13. Masalah

697 56 1
                                    

helloooo again! ʕっ• ᴥ • ʔっdon't be sider, vote and comment as well, tink 😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

helloooo again! ʕっ• ᴥ • ʔっ
don't be sider, vote and comment as well, tink 😉

happy readiingg!

.

Matahari mulai mengintip dari balik tirai kamar, membuat seorang gadis berparas cantik terusik dari tidurnya.

Rasa pusing selalu menyerang dirinya ketika terbangun di pagi hari. Sejenak Serena memijat pelipisnya dengan mata terpejam, sebelum kemudian matanya terbuka sempurna.

"Shit! Gue kenapa bisa disini?"

"ARGH!"

Mata gadis itu melotot lebar. Kakinya yang baru saja turun dari kasur buru-buru ia jauhkan karena menginjak sesuatu yang tiba-tiba mengeras ketika tertekan keras oleh kakinya.

Serena kesulitan menelan ludahnya. "K-kelvin, g-gu-e, m-m-a-af."

Lelaki itu berdiri, menggeram tertahan seperti menahan rasa sakit.

"Sakit, ya?" tanya Serena.

"Pakek nanya!"

"G-gue, gue gak tau kenapa tiba-tiba ada disini. Gue gak inget sumpah." Serena gelagapan mencoba mendekat ke arah laki-laki itu.

"Keluar sekarang!" Kelvin melangkah mundur, menjauhi gadis itu.

"Gue minta maaf, gue gak sengaja suer."

"Saya bilang, keluar SEKARANG!" Nada bicara Kelvin semakin tinggi.

"Gue beneran minta maaf. Gue janji gak bakal ganggu lo hari ini. Please, maafin, ya?"

"Jangan deket-deket saya, kamu tuli, hah?! KE.LU.AR!"

Seperti melihat tanduk iblis yang muncul di kepala Kelvin, Serena langsung terbirit-birit keluar dari kamar cowok itu.

Rahang Kelvin mengeras. Kedua tangannya mengepal, menahan suatu gejolak di dalam dirinya.

Lelaki itu masuk ke dalam kamar mandi dan melepas seluruh pakaiannya. Ia butuh air dingin untuk meredakan amarah yang membara.

Di bawah guyuran shower, Kelvin memejamkan matanya, membiarkan air membasahi seluruh tubuhnya.

● ● ●

"Lo beneran gak mau ikut?" tanya Serena kepada Lyonna yang rebahan di kamar dan memainkan handphone-nya.

Lyonna hanya melirik Serena dengan tatapan datar.

"Okay, sorry ganggu hari Sabtu lo, Tuan Puteri. Gue cabut dulu, ya? Jangan kangen. Muah." Serena memberi kecupan jarak jauh untuk sahabatnya itu.

"Jangan lupa sushi nya!"

"Enak aja, beli sendiri!"

"IIH, REREEE!!" Anna melempar sebuah bantal ke arah Serena.

(Pra)-smara #2 : Kelvin'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang