Part 2: Stupid Uncle

1.9K 20 0
                                    

......

Gwen duduk di area halaman istana kediaman keluarga Jarfis.

Istana Kediaman Keluarga Jarfis

"Daddy, I am so tired of being in this palace. I really want to go home, dad.." Ucap Gwen yang sedang duduk di halaman istana. Ia sedang berbicara dan mengadu pada ayahnya melalui telepon genggam.

Count Ben Berenice: "Sweety, daddy dan mommy sangat sibuk saat ini. bukankah jika kau berada di mansion hanya akan mendapatkan situasi yang sama?"

Gwen: "Tapi daddy.." Gwen terlihat bosan berada di lokasi istana kediaman keluarga Jarfis.

Count Ben Berenice: "Sweety, akhir bulan ini daddy akan datang ke istana."

Gwen: "Apakah daddy akan menjemputku?"

Count Ben Berenice: "Ah, daddy harus kembali  bekerja lagi. Jaga dirimu baik-baik, daddy akan mengirimkan uang tambahan untukmu.I love you, sweety."

Gwen: "Baiklah dadd, I love you too.."

Huh! "Membosankan!" Keluh Gwen lalu menggoyang-goyangkan kedua kakinya yang sedang menggelantung di dalam kolam hiasan halaman.

Dor! Crow menyentuh kedua bahu Gwen dan sengaja mengejutkan Gwen yang sedang duduk merenung seorang diri.

Argh! "Uncle!" Pekik Gwen, dan hampir terjatuh ke dalam kolam hiasan halaman disana.

"Gadis kecil, jangan biasakan melamun seperti ini," Crow dengan sengaja mencubit kedua pipi milik Gwen.

"Uncle Crow!" Gwen memukul Crow dengan hati yang sangat kesal.

Crow menahan kedua tangan milik Gwen, dan membuat Gwen terjatuh di area rerumputan menggunakan kakinya.

"Uncle, kau sangat mesum!" Pekik Gwen, menatap Crow kesal.

"Kau sangat manis, terlebih lagi ketika kau sedang marah seperti ini. Apa kau sengaja membuatku tergoda?" ucap Crow dengan tersenyum mesum.

"Uncle! Aku akan melaporkan perbuatan Uncle pada grandpa!" Pekik Gwen kesal.

"Oh, silakan saja gadis kecil." Ucap Crow dengan terkekeh. Crow sangat suka menjahili gadis kecilnya.

"Uncle!" Pekik Gwen lagi.

Crow menatap ke area bibir Gwen dan mendekati bibir milik Gwen.

"Crowley, apakah kau tidak memiliki kegiatan lain lagi?" ucap Jacob sembari menarik bagian leher baju yang Crow sedang kenakan.

"Uncle Jo," ucap Gwen, lalu merangkul tangan Jacob.

"Gadis manis, katakan padaku jika dia berani mengganggumu." Ucap Jacob sembari mengusap rambut Gwen.

"Jacob," ucap Crow yang terlihat tidak senang, karena Jacob menyentuh Gwen di depannya.

"Nona muda, paket bahan lukisan Nona sudah tiba!" Seru salah seorang pelayan istana.

"Ah, baiklah. Uncle Jo aku akan melihat paket milikku." Ucap Gwen ramah lalu melangkah pergi.

Tersisa Jacob dan Crow yang di sana.

Keduanya saling menatap satu sama lain. "Jacob, apa kau lupa dengan ucapan daddy?" ucap Crow dengan menatap tajam ke arah Jacob.

"Aku tidak lupa. Hanya saja, jika kau terus melakukan hal-hal rendahan seperti itu, Gwen tidak akan menyukaimu."

"Jacob! Apa kau ingin menjadi bajingan, huh!" Bentak Crow.

"Are you jealous?" Jacob terlihat tetap tenang, sekalipun Crow mencengkeram bagian lehernya.

Pesona Paman Mesum (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang