F O U R

261 54 10
                                    

Tidak masalah bahkan jika hatiku terluka 9 kali
Asal aku bisa melihatmu tersenyum lagi
Karena bersama denganmu adalah kebahagiaanku

Setelah hari itu, gadis itu terus menerus menghindarinya. Jieun berkali-kali mengabaikan panggilan telepon dari Jungkook, tak membalas pesan lelaki itu. Bahkan setiap kali berpapasan di koridor sekolah, Jieun selalu melarikan diri.

Hari ini mungkin kesialan sedang berada di pihaknya. Ia bahkan tidak bisa mengelak saat lelaki itu menarik lengannya paksa. Membawanya ke arah rooftop, tempat biasanya keduanya menghabiskan waktu saat merasa tertekan.

Jungkook menghempaskan tubuh Jieun, membuat gadis itu terduduk di bangku yang berada disana. Ia menatap gadis yang justru kini terpejam. Rambut yang kali ini gadis itu geraikan bergerak seirama dengan hembusan angin yang menerpanya.

"Kenapa kau menghindariku?" Lelaki itu akhirnya buka suara setelah beberapa saat keduanya dilanda kediaman. Ia dudukkan tubuhnya disisi Jieun yang masih tak mengindahkan perkataannya.

"Lee Jieun. Aku bertanya padamu. Sekali lagi kau mengabaikan ku, lihat saja apa yang bisa ku lakukan padamu."

Gadis itu berangsur membuka matanya, menolehkan wajahnya kesamping lalu tersenyum kecil, "Aku hanya merasa berjarak adalah hal yang paling benar."

Gadis itu mendongak, menatap langit biru yang membuatnya merasa tentram, "Aku berkali-kali berpikir, sudah benarkah cara kita bersahabat?" Gadis itu menjeda ucapannya sebentar.

"Tapi dipikirkan bagaimanapun persahabatan kita memang jauh dari kata benar. Kita selalu bersama padahal kau sudah memiliki kekasih. Jika aku jadi dia, aku pasti marah melihat kekasihku terus bersama wanita lain." Tuturnya. Ia tolehkan pandangan saat ia hanya mendengar hembusan angin yang menerpa dedaunan.

Jungkook masih dalam diamnya, namun kini lelaki itu tersenyum kecil, "Aku harus memutuskan Umji?" Tanyanya.

Jieun terkekeh, "Tidak sampai tahap seperti itu. Dia akan memakiku jika kau melakukannya."

"Lalu harus dengan cara apalagi agar kau tetap mau berteman denganku?" Desak Jungkook.

Jieun merasakan nyeri. Teman. Kenyataan berkali-kali menamparnya, namun ia juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Beberapa hari ini ia terus merindukan lelaki itu dan setiap kebersamaan yang tercipta.

Semua orang boleh menganggapnya bodoh. Ia pun menyadarinya. Namun, lagi, bahkan jika ia harus menelan pil pahit berkali-kali ia masih tetap ingin berada disisi lelaki itu. Menjadi sesuatu yang berharga meskipun bukan sebagai kekasih.

"Tidak perlu melakukan apapun. Kita masih bisa berteman."

Tanpa ia duga lelaki itu bergegas memeluknya dengan senyum cerah terpatri diwajahnya yang tampan. Membuat sudut bibir Jieun turut tertarik. Ternyata benar kata banyak orang, bahwa kebahagiaan orang yang kita cinta diatas segalanya, hanya melihatnya tersenyum saja kita juga ikut bahagia.

Tanpa keduanya sadari, seseorang memotret momen keduanya dengan senyuman licik di wajahnya.
'Aku sangat membencimu, Lee Jieun.'

***

Jieun menatap seluruh teman kelasnya yang menatapnya dengan pandangan jijik. Ia tidak tau kesalahan apa yang telah ia lakukan hingga mendapatkan tatapan itu. Bahkan sepanjang jalan ia merasa beberapa orang memaki dirinya.

SongFict ≈ WAITING ( Jungkook - Jieun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang