08

3.8K 701 26
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

.
.
.

"Shinichiro-kun?"

Sang pemilik nama sontak menoleh. Mendapati tiga orang teman satu gengnya yang tengah tersenyum kearahnya. Shinichiro membalas senyuman tipis sambil berdiri; meregangkan tubuhnya.

"Maaf meminta kalian kemari," pinta Shinichiro merasa sungkan.

"Hahaha, tidak perlu merasa begitu, Shinichiro-kun. Kami merasa senang bisa membantumu."

"Lagipula ini bukan pertama kalinya kami menjaga tokomu. Kau sedang ada perlu dengan Seishu, bukan?" sahut salah satunya.

Shinichiro mengangguk pelan sembari merapikan kemeja cokelat yang dibiarkan terbuka, menampilan kaos hitam oblong. Bibirnya mengisap seputung rokok yang entah sudah keberapa kalinya. Mungkin jika [Name] tahu hal ini, ia akan mengomeli Shinichiro seharian.

"Ah, benar juga. Kudengar kau mencari informasi tentang geng baru yang membuat masalah dengan Black Dragon, ya?"

"Ya, hahaha mereka cukup membuatku kesal. Kurasa tidak ada salahnya memberi sedikit pelajaran," jawab Shinichiro.

"Kabari kami kapanpun kau butuh, Shinichiro-kun. Kau tahu kami selalu siap sedia."

Shinichiro tersenyum tipis. Ia membereskan beberapa peralatan dan bergegas untuk pergi. "Terima kasih. Ja na, aku akan pergi sekarang."

Setelahnya Shinichiro meninggalkan toko motornya. Mempercayakannya pada tiga temannya yang cukup dekat. Dalam perjalanan, sebuah ide terlintas dibenaknya. Shinichiro berhenti di sebuah toko untuk membeli sesuatu yang akan diberikan pada [Name].


.
.
.

Suasana rumah keluarga Sano terlihat cukup ramai dan berantakan. Atmosfer antara Manjiro dan Izana tampak tak cukup baik. Keduanya tak menghiraukan keberadaan teman-teman Manjiro yang ada disana.

"Tidak bisakah kau tidak membuat onar sehari saja? Dasar cebol bodoh," ketus Izana yang langsung membuat perempatan imajiner muncul pada dahi Manjiro. "Huh? Apa kau bilang, anak pungut?"

"Anak pungut? Siapa? Aku?"

"Tentu saja. Tidak ada orang lain yang sedang kuajak berbicara selain dirimu."

"Jangan berlagak seolah kau mengenalku. Jika bukan karena Shinichiro-kun, aku tidak sudi tinggal satu atap denganmu!"

"Hahaha, kau pikir aku sudi? Dengar ya, Shinichiro itu kakakku!"

"Hah? Dia kakakku."

"Jangan bodoh. Aku adiknya satu-satunya."

"Cih, tapi beban, hahaha."

"Hee, kau itu iri ya? Haha, memang sih. Aku memaklumi, karena tidak ada kesibukan lain yang harus dilakukan oleh saudara pungut sepertimu," balas Manjiro.

Langsung saja Izana menarik kerah baju Manjiro seraya menatapnya marah. "Apa kau bilang, berengsek?"

Manjiro tersenyum miring menanggapi. "Kau marah? Kenapa? Aku tidak mengatakan hal yang salah, kok."

Emosi Izana tampaknya sudah berada di ambang batasnya. Cengkeraman pada kerah baju Manjiro semakin erat, dan beberapa orang yang ada disana memilih untuk diam menyaksikan. Sebelumnya Draken dan Mitsuya sempat memisahkan mereka, namun yang ada justru terkena semprot dari Izana dan Manjiro karena mencampuri urusan keluarganya.

Kepalan tangan Izana sudah berada di udara, bersiap untuk memukul Manjiro. Namun yang terjadi selanjutnya benar-benar menguntungkan. [Name] datang dan langsung menjewer telinga Manjiro dan Izana.

✓ ❝ Sano Shinichiro x Reader - Boyfriend SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang