Mama
Kamu sibuk?
Iya, aku mau latihan band lusa ngisi acara kampus
MamaYaudah kalo gitu jangan lupa makan.
Jangan khawatir, Mama yang bakal urusin Papa kamu.
Kamu semangat deketin Kian.Begitulah Jenan mengawali harinya dengan membalas pesan sang ibunda. Kini jenan sudah siap menyusul teman-temannya untuk latihan band karena lusa Jenan dan teman-temannya mengisi acara puncak.
Sejujurnya, dirinya masih memikirkan perkataan ayahnya beberapa hari lalu, membuat mood Jenan di hari ini sedikit tidak baik.
Ia melajukan mobilnya menuju kampus, pikiran Jenan tertuju dengan Kian.
Sudah beberapa hari ia tidak pernah mengirim pesan karena kesibukannya sebagai anggota BEM, dirinya rindu gadis itu.
Jenan juga berencana akan menghubungi Kian nanti saat selesai latihan. Jenan sudah sampai di kampus dan segera pergi ke ruangan musik.
Saat membuka pintu ruangan tersebut Jenan menemukan Leo dan Rakha yang sedang duduk bersebelahan.
“Jean sama Harsa mana?” tanya Jenan kepada dua orang yang sudah berada di depan matanya.
“Jean masih ada urusan bentar, kalo Harsa, dia belom dateng.”
“Perasaan Harsa perginya udah duluan dari gue deh, kenapa dia belom dateng.” Jenan mengernyitkan dahinya dengan heran.
“Sorry ya guys, ada urusan bentar. Yok mulai latihan,” ucap Jean yang baru saja datang.
“Gimana caranya mulai latihan? Orang bang Harsa aja belum dateng.”
“Lah anjir? Belum dateng tuh anak?!” tanya Jean.
“Coba lo telpon Harsa, Rak,” pinta Jean.
Rakha segera mengambil handphonenya dan segera menelpon Harsa. “Udah selesai urusan lo?” tanya Jenan sambil melihat Jenan.
“Udah.” Jean mengangguk.
“Enggak diangkat sama dia.”
Rakha membuka suara setelah mencoba menelpon Harsa sebanyak dua kali.
“Terus gimana? Mau ditungguin aja?” tanya Jenan.
“Tungguin aja Bang, kalau gak full team susah,” jawab Leo.
Jean yang mendengar itu hanya mengangguk dan kembali fokus pada ponselnya.
Kini semua orang fokus dengan kegiatan masing-masing sembari menunggu Harsa. Sudah tiga puluh menit lamanya mereka menunggu seorang drummer.
“Ya elah, Harsa kemana sih lama amat.” Jenan mengusak rambutnya.
“Iya nih, Bang Harsa lama bener. Boleh di pukulin gak sih?” celetuk Leo.
“Kualat lo sama yang tuaan, Le.”
Tepat sudah satu jam mereka menunggu Harsa.Cklek!
"Hai guys! Sori agak telat soalnya abis nganter Bila. Ini langsung lathian nggak nih?"
Semua atensi yang ada di ruangan bernuansa hitam itu melirik ke arah sumber suara. Semua orang menatap tajam laki-laki yang baru saja sampai. Suasana canggung menyelimuti ruangan ini saat Harsa masuk ruang latihan.
"Ya lo pikir?!" suara keras Jenan membuat yang lainnya tersentak. Harsa yang sedang berjalan menuju drum di belakang ruangan pun ikut terkejut.
"Eh iya ampun bang.... Iya ayo latihan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR | NA JAEMIN ✔
Ficción GeneralJenan Aditama yang tertarik dengan gadis polos dan baik hati. Namun, sang Ayah tidak setuju jika Jenan mendekati gadis tersbut, Akankah Jenan bisa bersatu dengan wanita yang ia cintai? Takdir selalu memiliki jalannya, entah berakhir tawa atau berder...