"Ada apa?" Junmyeon memandangi Joohyun yang terlihat diam saja saat ia sedang menyetir. Mereka sedang dalam perjalanan pulang dari rumah Mina.
"Aku tidak apa-apa. Hanya saja..." Ucapan Joohyun terputus membuat Junmyeon menatapnya lebih lekat.
"Aku memikirkan Sena..." Kalimat itu terlontar dari bibir mungil Joohyun.
"Kau menyukainya? Bukankah dia sangat lucu?" Ucapan Junmyeon mendapat anggukan dari Joohyun.
"Tapi bukan itu yang kupikirkan... Aku memikirkan bagaimana Mina bisa membesarkan Sena sendirian? Bukankah dia harus mengawasinya setiap saat?"
Junmyeon menepikan mobilnya. Ia memilih berhenti saat melihat raut khawatir diwajah istrinya. Yang pada saat bersamaan membuatnya terlihat imut.
"Hmmm... kau tahu? Tidak semua dalam hidup ini berjalan lancar sesuai keinginanmu. Seperti Mina yang diusir dari keluarganya saat memilih untuk mempertahankan anaknya. Dia pasti sudah bercerita tentang kekasihnya. Mau tidak mau ia harus berjuang sendiri."
'Pacarku... dia mencintai wanita lain.' Ucapan Mina beberapa waktu lalu kembali terngiang ditelinga Joohyun.
"Apa kau tahu kalau Mina seusia dengan Yeri?"
"Benarkah?" Joohyun terkejut mendengar ucapan Junmyeon.
Betapa Mina harus menderita diusianya yang masih muda demi anaknya. Sedangkan dia dengan bodohnya berpikir untuk menggugurkan bayinya hanya karena ia tidak mencintai Junmyeon. Sungguh ia hampir saja menjadi wanita jahat karena berpikir seperti itu.
"Kita harus membantunya. Aku tidak mau mereka menderita."
"Sebenarnya aku yang memenuhi kebutuhan Sena beberapa bulan ini. Kau tidak marah, kan?"
Lama, Joohyun tidak menjawab. Namun beberapa saat kemudian ia mengangguk dan tersenyum.
"Aku tidak marah. Aku berpikir untuk memenuhi kebutuhannya juga. Kita belikan Sena mainan dan pakaian ya!" Ucap Joohyun sedikit merengek.
"Baiklah... besok kita belanja untuk Sena."
"Besok? Aku mau sekarang! Kita pergi sekarang!" Joohyun kembali merengek seperti anak kecil.
"Sekarang sudah malam... Kau juga baru saja sembuh!"
"Pokoknya sekarang! Besok pagi-pagi sekali aku ingin kesana! Kalau kau tidak mau, aku akan pergi sendiri." Ucap Joohyun yang bersiap akan keluar dari mobil.
Kalau sudah seperti ini Junmyeonlah yang harus mengalah. Ia menahan tangan Joohyun dan mengangguk tanda ia menyetujui kemauan istrinya tersebut. Sesaat Junmyeon lupa jika Joohyun sedang mengandung. Ia mulai berpikir mungkin saja ini bukan semata-mata keinginan Joohyun, tapi juga janin yang sedang dikandungnya. Ia pun segera melajukan mobilnya menuju pusat perbelanjaan terdekat.
***
"Aku tunggu disana, ya!" Ucap Junmyeon sambil menunjuk kursi didepan toko perlengkapan bayi disebuah pusat perbelanjaan.
Ia berpikir mungkin Joohyun akan canggung jika ia menemaninya belanja, karena itu ia memilih untuk menunggu diluar. Joohyun tidak banyak bicara dan langsung masuk. Matanya berbinar saat melihat aneka perlengkapan bayi yang tertata rapi dietalase toko. Rasanya ia ingin membeli semuanya. Tanpa sadar ia mengusap lembut perutnya.
Hampir satu jam Joohyun berputar-putar ditoko. Sekarang kedua tangannya penuh dengan tas berisi barang-barang belanjaannya. Ia pun segera keluar, sedikit merasa bersalah karena membiarkan Junmyeon menunggunya lama. Tapi, tentu saja Junmyeon tidak pernah memarahi Joohyun bagaimanapun juga. Hal itulah yang membuat Joohyun tersenyum lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because It's You
FanfictionAgar dapat diterima kembali oleh keluarganya, Bae Joohyun harus menikah dengan Kim Junmyeon yang sama sekali tidak ia cintai. Namun, setelah hidup bersama mungkinkah ketulusan Junmyeon dapat mencairkan hati Joohyun? Cover by: LatifahKurniasih5