39. Fault vers. 1

980 126 36
                                    




Rosé tengah sibuk memperbaiki make up untuk menyambut kekasihnya sebentar lagi. Hari ini jennie diundang kembali untuk dinner berhubung orang tua rosé sedang berkunjung.

Bel berbunyi, rosé berlari kecil sambil tersenyum lebar.

"Heii sayang" Rosé sumringah saat jennie menarik nya untuk dipeluk.

Jennie dipersilahkan masuk dengan tangannya yang tidak lepas dari pinggang rosé. Saat sampai di ruang tamu alice menyapanya dengan senyum dan jennie juga membalas tak kalah manis.

"Mommy daddy sedang diluar, sebentar lagi pulang" Jennie mengangguk

Rosé tiba-tiba saja memeluk jennie kuat, didepan alice dia sama sekali tidak malu.

"Ke kamar yuk sayang" Bisik rosé dengan manja

"Rosie, kita tidak boleh membiarkan unni-mu sendirian"

Jennie sedikit mengerang saat lilitan rosé menekan kuat lehernya. Si kim terkekeh karna setelah itu gadisnya merengut lalu membanting diri di sofa.

"Apa pekerjaanmu lancar unni?" Jennie menyusul disamping rosé dengan tangan yang tidak mau lepas satu sama lain.

"Semua lancar jen, bagaimana denganmu?" Alice menyodorkan cemilan kearah jennie tapi rosé melarangnya.

"Tidak boleh, kamu mudah kenyang jen" Jennie mengangguk.

Mereka mengobrol dan bercanda. Alice menatap kagum pada cara jennie memperlakukan adiknya.





Mereka makan dengan lahap. Rosé gemas saat pipi si kim ini membengkak karna makanan.

"Jennie"

"Iya dad,"

"Daddy sudah menemukan calon untuk rosé, terima kasih karna sudah menjaganya sejauh ini"

Tangan jennie yang memegang sendok langsung lemas. Dia menatap daddy park dengan tidak percaya.

"Aku menjaganya karna aku yang akan memilikinya dad, sampai kapanpun"

Rosé hampir menangis, dia meremas paha jennie takut jika daddy nya memutuskan hal yang tidak-tidak.

"Tapi jen-"

"Rosie telah menjadi milikku selama ini dan sekarang daddy akan membawanya pergi?"

"..."

"No, big no dad. Apa yang menjadi milikku akan tetap seperti itu"

Tepuk tangan datang tiba-tiba dari mommy rosé yang sedari tadi menyimak dengan senang hati.

"Sudah sudah jen, daddy hanya mengerjaimu"

Rosé langsung merengek, sedangkan jennie menatap kesal daddy yang tega padanya.

Tuan park tertawa puas, dia tidak menyangka jennie akan seserius itu. Ya walaupun dia tau si kim ini sangat sensitif terhadap hal yang berkaitan dengan anaknya.





Rosé tengah mengomel diatas pangkuan jennie, masih merasa kesal pada candaan daddy nya yang sama sekali tidak lucu.

"Daddy keterlaluan rosie, jantungku hampir lepas"

Rosé menangkup wajah jennie-nya, mengusapnya pelan.

"Tenang sayang, kita akan kabur saja jika daddy melakukan hal yang aneh"

Jennie tertawa mendengar jawaban rosé yang tiba-tiba.

"Apanya yang lucu?!"

"Kabur kemana hm?"

Share my ; lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang