Bisakah aku menyentuhmu jika aku mengatakan kalau aku mencintaimu ribuan kali?
Bisakah kau tau hatiku jika aku menangis dan mengemis dengan percuma?
Haruskah aku mencoba membenci nama itu ribuan kali?
*****
Jieun mengatur napasnya, ia merasa sebal dengan dirinya sendiri karena kerap kali terlambat padahal ia sudah melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi bahkan hingga menerobos lampu lalu lintas.
Namun sial baginya pagi ini karena Dosen Jung yang terkenal killer itu yang tengah mengisi kelasnya. Ia berulang kali menggerutu dalam larinya. Ini sudah putaran kelimanya, tinggal hanya jarang 20 meter dan ia bisa bernapas lega.
Ia lajukan larinya kian cepat dan kala ia mencapai tempat awal ia lari ia tersenyum kecil. Menjatuhkan tubuhnya sambil berselonjor santai. Napasnya memburu, keringat bercucuran di dahinya.
Gadis itu merogoh tasnya mencari sesuatu hingga pergerakannya terhenti kala ia merasa seseorang tengah mengusap wajahnya. Ia menoleh, mendapati wajah tampan temannya -Jungkook- yang tersenyum sangat manis padanya.
"Aku heran, kenapa kau hobi terlambat." Lelaki itu mendudukkan dirinya disisi Jieun. Menyodorkan sebotol isotonik kearah gadis itu, "Ini minum."
Jieun menerimanya dengan senyum yang mengembang, "Terimakasih."
"Ngomong-ngomong kenapa kau hobi sekali berada diluar kelas?" Jieun menatap lelaki disampingnya dengan heran.
Sebenarnya ia sering merasa aneh ketika lelaki itu sering sekali berada diluar kelas entah untuk apa. Namun baru kali ini dia ingat untuk mempertanyakan hal ini pada lelaki itu.
Jungkook tersenyum kecil lantas menyahut, "Aku bebas berkeliaran disini."
Mendenguskan napasnya kesal, wajah gadis itu bahkan saat ini seperti ingin menerkam siapa saja. Jawaban macam apa itu? Memangnya ia penjaga universitas hingga berbicara seperti itu.
"Kau merangkap menjadi satpam?" Tanya Jieun hingga membuat Jungkook tersedak minumannya.
Temannya ini sering kali bertanya konyol padanya hingga membuatnya geleng-geleng kepala. Pernah suatu ketika gadis ajaib ini bahkan bertanya bagaimana jika gadis itu menyukainya?
Sungguh ia kesal saat itu ia bahkan menjawab bahwa ia pasti akan menolak gadis aneh bin ajaib itu. Ia tak tahu menahu ekspresi apa yang ditunjukkan gadis itu saat ia mengatakan itu. Namun garis wajahnya menunjukkan adanya rasa kecewa disana.
Apa benar gadis ini menyukainya?
"Hei, Jjakji." Panggil Jungkook. Jieun hanya menoleh.
"Kau benar-benar menyukaiku?" Tanyanya langsung.
"Apa?" Jieun memekik keras. Jangan lupakan wajahnya bak orang bodoh.
Jungkook mendengus, "Sudah ku duga saat itu kau hanya berbicara asal. Dasar."
Jieun meneguk ludahnya serat, ia pejamkan matanya sebentar lalu membukanya, menatap kearah mata Jungkook yang kini juga tengah mengarah padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/207116142-288-k883868.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SongFict ≈ WAITING ( Jungkook - Jieun )
Hayran KurguBahkan Jika hatiku terluka 9 kali, tidak apa-apa jika aku bisa tersenyum walau sekali.