✿19. Just Friend✿

290 27 21
                                    

H a p p y  R e a d i n g



Kalau ada typo. Tolong ingatin...

✿19. Just Friend✿

Kadang alam dan seisinya memanglah perumpamaan yang baik untuk kehidupan.

“Lihat temanku! Dia sangat goblok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Lihat temanku! Dia sangat goblok. Punya kekasih, tapi diselingkuhi.” Panji mulai bernyanyi menggunakan nada dari lagu 'Lihat Kebunku' dengan iringan gitar dari Banyu.

“Setiap hari kerjaannya galau. Sekarang nangis. Lihat mantan bareng cowok lain!” lanjut Panji.

“Becak! Becak! Tolong bawa teman saya! Dia mau tamasya, berkeliling-keliling kota. Bersama si mantan. Tapi mantan udah punya yang lain. Dia balik ke kamar, langsung gantungkan diri! Teman! Teman! Kau matilah goblok!” sambung Banyu ikut bernyanyi dengan nada lagu 'Naik Becak' bersamaan dengan terdengarnya bunyi gebrakan cangkir kopi di meja kafe. Yang diketahui pelakunya ialah Rafka.

Rafka melirik sinis kedua sahabatnya itu, “Nyindir gue lo berdua?” tanyanya dingin.

Panji dan Banyu dengan kompak tertawa keras. Setelah mendengar pertanyaan dari Rafka barusan.

“Yee! Pede amat, lo Udin! Orang kita tadi nyanyi bukan buat lo! Ya, kan Ji?” jawab Banyu. Meminta persetujuan pada Panji.

Panji mengangguk, sembari tertawa, “Yoi. Gimana-gimana? Bagus kagak? Lagu kita, itu” balasnya bangga.

Laksman terkekeh geli. Dia tahu lagu tadi dikhususkan untuk menyindir Rafka.

“Bagus, nak! Nanti dapat sepeda dari Pak Jaya!” kelakar Laksman. Dengan mengacungkan jempolnya.

“Siap! Siap! Ditunggu sepada nya,” ucap Panji. Sambil tertawa.

Bugh!

“Anjir!” umpat Panji.

Laki-laki yang memakai kemeja hitam itu terkejut. Lantaran Banyu yang tiba-tiba memukul punggungnya.

“Lo mendingan belajar ngomong yang benar aja, deh Ji! Sepeda woi! Bukan sepada. Lo kira apaan, njir!” koreksi Banyu.

“Suka-suka gue, elah! Mulut, mulut gue juga, wleek!” balas Panji sewot. Lalu menjulurkan lidahnya mengejek Banyu.

“Muka lo, Ji! Mirip kayak guguknya tetangga gue,” canda Laksman. Membuat Banyu tertawa sampai tersedak.

“Syukur! Syukurin, kualat kan lo ngetawain gue!”

“Bwahahaha!”

“Berisik! Diam bisa kagak?!!” sergah Rafka. Kepalanya sangat pusing, karena kebanyakan meneguk kopi hitam tanpa gula.

MӦCAYLA || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang