“Lo pada mau kemana rapi banget?” tanya Jenan yang bingung melihat teman-temannya dengan pakaian rapi yang sedang duduk di sofa ruang tengah.
“Lah gimana sih lo?” sahut Rakha.
“Kan nanti rapat fixsasi Dies Natalis kampus, gimana sih?” celetuk Harsa.
“Loh sekarang? Bukannya besok?” tanya Jenan dengan bingung.
“Ngaco, mana ada besok! Belum juga tua lo, udah pikun aja.” kini Jean yang membuka suara.
“Jam berapa?”
“Dua puluh menit lagi ke kampus dodol.”
“Santai Sa, ngegas mulu hidup lo! Bentar gue ganti baju dulu deh.” Jenan langsung menuju kamarnya dan segera memakai pakaian yang lebih rapi.
“Heran banget gue sama manusia satu itu, cepet banget lupanya,” ujar Rakha sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Jenan.
“Namanya juga manusia, kayak lo gak pernah lupa aja sih,” ucap Harsa kepada Rakha.
Rakha hanya memutar bola matanya malas. “Tinggal aja kali si Jenan ya lama banget,” ucap Harsa.
“LO YANG GUE TINGGAL MAU?!” Jenan berteriak saat menutup pintu kamarnya.
Harsa yang mendengar itu langsung tersenyum tanpa merasa bersalah. “Yaudah ayo dah, lima belas menit lagi ini,” kata Jean.
“Yaudah ayo, gue bawa mobil sendiri sih,” kata Jenan.
“Gue nebeng dong,” ucap Harsa dengan mata berbinar kepada Jenan. Jenan hanya mengangguk dan langsung pergi ke mobilnya. Jean juga membawa mobilnya dan pergi bersama Rakha.
Syukurnya jalanan hari ini tidak macet, jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk pergi ke kampus.
Mereka berempat memasuki ruangan sekretariat. Terlihat di sana sudah ramai dengan anggota panitia yang lainnya.
Jean dan Jenan duduk berdampingan, Rakha dan Harsa duduk dengan teman-teman satu divisinya.
“Bentar, gue ke mobil bentar ya. Handphone gue ketinggalan.” Jean langsung pergi mengambil ponselnya.
Lalu, kembali ke ruangan sekretariat segera.
Jean memasuki ruangan sekretariat dan menghampiri Jenan. “Nih jaket lo.”Jean memberi jaket milik Jenan. “Kok bisa ada di lo?”
“Tadi gue nemu cewe mau balikin jaket lo, karena ruangan ini rame dan kebetulan gue di sana yaudah dia minta tolong ke gue buat ngasihin ke lo.” Jenan hanya mengangguk mendengar penjelasan dari Jean.
“Kita langsung mulai rapatnya aja ya, silakan setiap divisi untuk menyampaikan progressnya sudah sejauh apa?”
“Untuk konsumsi, kami masih mencari-cari yang enak dengan harga yang pas,” ucap Dara selaku divisi konsumsi acara ini.
“Untuk danus, kami juga sudah mengumpulkan setengah dari jumlah yang ditargetkan untuk saar ini.” Gina membuka suara.
“Untuk divisi acara? Design? Dekor dan yang lain-lain bagaimana?”
“Untuk design, kami juga masih merundingkannya dengan tim agar mendapat yang sesuai dengan tema Dies Natalis tahun ini,” ucap salah satu perwakilan divisi design.
“Untuk lokasi acara puncak, rencananya kami akan memakai lapangan yang berada tepat di dekat bangunan ruang Rektorat. Gue dan tim Humas juga sudah mensurvei tempat tersebut.” Kini Reon selaku divisi koordinator lapangan membuka suara.
![](https://img.wattpad.com/cover/272555002-288-k472495.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR | NA JAEMIN ✔
Genel KurguJenan Aditama yang tertarik dengan gadis polos dan baik hati. Namun, sang Ayah tidak setuju jika Jenan mendekati gadis tersbut, Akankah Jenan bisa bersatu dengan wanita yang ia cintai? Takdir selalu memiliki jalannya, entah berakhir tawa atau berder...