KJ - 1 : Kau Percaya Takdir?

439 109 213
                                    

>>>>><<<<<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>>>>><<<<<

Beberapa hari terakhir, aku sering merenungkan sesuatu, menyalahkannya, dan aku berakhir merasa takut

Semua seolah berkebalikan dari kenyataan yang ada setelah kusadari baik-baik

Banyak yang telah kulewati tanpa kusadari

Banyak yang telah terjadi tanpa bisa kuhenti

Banyak yang telah berubah tanpa bisa ku mengerti

Banyak yang telah hilang tanpa bisa kuganti

Dan semua orang mengatakan bahwa itu adalah takdir

Sesuatu yang tak pernah ku percayai hingga saat ini

Ya,

Aku tak percaya takdir!

Kau percaya takdir?

"Pilih salah satu."

Dengan penuh kesungguhan, matanya terus menatap bergantian ke arah tiga kartu di hadapannya. Dia nampak menimang-nimang cukup lama sebelum akhirnya mengambil salah satu diantara kartu itu lalu menyerahkannya pada seorang wanita di hadapannya.

Wanita yang berpenampilan serba merah itu biasa mereka sebut sebagai peramal. Orang yang dipercaya bisa melihat masa depan orang yang di ramalnya. Meskipun sebenarnya ia merasa percaya tak percaya, namun orang-orang bilang ramalannya selalu sesuai dengan kenyataan.

"Agassi." Imbuh sang peramal seraya menajamkan sorot matanya.

"Agassi, kau.."

"Kim Na Ra. Namaku Kim Na Ra." Selanya cepat.

"Baiklah Kim Na Ra ssi. Apa kau baru saja mendapat kesialan? Seperti putus cinta atau-"

"Tidak." Ujar Na Ra panik mengundang kerutan bingung si peramal.

"Ah maksudku, bukan karena putus cinta." Tambahnya.

Si peramal kembali menerawang ke dalam pikirannya, mencoba menggali satu informasi yang dia dapat hanya dengan menatapi kartu yang Na Ra pilih tadi.

"Aku melihat kesialan akan terus berada didekatmu, entah untuk berapa lama."

Kedua manik Kim Na Ra langsung membelalak kaget merasa heran, dari mana si peramal tahu kalau dia baru saja mengalami kesialan tadi siang?

"Ah benarkah? Maksudmu aku akan terus terkena sial, begitu?" Tanya Na Ra sambil terkekeh sumbang, masih setengah tak percaya.

Si peramal menjawabnya dengan anggukan kepala seraya menatap wanita bersetelan sederhana di hadapannya itu dengan serius, membalas kekehan barusan. Selanjutnya ia nampak menyorot mata Na Ra dengan tajam, seperti tengah berusaha membaca pikirannya.

Kosan Jeju Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang