8

588 170 4
                                    

Calisya membuka matanya dan melihat Anton tertidur di sampingnya. Sakit kepala dan mualnya sudah mereda.

Pintu kamar terbuka dan masuklah tiga anak kecil yang berlari ke arah Calisya.

"Mama" teriak mereka dan membuat Anton bangun.

"Sayang" ucap Calisya sambil memeluk ketiga anaknya.

"Jangan ganggu mama dulu nak" ucap Anton.

"Aku udah baikkan" ucap Calisya sambil mencium ketiga anaknya itu.

"Isshhh kenapa pada bau cacam semua nih, belum mandi ya" ucap Calisya sambil mencubit pipi ketiga anaknya itu.

"Mandi" ajak Mahendra.

"Nak mandi dengan papa ya" ucap Anton pada anak kembarnya.

"Ayo" ucap mereka sambil tertawa.

"Tatiana udah mandi nak?" Tanya Calisya.

"Udah ma tapi masih bau cacam ya?" Tanya Tatiana.

"Gak kok sayang, sini temani mama ya" ucap Calisya dan Tatiana memeluk Calisya.

Calisya mengelus kepala Tatiana dan Tatiana menyukainya. Bagi Tatiana di peluk oleh Calisya jelas berbeda dengan di peluk oleh ayahnya.

"Dedek" ucap Tatiana sambil menyentuh perut Calisya.

"Kenapa dedeknya nak?" Tanya Calisya.

"Kapan bisa di ajak main ma?" Tanya Tatiana.

"Tunggu beberap bulan lagi ya. Nanti kalau udah lahir akan main dengan Tatiana dan si kembar" ucap Calisya.

"Asyik" ucap Tatiana.

Calisya tersenyum saat melihat Tatiana merasa bahagia.

***
Darma mengajak Tatiana jalan-jalan kemanapun Tatiana inginkan. Dia sadar karena kesibukannya dia tidak terlalu banyak waktu untuk bersama Tatiana. Walaupun begitu Darma merasa tenang karena ada Anton dan Calisya yang menjaga Tatiana.

"Tatiana mau kemana nak?" Tanya Darma.

"Pa beli mainan" ucap Tatiana dan Darma mengajak Tatiana untuk ke toko mainan yang ada di mall.

"Mau yang mana nak?" Tanya Darma.

"Itu" tunjuk Tatiana pada mainan dokter-dokteran.

"Tatiana mau jadi dokter juga kayak papa?" Tanya Darma.

"Iya pa, belikan mainan untuk dedek ya" ucap Tatiana mengingat adik kembarnya.

"Iya nak, ayo pilih mainan untuk dedek kembar" ucap Darma sambil menggandeng tangan Tatiana.

Saat menunggu putri kecilnya memilih mainan, Darma melihat Maharani sedang berada di toko mainan itu juga. Merasa Maharani pasiennya, Darma menyapanya.

"Bu Maharani" panggil Darma.

Maharani melihat ke arah Darma dan terkejut saat melihat dokter kandungannya ada di situ.

"Dokter" ucap Maharani pelan.

"Beli mainan juga ya? Untuk siapa?" Tanya Darma.

"Ehmmm, keponakanku" jawab Maharani cepat.

"Papa" panggil Tatiana.

Maharani melihat Tatiana dan tersenyum. Siapa pun pasti akan tersenyum saat melihat Tatiana yang cantik, imut dan lucu untuk anak berusia lima tahun.

"Udah cari mainan untuk adek kembarnya?" Tanya Darma.

"Udah" jawab Tatiana.

"Anak dokter lucu ya? Ada adik kembarnya lagi ya" ucap Maharani sambil melihat ke arah Tatiana.

Cinta Tanpa Batas 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang