03. serius?

0 1 0
                                    


Kini hera dan teman temannya yang lain tengah berada di kantin sekolahannya.

Bukan hanya hera dan ke tiga temannya. Tapi di sana ada juga ke tiga teman crazy. Siapa lagi jika bukan, berma, bara, dan zefran/ujang. ( ku ga tau kenapa si zefran bisa di panggil ujang sama temen temennya, padahal ku udah mikirin nama nya udah ampe pusing nih kepala. Perusak nama baik emang. Hehe :)

Mereka sibuk berbincang sambil melahap makanan yang mereka pesan.

Sedari tadi bara hanya memperhatikan hera, entah apa yang ada di pikirannya saat itu.

Flash back on

Sepulang sekolah hera langsung bergegas pergi pulang. Karena takut ketinggalan angkot ia pun berlari menuju gerbang.

Beberapa langkah lagi sampai di luar sekolah, kaki nya tergelincir. Bersamaan dengan bara yang juga hendak pulang, ia melihat keberadaan hera yang terjatuh. Bara kemudian menghampiri hera, lalu ia mengulurkan tangannya.

Bara mengajak hera untuk pergi ke ruang UKS untuk mengobati luka di bagian lutut hera.

Bara kemudian mengambil kapas bersamaan dengan plaster. Setelah selesai mengobati hera bara langsung menyimpan kotak p3k.

"Makasih!" Lalu hera melebarkan bibirnya.

"Iya sama sama. Santai aja!"  Bara tersenyum.

Kemudian bara mengajak hera pergi dari ruang UKS. Mereka berjalan menuju gerbang secara bersamaan.

"M-masih sakit?"

Hera tertawa kecil "emang aku anak kecil apa? Ini cuman luka dikit doang"

"Tapi darahnya banyak loh!"

Tanpa mereka sadari ada angkot yang melintasi mereka. Dengan sigap bara langsung manarik tangan hera dan berlari mengejar angkot yang pergi cukup jauh dari mereka. Hera hanya mencengo kaget.

"KIRI KIRI MANG!"

"KIRI MANG, MANG KIRI!"

selang beberapa detik, angkot tersebut berhenti. Bara langsung memasuki angkot itu diikuti oleh hera.

Mereka berdua duduk secara berhadapan. Kedua diantara mereka hanya menutup mulut rapat.

Tiba tiba saja angkot tersebut rem mendadak, secara bersamaan Jidat hera dan bara bertubrukan.

"Aduh" rintih hera.

Rasa sedikit pening di rasakan oleh hera, namun tidak oleh bara. Bukannya merasa pening bara merasa salahsatu organ penting di tubuhnya berdegup tak karuan. Entah apa yang bara rasakan, sampai ia sendiri tidak tahu kenapa jantungnya berdegup kencang.

"Sakit ya?" Tanya bara.

"Eng-engga papa!" Hera tersenyum.

flash back of

Seorang lelaki bertumubuh tinggi menghampiri teman temannya yang berada di salahsatu kantin yang di sebut kantin bu o'on.
Ia kemudian menepak bahu dari salah satu temannya. Sang pemilik bahu terkejut seketika braga menepak bahu miliknya.

"Hei ti mana wae atu ga?"
(Dari mana aja kamu ga?)
Tanya berma.

"telat masuk!" Jawab braga. Lalu duduk di sebelah bara.

Datangnya braga, matanya tak bisa ia palingkan dari pandangan braga. Hera seketika tersenyum saat melihat braga yang tersenyum kepadanya.

Bara yang sedang menatap wajah cantik hera, yang melebarlan bibirnya, yang ia sendiri tidak tahu hera tersenyum kepada siapa.
Saat ia melihat tatapan braga menunjuk ke arah hera. Dan bernar saja hera dan braga saling bertatapan.
Bara melihat ke arah braga lalu hera secara bergantian, sepertinya diantara mereka berdua enggan melepas tautan matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BRAGA GARANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang