"Alu kamu beneran gapapa ? Badanmu panas banget loh" . Granger nempelin tangannya ke jidatnya alucard , sekarang mereka udah ada di villa duluan karna mereka harus ganti baju dulu sebelum ke klinik , Alu juga lagi panas gini , mana boleh divaksin kalo kondisi tubuhnya drop kek gini , yang ada malah disuruh balek lagi ntar.
"Gapapa kok...kamu mandi ya , aku mau tiduran bentar , bentar doang kok , ntar kalau kamu uda selesai mandi aku anter ke klinik ya..."
"Gausah , kamu istirahat aja , aku bisa sendiri kok"
"Gak , aku dah janji tadi , masa kamu lupa"
"Tapi kamu sakit"
"Gapapa , ini cuman demam biasa kok , yaudah ayo buruan mandi keburu dingin nanti kamunya"
Alucard maksa granger buat masuk ke dalem toiletnya , dan granger cuman bisa pasrah ngadepin alu sekarang , karna alucard panas , mungkin dia bakal divaksin lain kali , dan sekarang granger harus bener bener siapin mental sebelum liat jarum suntik nanti . 5 menit kemudyan granger keluar dri toiletnya , dia liat alu yang udah bangun dan siap siaga mau nganterin dia ke klinik , ini orang , udah sakit , tapi belagu ya anjing .
"Alu katanya mau tiduran bentar tadi ?"
"Udah kokk , sekarang udah mendingan , mau ke klinik sekarang kah ? Aku juga mau minta obat sekalian nanti"
Granger mikir lagi , dia pengennya lupain traumanya , karna hal sekecil ini bisa jadi kelemahan terbesarnya , tapi disisi lain dia juga ga bisa ngelupain masa lalunya , banyak kenangan indah disana , walau hanya sementara , granger gaberani bilang , dia ga mau ke klinik , tekadnya yang tadinya bulet sekarang jadi goyah , pikirannya jadi kacau lagi . Dia gaenak sama alu , malu juga bilangnya. "Granger ? Kamu gapapa kan ? Kenapa , kamu gamau ke klinik ya ? Yaudah gapapa , aku ambil obat sendiri aja , kamu tunggu disini ya" . Alucard faham , granger masih ragu sama keputusannya , jadi dia yang mutusin . Walau gatau alasan sebenernya apaan , tapi dia tau , trauma tetaplah trauma , ibarat kalian takut sama kecoa , ditempelin kecoa seimut apapun ya pasti kabur kan kalian , NGAKU .
"Maaf...aku , aku masih ... gabisa"
"Iya aku faham kok , kalau kamu mau curhat , gapapa curhat aja , siapa tau aku bisa bantu kan , tapi kalau kamu gamau ya gapapa , soalnya itu emang urusan pribadi dan aku gamau merusak mental mu lagi"
Alucard usep palanya granger , tangannya masih panas , dia sampe gemeteran , tapi tetep maksa nyemangatin doi satunya ini . Granger masih bingung , dia bimbang , dia pengen cerita sama alu , biar dia bisa ngasih alasan yang jelas , tapi dia takut alu ga bakalan percaya , karna masa lalunya terlalu gila untuk seorang manusia biasa .
"Aku percaya kok"
"Hah"
"Aku percaya kok sama apapun yang kamu ceritain tentang masa lalumu , karna itu sebuah kehormatan aku bisa tau sesuatu hal hal kecil tentang kamu , jadi cerita aja gapapa kok..."
"Kamu , tau darimana"
"Matamu nunjukin semuanya , so... why not ? sekarang tenangin dirimu ,dan percayalah kepadaku"
"Alu..."
"Iya...aku siap dengerin" granger hampir nangis denger alucard ngomong gitu , bagi dia mungkin tak ada siapapun yang bisa jadi sandarannya untuk saat ini , tapi alucard ngomong gitu makin bikin granger terhura sekaligus sakit hati inget masalalunya , dia narik napas panjang , bersiap untuk flashback yang mengerikan . "Dulu..."
FLASHBACK WARNING!!!
Bahasanya baku anj , mungkin gabakal ada humornya , karna author lagi mumet mikirin cara ngasi sense humornya . Aneh kan .
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny And My Time [END]
De Todo"Ketika semua perasaan yang kau pendam dalam dalam hingga tak seorang pun mengetahuinya, lalu dengan tiba tiba takdir membuka semua rahasia mu satu persatu , dan membuatmu muak akan hal itu. Namun , apakah mungkin , waktu yang akan mempersiapkan had...