43. "Lelah"

831 126 30
                                    

"Jen"

"..."

"Jennie"

"Ya? kenapa?"

"Apa yang kamu pikirkan? kamu melamun barusan"

"Ah, tidak ada"

Jisoo tidak bodoh, dia mengerti jennie lebih dari siapapun. Bahkan terkadang lebih dari rosé.

"Kamu sudah tidak menyayangiku, aku pulang saja"

Jisoo berdiri hendak pergi tapi jennie menahan pergelangan tangannya.

"Jangan chu"

Jisoo luluh "Ck, saat ada maunya pasti memanggilku seperti itu"

Jennie sumringah, jisoo kembali duduk dan terkejut saat jennie tiba-tiba berbaring dengan bantalan pahanya.

"Memprioritaskan orang lain dari kekasih sendiri apa itu hal biasa?" Jennie menatap lurus ke wajah cantik jisoo yang tengah melihatnya juga.

"Rosé?"

"Jawab saja jangan balik bertanya" Tangan jisoo mengelus rambut jennie lembut.

"Jen, walaupun kalian sepasang kekasih bukan berarti hidupnya milikmu. Dia memprioritaskan sesuai keadaan, bukan status."

Jennie terdiam, apa memang dia yang berlebihan? Dia yang tidak mengerti keadaan gadisnya?

"Walaupun terus menerus?" Jisoo bisa menangkap kesedihan dimata jennie.

Berbeda dengan rosé yang cepat menyesuaikan diri dengan tempat ataupun orang, jennie biasanya butuh waktu yang lebih lama. Gadis park itu dengan mudah dekat dengan siapapun dan jisoo jelas tau jika jennie menelan cemburu sesekali, karna rosé sangat bersemangat disaat seperti itu. Dia bisa menghabiskan waktu luangnya untuk bertemu dengan mereka dan jennie hanya akan diam dirumah jika dia, lisa, atau chahee sedang sibuk.

"Chu"

"Apa rosé membuatmu cemburu?"

Jennie mengangguk pelan, "Sering"

Jisoo ingat saat rosé mulai dekat dengan hyeri. Hampir semua waktu liburnya dia habiskan bersama seniornya itu dan saat kembali ke dorm dia akan menelponnya lagi dengan jennie yang hanya diam disampingnya.

Ada satu yang sangat dia ingat, membuat hatinya terenyuh menyadari betapa jennie mencintai gadisnya sampai bisa se-sabar itu.

<

Jisoo

"Hai lovee" Jennie berlari keluar dari kamar dan memeluk rosé yang baru saja pulang.

"Apa harimu menyenangkan?" Jennie mengelus pipi rosé

"Sangat!"

Melihat jennie yang tersenyum cerah dan melupakan bagaimana kesepiannya dia hari ini membuatku meringis. Mendapat libur yang sama tapi gadisnya memilih bertemu dengan teman-temanya sedangkan jennie hanya duduk menopang dagu diatas kaki yang ditekuk, dan itu dilakukan jennie sepanjang sore. Aku sedih, melihat kadang betapa jennie sangat kesepian padahal dia punya segalanya.

Ah dia lupa, ada satu yang tidak gadis kim ini miliki..

Waktu dari seorang roseanne park

"Mandilah dulu, aku akan menyusul dengan sandwich" Pelipis rosé dikecup

Si kim berlari menuju dapur dengan semangat.

"Unni ini sudah malam, kenapa masih bermain game"

Aku terkekeh melihat rosé yang mengomel. Gadis park ini sangat perhatian, tapi tidak sesuai pada tempatnya kadang-kadang.

Share my ; lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang