01

13 6 2
                                    

Bila terdapat kesamaan nama, tempat, alur, dan karakter cerita adalah murni tanpa unsur kesengajaan.

Cerita ini berdasarkan sudut pandang orang ketiga.

Enjoy~

***

Seorang perempuan dengan rambut coklat tua sebahu tengah terlihat tengah serius membaca sebuah laporan sambil sesekali mencatat poin penting dari laporan yang dibacanya. Hari itu Zahira bertugas sebagai pengurus laporan keterlambatan siswa-siswi SMA Adiwangsa. Sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinga, gadis itu membulatkan sejumlah nama yang telah terlambat lebih dari tiga kali dalam satu semester.

Salah satu aturan yang ditetapkan oleh SMA Adiwangsa adalah setiap siswa memiliki batasan tiga kali keterlambatan saat hadir di sekolah selama satu semester pembelajaran begitu pula dengan yang absen tanpa kejelasan. Apabila mereka kedapatan terlambat dari batas yang seharusnya, mereka akan diberikan hukuman membersihkan ruangan-ruangan di sekolah bahkan wajib merapikan kelas seusai pulang sekolah selama satu minggu sebelum semester berakhir. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswa di SMA tersebut.

Setiap hari Senin sampai dengan Kamis yang bertugas untuk mengurus masalah keterlambatan adalah guru, sementara pada hari Jumat akan ada siswa yang ditunjuk untuk membantu memeriksanya. Biasanya ketua atau wakil ketua dari setiap kelas yang dipilih untuk melakukannya. Zahira adalah wakil ketua kelas XI IPA-1 dan minggu ini giliran dirinya bertugas. Kebetulan hari Jumat ini adalah hari terakhir kegiatan belajar mengajar aktif di sekolahnya dan seminggu setelahnya hanya diisi dengan kegiatan perbaikan ujian siswa. Oleh karena ia sekaligus membuat rekapitulasi jumlah keterlambatan seluruh siswa.

***

Waktu sudah menunjukan pukul tujuh pagi yang artinya siswa atau siswi yang hadir melewati jam tersebut akan dinyatakan terlambat. Hari ini adalah hari terakhir UAS atau Ujian Akhir Semester Genap. Walaupun waktu ujian baru dimulai pada pukul 07.20, para siswa tetap wajib untuk datang lebih awal. Hari ini Zahira diperbolehkan untuk tidak menjalankan tugasnya sampai selesai, karena tentunya dia harus mengikuti ujian. Zahira berencana hanya akan menunggu sampai pukul 07.10 lalu menyerahkan data yang ada kepada guru yang bertugas.

Lima menit kemudian terdengar derap langkah kaki yang tergesa-gesa. Zahira menoleh dan matanya menemukan seorang siswa dengan rambut hitam legam dengan baju seragam yang sedikit acak-acakan berlari menuju tangga yang berada di samping meja tempat Zahira bertugas.

"Eh tunggu!" Zahira mencoba mencegat dan segera menghampirinya sebelum lelaki itu naik. Anak itu jelas datang terlambat dan Zahira tidak bisa membiarkannya begitu saja. Zahira baru menyadari bahwa lelaki itu memiliki postur tubuh yang tegap dan cukup tinggi untuk anak seusia mereka dan dirinya hanya mencapai bahunya.

"Apa sih? Gue mau ke kelas. Minggir." sahutnya kasar.

"Kamu telat lima menit. Aku harus catet nama kamu." kemudian Zahira melirik sekilas jahitan name tag yang berada di sebelah kiri atas seragam pria itu.

'Arkanzia G. D.'

Zahira mengerutkan dahinya mencoba mengingat nama yang tidak asing itu.

"Duh nggak usah sok-sokan deh. Gue telat atau enggak itu bukan urusan lo." ucap Arkan dengan mata yang memicing tajam.

"Ya jadi urusanku karena ini tugasku. Kamu itu udah tiga kali terlambat dan hari ini yang keempat." Zahira berhasil mengingat bahwa Arkan adalah salah satu siswa yang namanya ia bulatkan dan masukkan ke dalam daftar hukuman keterlambatan. Arkan juga berada di satu angkatan yang sama dengannya.

"Yaelah lewat lima menit doang jadi ribet banget lo. Ujian juga belom mulai." Arkan berdecak kesal.

"Sayangnya aturan sekolah itu jam 07.00 bukan 07.05. Jadi nama kamu tetep aku catet terlambat." ujar Zahira datar tak terpengaruh dengan sikap Arkan yang sinis.

Arkan menyipitkan matanya tak suka dengan tingkah perempuan di depannya ini. Biasanya siswa yang bertugas mencatat data keterlambatan akan membiarkannya lewat karena tidak mau berurusan dengannya.

"Kayaknya lo pengen banget ya nama gue dicatet. Nggak sekalian nyatet nomer hp gue?" tanya Arkan dengan nada sarkatis sambil mendekati wajahnya kepada Zahira. Aroma musky bercampur kayu-kayuan langsung menyapa indra penciuman Zahira.

Zahira mengerjap lalu menghela napasnya mencoba menghiraukan sarkasme yang dilontarkan Arkan kepadanya dan berbalik ke meja yang ia tempati sebelumnya. Kemudian Zahira mengambil kertas laporan yang ia kerjakan dan membacanya dengan suara yang cukup lantang untuk didengar Arkan.

"Arkanzia Gavani Darmawan. Kelas XI IPS-3. Pernah terlambat tiga kali dan sekarang jadi empat." jeda sesaat kemudian Zahira kembali melanjutkan, "Kamu sendiri tau hukuman untuk murid yang terlambat lebih dari tiga kali. Jadi kalau kamu nggak terima, protes aja ke bagian kesiswaan." setelah mengatakan hal tersebut, Zahira membereskan barang-barangnya.

Zahira melirik jam di tangan kanannya. Sudah pukul 07.10. Dia harus segera memberikan laporan kepada Pak Hadi, guru yang bertanggung jawab dalam hal kehadiran siswa lalu kembali ke kelas.

"Woy jangan macem-" ucapan Arkan terputus saat Zahira tiba-tiba menoleh kepadanya.

"Aku cuma mau tau nama kamu biar bisa dicatet di laporan. Gak perlu marah-marah" Zahira mengangkat bahunya. "Bentar lagi ujian mau dimulai. Kalau kamu tetep mau berdiri disitu bisa makin telat, lho."

Arkan melebarkan matanya mendengar perkataan perempuan tersebut. Arkan tahu kalimat terakhir yang perempuan itu lontarkan dimaksudkan untuk mengejeknya.

"Good luck, Arkan." timpal Zahira sambil tersenyum simpul kemudian segera berlalu.

Arkan sempat tertegun sesaat hingga akhirnya mengeluarkan umpatannya.

Sial. Apa-apaan tingkahnya itu?

-to be continued-

Halo semuanya! Jujur ini karya pertama yang aku tulis dan aku upload di media sosial. Mohon maaf kalau masih ada kesalahan kata dan ejaan. Kritik dan saran sangat diterima :D

Perfect CompanionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang