19

566 167 6
                                    

Anton mengetuk pintu kamar Darma dan saat Darma membuka pintu, Anton mengajak Darma berbicara empat mata. Mereka memilih duduk di balkon agar lebih santai.

"Aku sudah dengar apa yang terjadi dari Calisya dan sekarang Tatiana ketakutan. Dia menempel terus pasa Calisya seolah Calisya akan meninggalkannya. Bahkan dia harus di bujuk untuk mandi dan makan. Ada apa Darma? Apa yang terjadi? Apa kau memiliki masalah lagi?" Tanya Anton.

"Aku tidak memiliki masalah, pria yang sudah meninjuku itu adalah Heru, mantannya Ratih" jawab Darma

"Bagaimana Heru bisa ada kaitan lagi dengan kau. Sudah terlalu lama Darma" ucap Anton.

"Mantan istri Heru, pasienku dan juga guru Tatiana. Sepertinya dia marah karena hal itu dan dia beranggapan aku akan memberi tahu pada mantan istrinya itu perihal kondisi kesehatannya padahal itu tidak mungkin terjadi. Aku tidak mengungkapkan kondisi kesehatan pasienku pada orang lain" jawab Darma.

"Sekarang apa yang akan kau lakukan? Dia sudah terlalu jika begini" ucap Anton.

"Aku tahu, aku akan menghadapinya tapi tidak dengan kekerasan. Aku akan menghadapinya dengan cara yang lebih beradap. Jika dia tidak bisa dengan cara baik, aku laporkan dia pada polisi" ucap Darma 

"Aku berharap kau jangan bersikap bodoh lagi seperti dulu. Ingat, kau sudah memiliki Tatiana. Kasihan dia, anak itu butuh kasih sayang dan karena hari ini dia melihat kau di pukul. Dia merasa sangat bersalah. Ketika dia tenang kau harus berbicara dengan anakmu" ucap Anton.

"Aku tahu" ucap Darma.

Anton kemudian kembali masuk ke dalam kamar untuk menemui istri dan anak-anaknya.

***
Darma memangku Tatiana untuk berbicara dengan anaknya itu.
"Nak, maafkan papa ya. Kamu pasti ketakutan, jangan takut lagi nak. Ini semua bukan salah kamu" ucap Darma.

"Benelan pa, bukan salah Tatiana?" Tanya Tatiana.

"Iya nak, emang orang jahat aja yang pukul papa" ucap Darma.

"Kenapa dia pukul papa?" Tanya Tatiana lagi.

"Mungkin dia nakal nak jadi seperti itu" ucap Darma.

Tatiana memeluk papanya, dia sayang pada papanya. Dia tidak ingin papanya terluka, dia berjanji pada dirinya bahwa dia tidak akan nakal lagi.

Calisya berdiri tidak jauh dari Darma dan Tatiana.
"Ma" panggil Tatiana.

"Malam ini, Tatiana bobo sama papa Darma ya" ucap Calisya.

"Iya tapi besok antar Tatiana sekolah ya" mohon Tatiana dengan wajah polosnya.

"Iya nak". Calisya mencium kening Tatiana dan membiarkan Tatiana bersama Darma.

Calisya  merasa bahagia karena Tatiana tidak menyalahkan dirinya lagi. Dia tidak tega melihat anak sekecil itu bersedih sampai seperti itu.

***
Keesokkan harinya Tatiana sudah bersiap akan pergi ke sekolah dengan di antar oleh Anton.
"Salam papa Darma dulu, nak" ucap Anton.

Tatiana menyalami Darma kemudian dia menghampiri Anton dan Calisya.
"Ma" panggil Tatiana.

"Iya nak".

"Nanti pulangnya mama jemput ya". Tatiana menatap Calisya dengan penuh harap dan tidak ketinggalan wajah polosnya.

"Iya sayang" jawab Calisya sambil mengelus rambut Tatiana.

"Makasih ma" ucap Tatiana sambil memeluk Calisya.

Calisya tersenyum,setelah itu Tatiana segera di antar oleh Anton ke sekolahnya. Calisya hanya menatap Darma tajam, dia masih kesal karena Tatiana kemarin yang terlihat sangat bersedih.

Cinta Tanpa Batas 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang