5

625 181 2
                                    

Baru saja Calisya akan berjalan, si kembar sudah menangis. Karena si kembar terus menangis, Calisya akan meninggalkan mereka.

"Jangan ikut ya nak, mama mau pergi dulu" ucap Calisya.

"Ikut" ucap Mahendra dan Genendra sambil menarik baju Calisya.

"Kalau mau ikut jangan nangis" ucap Calisya.

Darma hanya tersenyum saat melihat kelakuan kedua anak kembar itu.
"Mereka gak mau kamu pergi Sya, sudahlah jangan terlalu di bawa emosi" ucap Darma

"Itu juga karena kau dan Anton tidak jujur" ucap Calisya.

"Tidak jujur apa sih? Aku udah jujur Sya, Dinarti itu saudara jauh kami" ucap Darma.

Calisya hanya diam, dia menggandeng   tangan anak kembarnya dan membawanya ke bawah menuju ke mobil.

Darma tidak mengikuti Calisya karena dia tahu Calisya akan marah.

"Mau mana?" Tanya Mahendra polos.

"Jalan-jalan ya" ucap Calisya sambil memasang seat belt untuk Mahendra dan Genendra.

Calisya masuk ke dalam mobil dan seperti biasa jika sudah kesal dia akan membawa mobil sendiri. Kali ini dia tidak gugup lagi. Dengan santainya dia melajukan mobilnya.

Tidak ada yang tahu dia mengendarai mobil dengan mengajak Mahendra dan Genendra.

***
Calisya membawa kedua anaknya ke mall. Dulu waktu sebelum ada si kembar jika dia kesal seperti ini, dia akan berjalan sendiri tapi sekarang dia tidak akan meninggalkan si kembar. Dia mengajak mereka jalan-jalan bersamanya.

Calisya mendudukkan Mahendra dan Genendra pada stroller mereka. Akan lebih aman seperti itu daripada menggandeng mereka berdua.

Calisya memberikan botol susu pada kedua anaknya dan mereka menyusu sambil Calisya mendorong stroler mereka.

Calisya berbelanja untuk menghilangkan rasa kesal pada hatinya dan dia mematikan handphonenya. Kebiasaan Calisya jika sudah marah atau kesal.

"Ma" panggil Mahendra

"Kenapa nak?" Tanya Calisya.

Mahendra menunjuk ke arah mainan dan Calisya mendorong stroller mereka ke toko mainan.

Calisya membeli mainan untuk mereka dan juga untuk Tatiana. Dia tidak menyadari bahwa Anton dan yang lainnya berusaha menghubunginya apalagi saat tahu bahwa Calisya mengendarai mobil dengan membawa kedua anak kembarnya dan dalam kondisi hamil.

Beberapa jam di mall, si kembar mulai rewel karena mengantuk dan Calisya harus segera pulang agar anak-anaknya bisa istirahat dengan nyaman.

Calisya kembali melajukan mobilnya dan pulang ke rumah. Dia keluar dari mobil dan membawa anak kembarnya keluar dari mobil.

"Mbak Lisya" ucap Iyah asisten rumah tangganya.

"Bawa ke kamarku ya bik barang belanjaan ini" ucap Calisya.

Dia pun segera menggandeng tangan anak kembarnya untuk masuk ke dalam rumah dan di dalam, Anton dengan yang lainnya sudah menunggu Calisya dengan wajah khawatir sekaligus marah.

"Bawa si kembar ke kamarnya" ucap Anton pada pengasuh yang ada di rumah.

"Iya pak" jawabnya.

Calisya hanya diam, dia tahu Anton dan yang lainnya pasti marah padanya.

"Kemana aja kamu? Handphone kenapa gak aktif? Semua khawatir dek apalagi kamu bawa si kembar dan lagi hamil" ucap Anton.

"Aku gak apa-apa, si kembar juga baik-baik aja kan. Gak usah khawatir" ucap Calisya menjawab Anton

"Kenapa kau bisa menjawab seenteng itu sih. Kau tak tahu perasaan mas dan yang lain khawatir menunggu kamu. Mikir gak sampai kesitu?" Ucap Anton dengan tegas dan Calisya hanya diam.

"Kalau mau nekat jangan bawa si kembar apalagi diri sendiri, kamu tuh lagi hamil" ucap Anton lagi.

Tatapan mata Calisya tajam pada Anton saat mendengar Anton berkata seperti itu.

"Jadi kau anggap aku ingin mencelakai anak-anakku begitu? Kau pikir aku gila hah!. Aku tidak sebejat itu, apa selama ini kau menganggap aku seperti itu? Kau juga mungkin menganggap aku istri tak becus ya makanya ada kisah Dinarti itu. Bagus sekali kau" bentak Calisya di hadapan semua orang di sana.

Anton terkejut dengan perkataan Calisya, dia tidak bermaksud seperti itu pada Calisya. Dia hanya terlalu khawatir dan sekarang Calisya menjadi marah besar dan salah paham.

"Dek bukan itu maksud mas" ucap Anton cepat.

"Keseringan bergaul dengan adik yang bejat kelakuanmu ikut bejat" ucap Calisya pada Anton.

Calisya segera berlalu meninggalkan Anton dan menuju ke kamar anak kembarnya kemudian segera mengunci pintunya agar Anton tidak masuk.

Anton menyusul Calisya tapi dia terlambat. Calisya sudah mengunci pintunya.
"Dek, maafkan mas. Mas gak bermaksud begitu. Mas bisa jelaskan soal Dinarti" ucap Anton.

Calisya tidak menjawab Anton, dia hanya diam bersama anak kembarnya.

Di pandanginya Mahendra dan Genendra yang sudah tertidur lelap. Di elusnya secara bergantian kepala anaknya dengan lembut. Calisya menangis dalam diam. Perkataan Anton benar-benar menyakitinya.

Calisya mengelus perutnya dan semakin menangis. Dia benar-benar kesal pada Anton. Calisya membaringkan tubuhnya di samping anak-anaknya dan saat menjelang subuh dia baru bisa tertidur. Semalan dia menangis dan dan hanya bisa merenung.

***
Keesokkan paginya Calisya membuka matanya saat merasakan ada yang memanjat tubuhnya. Mahendra sedang memanjat tubuhnya sambil menangis.

"Kenapa nak?" Tanya Calisya sambil melihat ke arah jam di dinding. Sudah pukul sembilan dan pastinya anak kembarnya sudah haus.

"Cucu" ucap Mahendra sambil melihat ke arah meja di mana kaleng susu dan botol susunya berada.

"Bentar ya nak, mama buatkan"ucap Calisya sambil bangun.

Genendra sendiri sedang mengigit mainannya dan asyik dengan mainannya.

"Jangan di makan Genendra" ucap Calisya sambil membuatkan dua botol susu untuk anak kembarnya.

"Dek" panggil Anton saat mendengar suara Calisya di dalam dan tangisan Mahendra.

"Papa" ucap Genendra saat mendengar suara Anton.

"Sstt" ucap Calisya sambil memberikan botol susu pada Mahendra dan Genendra.

Kedua anaknya minum susu sambil terus melihat ke arah pintu karena mendengar  suara ayah mereka.

Anton tidak habis akal, dia mengambil kunci cadangan dan membuka pintu. Sebenarnya bisa saja dari semalam Anton membuka pintu kamar tapi dia merasa Calisya butuh sendiri dan menenangkan diri. Pagi ini dia tidak akan menunggu. Anton tidak akan bisa hidup tanpa Calisya dan anak kembar mereka.

"Papa" ucap si kembar hampir bersamaan saat melihat Anton masuk ke dalam kamar.

"Anak papa lagi nyusu ya" ucap Anton sambil mengecup kening si kembar. Kemudian dia juga mengecup puncak kepala Calisya.

Calisya diam dan malah berjalan meninggalkan kamar. Meninggal Anton dan si kembar di dalam kamar.

Calisya menuju ke kamarnya dan membersihkan tubuhnya. Anton hanya diam, dia tersenyum pada anak kembarnya.

Setengah jam kemudian Calisya masuk kembali ke kamar anaknya di mana Anton masih berada di sana. Dia memandikan anak kembarnya tanpa mau berbicara sedikit pun pada Anton.

"Pa" panggil Mahendra dan Anton memakaikan pakaian Mahendra begitu juga dengan Genendra.

"Ayo nak sarapan" ucap Calisya sambil menggandeng tangan si kembar.

"Dek" panggil Anton tapi Calisya tidak peduli.

Calisya benar-benar marah dan tersinggung atas ucapan Anton semalam. Anton butuh kerja keras untuk membujuk Calisya kembali.

---&---

Cinta Tanpa Batas 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang