduk di kursi kemudi sambil mendengar instruksi sang Alpha.

"3... 2..." Lelaki itu kembali meluruskan padangannya. "Now!"

Bruumm.. Cekitt.. Brak.

Kelvin langsung tertawa sinis dan puas melihat kejadian di hadapannya. Lelaki itu melakukan handshake dengan Putra di sebelahnya yang tadi mengendarai mobil sport mahal milik Kelvin.

"Good job! Lo udah berani ngelakuin hal ini." Putra tersenyum puas mendengar itu.

"Selamat. Lo lulus tes terakhir ini."

Apalagi ketika ia menerima sebuah kartu dari Kelvin yang kini posisinya sudah berganti, dari Psi menjadi Delta, sang observer.

"Thanks," ucap Putra.

Mereka berdua kemudian keluar dari mobil disusul dengan anggota lainnya yang sedari tadi berada di tempat persembunyian untuk berjaga-jaga.

Salah satu anggota dari musuhnya kini terkapar di jalanan sambil terus berteriak kesakitan. Motornya baru saja ditabrak karena ulah Kelvin dan Putra membuat lelaki itu terjatuh dari motornya.

"Mana anggota lo yang lain? Keluar!" teriak Kelvin. Namun tidak ada satupun yang keluar.

"Mission failed," gumam Angkasa menampilkan seringaiannya.

"Cara licik lo mudah ditebak. Jingan!" umpat Raffi menendang lengan lelaki itu.

"Cabut!" ujar Kelvin tersenyum miring kemudian melangkahi musuhnya itu.

Setelah Kelvin dan yang lainnya benar-benar hilang dari tempat itu. Barulah ketua dari geng musuh Gunnolf, Tiburon menghampiri anak buahnya itu yang sudah terbaring lemah.

"Bangun! Kata lemah gak ada di kamus Tiburon." Deniel berjongkok menatap Revo, anak buahnya, tanpa rasa kasihan sedikit pun.

Namun, apa daya, sekujur tubuh Revo benar-benar sakit.

"Bawa dia!" titah Daniel kepada anggota yang berdiri dibelakangnya.

Tanpa memedulikan dan menghiraukan keadaan di belakangnya. Deniel berjalan begitu saja meninggalkan mereka.

Senyuman penuh kelicikam terlukis di bibirnya. Kali ini ia yakin, rencananya pasti akan berhasil dan membuatnya menang di esok hari.

Hellooo!!! It's me again, Sul 🙈
Makasi banyak yg sudah mau mampir disiniii

Vote and comment as well, tink 😉

Gimana untuk prolognya? Kedepannya akan lebih seru lagi dan kemungkinan akan membuat kalian mikir lagi wkwk. Aku masih bilang kemungkinan yaaa...

So, that's it for today. Excited buat kelanjutannya?

Thanks and see yaa💘

(Pra)-smara #2 : Kelvin'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang