Gulungan

12.2K 889 32
                                    

"Aku menemukan gulungan ini di dekat perbatasan." Sai menyodorkan sebuah gulungan yang hanya disegel dengan sebuah tali merah tipis ke meja sang Nanadaime.

Sasuke yang saat itu kebetulan sedang pulang dan Shikamaru berjalan mendekat ke meja Naruto agar bisa melihat gulungan itu dengan lebih jelas.

"Mencurigakan." Gumam Shikamaru.

Naruto terlihat berpikir lalu melirik sahabat se timnya.

Sasuke terlihat mengangguk "Tidak ada cara lain untuk mengecek gulungan ini selain membukanya, Rinnegan milikku sedang tidak bisa digunakan."

Naruto mengalihkan pandangannya ke arah Shikamaru dan Sai. Kedua pria itu mengangguk tanda setuju dengan usul sang Uchiha.

Pria bersurai kuning itu mengangguk, ia mulai membuka gulungan aneh itu perlahan lahan. Setelah talinya dibuka, tidak terjadi apapun, bahkan setelah gulungannya terbuka sempurna pun, masih tidak terjadi apapun.

Isi dari gulungan itu seperti gulungan penyegel senjata yang biasa digunakan Tenten, kecuali corak di sekitarnya memang lebih rumit dan tak terbaca.

"Mungkin ini gulungan ninja penyegel yang jatuh." Ujar Shikamaru. Sai dan Sasuke mengangguk setuju.

Naruto menghela napas, sia sia saja tadi ia tegang. Ia kemudian berdiri, niatnya ingin menggulung kembali gulungan itu dan memberikannya kepada Sai, tapi tangannya tak sengaja memegang tengah lingkaran yang ada di gulungan itu.

Sebuah cahaya mulai muncul, keempat pria itu sangat terkejut dan tidak sempat menghindar. Gulungan itu seakan menarik mereka ke suatu tempat.

----------------------000---------------------

Bruk

Suara dentuman orang orang yang jatuh memenuhi hutan tersebut. Keempatnya perlahan bangkit dan berdiri, mengamati sekitar mereka yang terasa sangat familiar.

"Sepertinya ini masih di Konoha." Ujar Naruto.

"Benar, tapi.... Bukankah pemandangan ini sedikit asing ?" Tambah Sai.

"Kalau mau tahu, kita cek saja ke desa." Sasuke berjalan mendahului mereka, diikuti Shikamaru. Naruto dan Sai terlihat saling berpandangan dan mengikuti kedua sahabat mereka.

Dari kejauhan, terlihat gerbang Konoha yang nampak kuno. Padahal mereka ingat dengan jelas bahwa gerbang Konoha sudah direnovasi.

"Ada yang aneh." Komentar Shikamaru. Mereka terus berjalan ke arah gerbang sampai dicegat oleh kedua penjaga disana, Izumo dan Kotetsu.

"Berhenti disana, siapa kalian ?"

Keempatnya terlihat bingung. Seingat mereka, Konoha sudah tidak memakai metode seperti itu saat menerima tamu sejak perdamaian dunia Shinobi. Yang menerapkan cara ini hanyalah desa desa kecil yang berada di wilayah rawan pemberontakan.

"Apa maksud kalian ? kalian sedang bercanda ya ?" tanya Shikamaru.

"Kami tidak bercanda ! tapi... kalian mirip dengan..." kedua orang itu terlihat berpikir sambil menatap 4 pria di depannya.

"Psst, Naruto," Sai menyenggol nyenggol lengan Naruto dan menunjuk ke arah pahatan patung. Manik sapphire itu membulat sempurna saat melihatnya.

"I- ITU, MA- MASA GODAIME HOKAGE ?!!"

------------------000---------------

"Aduuh, pantatku rasanya jatuh di atas batu -ttebayo." keluh seorang remaja bersurai kuning itu mengelus elus bagaian belakangnya yang terasa nyeri. Tadi, ia sedang berlatih dan akan melompat dari atas pohon tinggi, tapi siapa sangka ia akan terpeleset dan jatuh di dekat teman temannya.

"Hooam ini dimana ? kenapa aku disini ?" Pemuda dengan gaya rambut menyerupai nanas itu menguap lebar, seingatnya tadi ia sedang tidur siang di atas pohon dan tiba tiba jatuh di tanah.

"Kenapa kita disini ?" Sai terlihat sudah berdiri dan mengamati sekitar, 

"Aneh."

Suara khas dari seorang pemuda membuat ketiga orang itu menoleh dengan cepat ke belakang. Mata mereka membulat sempurna.

"SASUKE ?!!"

Pemuda itu hanya bergumam ria melihat kehebohan 3 orang di depannya. Manik onyx miliknya melihat kesana kemari, mencoba mencari petunjuk bagaimana mereka bisa berkumpul di sini.

"K- kau, Sa- sasuke ! kembalilah ke desa ! Sakura - chan menunggumu begitu lama da-"

"Shht, diamlah Naruto ! kita harus mencari tahu bagaimana caranya kita sampai disini." ujar Sasuke.

Shikamaru mengangguk setuju, ia melihat kesana kemari dan memimpin teman temannya "Di depan ada Gerbang Konoha, kita harus kembali ke desa dahulu, termasuk kau, Sasuke."

Pemuda Uchiha itu hanya mendecih lalu mengikuti langkah Shikamaru dan Sai. Naruto berjalan di samping Sasuke seakan mengawasinya agar tidak lari.

"Oh ! Hoi Naruto !" terlihat Kakashi melambaikan tangan ke arah mereka, tatapannya seakan menyelidik ke setiap sudut penampilan mereka.

"Kau kabur dari pekerjaanmu lagi ? dan kau juga membantunya Shikamaru ? tumben sekali." ujar pria itu.

Keempat pemuda itu mengenyit bingung, tak mengerti dengan apa yang dikatakan Kakashi.

"Maksudnya ?"

"Kenapa kalian berempat berpenampilan seperti saat remaja dulu ? mau mengenang masa lalu ?" Kakashi nampaknya tidak mendengar pertanyaan Shikamaru tadi.

"Saat remaja ? tapi... penampilan kami kan memang seperti ini." ujar Sai.

Kakashi tertawa mendengarnya "Kalian benar benar mendalami peran kalian huh ? tapi sebaiknya kalian hentikan, pekerjaan di kantor Hokage bisa menggunung nanti. Dan untuk Sai dan Sasuke, aku harap kalian juga berhenti dan kerjakan sesuatu yabg lebih berguna."

Keempat pria itu tetap memasang wajah bingung. Bahkan Sasuke juga mengerutkan dahinya, tanda tidak paham dengan apa yang ada di pikiran Kakashi.

Ekor mata Shikamaru tak sengaja menangkap penampakan jajaran patung Hokage, ia terbelalak saat melihat berapa jumlah patung yang terpahat disana.

"Hei, kalian, lihat patung Hokagenya !"

Ketiga pria di dekatnya menuruti perkataan Shikamaru dan menunjukkan ekspresi yang sama dengan sang Nara.

"EHH NANADAIME ?! SEBENARNYA KITA DIMANA ?!!"

Is That You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang