45. "i love her!"

782 116 29
                                    

"Jennie?"

"Hai un, sedang sibuk?"

Alice menggeleng, dirinya masih bingung apa yang membawa jennie sore hari begini.

"Sudah makan?"

"B-belum"

Si kim itu dipersilahkan masuk. Jennie bisa merasa suasana yang sepi, kekasihnya pasti tidak dirumah.

"R-rosé sedang diluar"

"Tidak masalah, aku bisa makan dengan unni kan?"

Mata alice membelalak, apa dia tidak salah dengar? jennie ingin makan dengannya? jennie? JENNIE KIM?

"M-maksudmu dinner? denganku?"

Jennie mengiyakan dengan tampang lucu, "Jika unni ingin"

Tentu saja alice mau, dia menyuruh jennie duduk dan melesat masuk kamar untuk bersiap.

Hampir 15 menit alice akhirnya selesai, jennie dengan senyum menyambut gadis itu dan segera mengajaknya keluar.

"Ingin makan apa?"

"Ada restoran yang ingin aku kunjungi, jika kamu mau kita bisa kesana" Jennie memperhatikan alice yang terlihat gugup

"Ini aku jennie, unni tidak perlu sungkan atau gugup"

Alice bersemu, dia menunduk mencoba acuh terhadap kekehan jennie yang terdengar menggemaskan.

"Baiklah kita kesana"






Skip

"Unni?"

"Alice!"

Tidak ada sahutan, kemana kakak-nya di jam segini? Biasanya alice akan langsung turun jika memang dia sedang di kamar.

Rosé berubah was-was saat dihubungi kakanya tidak sama sekali merespon. Dia akan mencoba sekali lagi sampai suara pintu membuatnya  sadar dan dengan cepat memeriksa bahwa sang kakak-lah yang datang. Yup, dia benar itu alice,

berdua dengan jennie sedang tertawa senang.

"Hi rosé" Sapa alice dengan wajah sumringah

Rosé hanya tersenyum, menatap jennie seolah bertanya apa yang baru saja terjadi tapi si kim itu tidak memberikan clue apapun.

"Kalian dari mana?"

"Kami keluar untuk makan malam" Alice menjawab sambil membuka mantel

"Tanpa aku?"

Jennie mendekat, "Aku akan mengajakmu, tapi kata unni kamu sedang keluar dengan temanmu"

Segumpal rasa marah meyeruak di dada rosé. Sumpah serapah memenuhi kepalanya tapi wajah polos jennie membuatnya tenang, alice benar-benar menguji hatinya belakangan ini.

"Jen, ke kamar"

Si kim langsung berjalan menaiki tangga sambil sesekali berbalik untuk menyauti candaan alice.







Saat memasuki kamar rosé melihat jennie yang duduk menghadap jendela. Dia mendadak merindukan jennie. Apa karna baru saja alice bersama kekasihnya? dia cemburu?

"Sayang"

Tidak ada sahutan, rosé mengelus pipi jennie tapi tetap si kim tidak merespon.

Kekasihnya melamun, rosé memperhatikan dengan seksama dan melihat ada air mata disudut mata jennie.

"Jennie, hei!"

"O-ooh hi rosie"

Tangan rosé menangkup wajah jennie, ada sekelebat rasa khawatir saat dia melihat kekasihnya seperti sedang tidak baik-baik saja.

"Aku merindukanmu rosie, aku tetap merindukanmu bahkan saat kita sedang berdua"

Pipi gembulnya basah, jennie menangis di depan kekasihnya.

"Aku merindukanmu"

Badan jennie meringsut masuk ke pelukan gadis blonde-nya. Rosé menyisir rambut jennie dengan pelan.

"Aku disini sayang, rosie-mu disini"

Jennie tau, tapi ada titik dimana dia tetap merasa kosong, dimana dia merasa bahwa rosie-nya menghilang.

"Aku merindukanmu rosie, dadaku terasa kosong"

Rosé menggeleng, pelukannya semakin kuat tidak menyisakan sedikitpun celah. Jennie tidak boleh merasa seperti ini, ada dirinya disini dan kekasihnya kesepian? ada yang salah.

"Aku hanya makan malam dengan alice unni, tidak lebih"

"Dia menyenangkan hari ini, unni membuatku tertawa terus-menerus" Jennie terkekeh

"Kami akan menonton besok, ada film bagus. Aku akan membeli tiket untuk kita bertiga"

Kepala jennie dikecup, "A-aku ada janji"

Jennie terdiam, dia memaksa untuk terpejam agar mata sialan ini berhenti menangis. Apa yang salah dengannya sampai menangis tanpa alasan seperti ini.

"Aku akan beli dua saja berarti" Suaranya bergetar diujung, jennie berharap rosé sadar dan merubah keputusannya.

"Lain kali aku pasti ikut sayang"

'Berhentilah rosie, aku lelah berharap terus'




Alice

Aku berguling diatas kasur. Jennie luar biasa! Jadi seperti itu perlakuan yang rosé terima selama ini?

Si kim itu sangat lembut, mendengarkan apapun dengan cermat, aku benar-benar dibuat terpana oleh seorang jennie kim.





"Mom, i love her!"








Tbc

Harusnya udah up dari minggu lalu, but i'm sick.
I'm sorry my💐.

L

Share my ; lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang