Melihat jam masih menunjukan pukul setengah tujuh malam, masih belum terlalu malam. Karena hera merasa lapar, padahal ia sudah makan. akhirnya hera memutuskan untuk pergi ke luar mencari makanan yang enak. Sambil menikmati suasana kota bandung yang ramai.
Hera mendudukan tubuhnya, dan ia langsung pergi ke luar kamar. Ia pergi ke kamar ibunya untuk meminta izin.
"Kak.. aku mau pergi keluar!" Hera berteriak.
"Hm" balas kakak nya.
Kemudian hera langsung pergi ke luar. Ia tersenyum saat berjalan di trotoar. Melihat di sekeliling banyak orang yang berlalu lalang. Cahaya malam yang gelap, di tambah lagi dengan cahaya dari kendaraan ditambah cahaya lampu dari hotel hotel yang berjajaran, menambah keindahan malam suasana kota bandung.
Hera membeli makanan ke salahsatu penjual kaki lima. Tak lupa minuman sebagai temannya. Ia kemudian duduk di salah satu kursi yang terbuat dari besi, yang berada di pinggiran jalan.
Seraya memakan makanan yang ia beli, ia menikmati kendaraan yang berlalulalang di depannya. Rasanya kota bandung ini memang indah ya, sangat indah apalagi di malam hari seperti ini.
Sekelompok cowok yang berjalan menulusuri jalanan seraya tertawa terbahak bahak. Disana terdapat 4 cowok yang ketiga cowok itu menertawakan salah satu temannya, siapa lagi kalau bukan ujang si bencong anak mamah.
"Hei jang, kamu teh mau kemana, ketempat hiburan malam? Udah cantik gini! HAHAHA!" Ledek berma.
Ujang tidak menjawab, ia hanya memuncungkan bibir nya. Karena ulah adik kecil nya ujang jadi di bully oleh teman teman nya.
"HAHAHAHAHAH!!" tawa dari ketiga cowo tampan itu.
"Aaaaa kalian teh meni jahat" lirih ujang.
Braga yang asik tertawa, tak sengaja melihat keberadaan hera yang asik duduk di salah satu kursi, sendirian. Lalu tanpa berpamit ia diam diam pergi menemui hera di sana.
Tanpa permisi, braga langsung duduk di sebelah hera. Hera yang sedari tadi sedang terpokus pada kendaraan yang berlalu lalang, terkejut atas kedatangan braga, tiba tiba.
Braga langsung menunjukan senyum manisnya, seketika hera terkejut atas kedatangan dirinya.
"Kamu murid baru tadi kan?"
Dengan rasa yang tak karuan hera menjawabnya "aaa i-iya. Kamu.." heran hera.
"Kenalin, aku braga, braga garantara!" Sapa braga mengulurkan tangan nya.
Mereka-pun berjabat tangan. "hera coura!"
Dan saling manyalurkan senyuman nya.
"eh pindahan dari sekolah mana?"
"Salah satu sekolah, di jakarta!" Jawab hera.
Braga pun sedikit terkejut "Berarti kamu orang kota?"
Hera tertawa kecil sangat kecil, bisa di bilang itu bukan tawa, melainkan senyuman biasa. " kota apanya? Orang aku lahir di bandung!"
"Maksudnya?!"
"Jadi gini aku lahir di bandung dan tinggal selama empat tahun di sini, lalu aku pindah ke jakarta, karena ternyata ibu ku meninggal dunia pada saat aku berusia empat tahun. Lalu aku tinggal di jakarta dan besar di sana!" Jelas hera panjang lebar di sertai senyum di bagian kata terakhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRAGA GARANTARA
Teen FictionBraga garantara, seorang siswa yang terkenal atas ketampanannya di SMA SATELIT, yang kemudian di angkat menjadi ketua osis, yang membuatnya semakin terkenal satu sekolah. Dan di sukai oleh para wanita, lebih tepatnya adik kelasnya. Beda nasib denga...