Ini sudah tiga hari sejak Tuan Bae mengundang Sehun untuk makan malam. Dan semenjak itu pula Joohyun dan Sehun tidak bertemu. Joohyun dijaga ketat oleh pelayan dirumahnya. Jangankan menemui Sehun, keluar dari kamar saja ia diawasi. Bahkan ponselnya pun disita oleh ayahnya. Tuan Bae benar-benar ingin memutus hubungan Joohyun dan Sehun.
"Dua minggu lagi, kalian akan menikah. Appa sudah bicara dengan Tuan Kim, ayah Junmyeon. Pernikahan kalian akan diadakan secara sederhana dan hanya dihadiri oleh keluarga besar dari kedua keluarga."
"Bicara? Ini pernikahanku dan Appa membicarakannya secara pribadi dengan ayah Junmyeon? Yang akan menikah aku atau Appa?" Joohyun berkata tanpa melihat ayahnya.
"Jaga ucapanmu Bae Joohyun. Apa ini yang diajarkan oleh kekasihmu itu? Kau berani membentak Appa hanya karena membela pria itu?"
"Bukan Sehun yang membuatku seperti ini. Tapi sikap egois Appa yang merubahku. Appa hanya mementingkan bisnis daripada kebahagiaanku? Apa aku tidak boleh bahagia?" Joohyun meneteskan air mata saat mengatakan kalimat itu.
"Cintamu pada laki-laki itu hanya sesaat. Pada dasarnya kau tidak akan bertahan jika harus hidup dengan laki-laki yang bahkan kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri."
Tuan Bae berjalan keluar dari kamar putrinya meninggalkan Joohyun yang kini menangis tersedu.
Apa yang dikatakan ayahnya memang benar. Sehun selama ini hidup sederhana. Ia hidup mandiri jauh dari orang tuanya yang tinggal di Jeju. Bahkan ia sudah terbiasa bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhannya. Ia tidak bisa hanya mengandalkan biaya kuliah yang dikirim oleh orangtuanya yang memang pas-pasan. Itulah yang membuat Joohyun jatuh hati pada seorang Oh Sehun. Laki-laki mandiri yang berhasil mencuri hatinya. Sejak awal ia tahu hubungannya dengan Sehun akan ditentang oleh keluarganya. Tapi bukan Joohyun namanya kalau menyerah begitu saja. Joohyun selalu berusaha mendapatkan apa yang ia inginkan.
***
Junmyeon berjalan memasuki kamar bernuansa ungu dengan aroma lavender itu. Tampak seorang wanita muda duduk menatap keluar jendela kamarnya. Rambut hitamnya ia ikat dengan asal. Matanya terlihat sembab namun tidak mengurangi kecantikan wanita itu.
"Joo." Ucap Junmyeon pelan. Namun wanita dihadapannya tak bergeming.
"Bae Joohyun..." Ucapnya sekali lagi. Kini wanita itu menoleh, menatap Junmyeon tanpa ekspresi.
"Apa yang kau lakukan? Lihatlah matamu yang sembab. Wajahmu bahkan menjadi bengkak karena banyak menangis."
Joohyun mengalihkan pandangannya. Kembali menatap dunia luar dari jendela kamarnya.
"Apa kau begitu merindukan dunia luar? Kalau begitu kenapa tidak mencoba untuk berjalan-jalan sebentar? Kau butuh udara segar, Joo."
Joohyun menoleh. Entah apa yang dipikirkan pria dihadapannya ini. Joohyun bahkan tidak sekalipun membalas ucapannya tapi Junmyeon mengajaknya bicara tanpa ragu. Apa karena dia juga menyetujui perjodohan yang diatur orang tuanya.
"Ah... dasar pria licik." Batin Joohyun.
"Bersihkan dirimu. Setengah jam lagi aku tunggu diluar. Aku tidak bisa menerima penolakan. Lagi pula aku yakin kau tidak akan menolak karena ada seseorang yang sedang menunggumu."
"Apa maksudmu? Pergilah aku sedang tidak ingin berdebat." Joohyun berkata dingin.
"Kumohon pergilah denganku kali ini. Aku ingin meluruskan semuanya." Junmyeon memasang wajah sendu.
***
Dengan terpaksa Joohyun bersedia pergi dengan Junmyeon. Tentu saja tanpa larangan dari ayahnya. Sikap Tuan Bae kepada Junmyeon dan Sehun benar-benar berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because It's You
Fiksi PenggemarAgar dapat diterima kembali oleh keluarganya, Bae Joohyun harus menikah dengan Kim Junmyeon yang sama sekali tidak ia cintai. Namun, setelah hidup bersama mungkinkah ketulusan Junmyeon dapat mencairkan hati Joohyun? Cover by: LatifahKurniasih5