09

271 56 2
                                    

Hyunsuk berdiri diam di teras kos sembari melihat petugas kepolisian yang berlalu-lalang serta orang-orang dari rumah sakit yang baru saja keluar membawa jasad Jaehyuk ke ambulans.

"Kok bisa gini sih ..." gumamnya.

Sementara itu Junkyu masih terlalu shock. Ia hanya melamun sejak tadi dan Yoshi berusaha menenangkannya meskipun ia sendiri masih belum bisa sepenuhnya mencerna apa yang terjadi. Otaknya masih terasa kosong.

"Jun, gue mau ngobrol sama Bang Hyunsuk bentar, ya. Kalo ada apa-apa panggil aja," ujar Yoshi. "Nih minumnya pegang, abisin aja."

Junkyu mengangguk-angguk lesu, kemudian menerima botol plastik dari Yoshi itu.

Yoshi berlari mendekati Hyunsuk.

"Bang, apa kata polisi?" tanya Yoshi yang berhasil mengalihkan fokus Hyunsuk.

Pemuda itu mengangkat bahu, "Masih diselidiki, Yosh. Mereka masih mau ngecek ke semua ruang di kos siapa tau ada sesuatu."

Yoshi manggut-manggut.

Ia menutup wajahnya dan menghela napas berat.

Sepertinya baru tadi malam ia berdebat dengan Jaehyuk perkara piring kotor dan baru pagi ini ia berbincang dengan Jaehyuk. Tiba-tiba siang ini pemuda tampan itu ditemukan tak bernyawa di kamar Asahi.

Yoshi menegakkan kepalanya dengan cepat.

Tiba-tiba ia terpikirkan sesuatu.

"Bang," panggil Yoshi lagi.

Hyunsuk yang sedang sibuk dengan hp nya langsung menoleh.

"Kenapa Jaehyuk bisa meninggal di kamar Asahi?? Asahi ke mana? Bukannya mereka berdua ya tadi yang bilang ada kelas siang? Makanya mereka stay di kosan dulu??" tanya Yoshi.

Hyunsuk berpikir sejenak.

"Siapa tau Jaehyuk mau ngajakin Asahi berangkat? Tapi ternyata Asahi nya ga ada di kamar," Hyunsuk berusaha menebak-nebak.

"Tapi Bang, kan di kosan cuma tinggal mereka berdua? Masa iya ada rampok??"

Hyunsuk menatap Yoshi dengan tatapan bingung.

Yoshi mengangkat alisnya.

Hyunsuk tiba-tiba terbelalak.

"Apa jangan-jangan ..."

Yoshi masih menatap Hyunsuk serius.

"Nggak mungkin," Hyunsuk berusaha menepis semua pikiran buruk dan aneh dari kepalanya. "Udah, ini bukan waktu yang tepat buat tuduh-tuduhan, kita percayain aja semua sama polisi. Gue ga mau memperkeruh keadaan."

"Tapi Bang, apa ada lagi kemungkinan yang lebih masuk akal?" tandas Yoshi.

Hyunsuk mengusap wajahnya.

"Tapi atas dasar apa? Bukannya—"

"Saudara Hyunsuk?" seseorang memotong ucapannya.

Merasa terpanggil, Hyunsuk menoleh.

"Oh, iya Pak? Bagaimana?" tanyanya dengan cepat.

"Kami menemukan satu jasad lagi di lantai tiga, tempat jemuran berada," ujar polisi itu. "Kami tidak menemukan adanya barang bukti kejahatan, tetapi kami menemukan beberapa barang milik korban berupa dompet lengkap dengan kartu identitas, tas ransel hitam berisi laptop, buku gambar, dan alat tulis, serta satu handphone berwarna hitam."

Hyunsuk mendengarkan dengan hati-hati.

"Di kartu identitas yang berhasil kami temukan ini, tertulis nama Hamada Asahi."/




hey long time no see!! anyone still waiting for this story to be updated :'D

sorry for the slow slow update guys :(

The NeighbourhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang