✿14. Keju dan Jebakan Tikus✿

291 27 10
                                    

Heyyo, semoga suka sama ceritanya. Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan coment kalian. Karena satu vote dari kalian sangat berharga.

Bacanya pelan-pelan aja, gak usah buru-buru. Resapi dan nikmati ceritanya, lalu bayangkan dalam imajinasi kalian.

Kalau ada typo, tolong tandain ya..

H a p p y R e a d i n g



✿14. ✿

Suasana sunyi di sore hari, di bawah indahnya semburat langit jingga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana sunyi di sore hari, di bawah indahnya semburat langit jingga. Sangat tenang berdiam diri sembari memandang sang surya yang akan terlelap oleh gelapnya malam.

Moca duduk termenung, tak ada senyuman manis seperti biasanya. Yang ada hanya wajah datar tanpa ekspresi.

Sudah sedari tadi dia duduk sendiri di taman belakang rumahnya. Dia sedikit merasa kecewa dengan Ayahnya.

Motor kesayangannya yang dia beli dari jerih payahnya sendiri. Moca bahkan sampai rela bekerja untuk bisa membeli motor itu.

Tapi Sabhara dengan teganya menjual motor itu. Lebih tepatnya bukan di jual, melainkan sengaja diberikan kepada seseorang secara cuma-cuma.

Lama termenung, hingga Moca tak sadar seseorang duduk di sebelahnya, "Hayo! Ngelamunin apa?"

Moca terkejut saat mendengar suara seseorang, yang tepat di sampingnya. Dia menoleh dan netra hitamnya melihat laki-laki seumuran Ayahnya tengah tersenyum manis ke arahnya.

"Eh! Om Aldo, ngagetin aja."

Aldo tersenyum, sembari mengelus puncak kepala Moca. Dia sudah menganggap gadis ini seperti anaknya sendiri. Ia begitu menyayanginya.

"Kamu tenang aja. Apa pun yang sudah di takdir kan untukmu. Tidak akan bisa dimiliki oleh orang lain," ucap Aldo.

Moca mengangguk, dengan tatapannya terus tertuju pada langit di atas sana.

"Kamu tahu? Kamu itu mirip seseorang," sambung Aldo.

Moca mengernyitkan dahinya, lalu menoleh ke arah Aldo. Merasa tertarik dengan topik ini.

"Emangnya Moca mirip siapa, Om?" Moca bertanya pemasaran.

"Mirip ...."

✿ ✿ ✿

Rafka tengah berbaring di sofa apartemennya. Tangannya sibuk memainkan ponsel mahalnya. Menghiraukan keberadaan ketiga sahabatnya yang sedang sibuk berbincang.

Ting

Sebuah notifikasi membuat Rafka berhenti menggulir layar. Segara dia melihat pesan tersebut.

MӦCAYLA || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang