41. "Siapa saja"

843 118 19
                                    


Masa promosi berakhir menyenangkan. Rosé hari ini akan makan malam bersama para kru di perusahaan. Sebenarnya jennie lah yang mengirim ini semua atas namanya.

Rosé sempat bertanya kenapa kekasihnya tidak ikut kesini bersama yang lain, tapi jennie bilang dia ada janji sampai larut malam. Mereka berdebat dengan ujung nya rosé yang marah dan mematikan handphone.

"Rosé, jennie tidak kesini?" Jisoo bertanya dengan mulut yang masih dipenuhi makanan

"Tidak tau" Jisoo langsung menutup mulut melihat rosé yang menggerutu.

Semuanya berjalan baik walapun yang memiliki acara sedikit pundung.

"Hey love" Suara bahagia jennie menyapa telinganya

"Hm"

"Apa makanannya enak?"

"Ya"

"Aku ingin memintamu kemari, tapi tidak jadi" Suara jennie melemah

"Ada apa?"

"Tidak ada, tidak usah dipikirkan"

"Katakan"

Deru nafas berat jennie terdengar dan itu cukup membuat badan rosé bergetar takut sekarang.

"Aku sudah bilang kalau aku sedang ada janji bukannya sengaja tidak datang. Aku mengirim itu untukmu agar rasa bersalahku tidak menumpuk, apa itu belum cukup? kamu malah mendiamiku seperti ini. Setidaknya mengertilah bahwa aku berusaha."

Rosé membeku dengan mata yang mulai berair, dia rindu jennienya tapi sekarang mereka malah bertengkar.

"Yasudahlah, aku tutup"

"Ros-" Jisoo terlonjak saat rosé langsung memeluknya sambil menangis.

"U-unni"

"Kenapa menangis?"

"J-jennie marah karna aku bersikap dingin padanya, aku kesal unni apa tidak boleh?" Suaranya lirih

"Wajar, tapi lihatlah jennie sama sekali tidak melupakanmu. Dia berusaha sebaik mungkin, jadi mengertilah okay?"

Rosé menghapus air matanya, lalu melihat jisoo dengan mengerucutkan bibir.

"Jennie jarang marah kan?" Rosé mengangguk, kemarahan jennienya bisa dihitung selama mereka bersama.

"Jangan biarkan kali ini dia marah, bahaya"




skip


"Mommy"

"Rosie! oh my baby"

Rosé mengusel di dada sang mommy

"Kenapa hm? wajahmu memerah"

Akhirnya rosé menangis lagi dengan mommy kim yang mengelus punggungnya.

"Jennie marah padaku mom"

"Marah? tapi tadi tidak terlihat seperti itu"

Rosé makin mengeratkan pelukannya

"Hei anak mommy sudah jangan menangis, nanti jennie akan mommy pukul sampai mampus" Rosé terkikik geli. Mommy kim sangat memanjakannya, ya tidak jauh berbeda dari sang anak. Rosé jika kesini diperlakukan layaknya tuan putri hehe

"Jennie tadi sedang keluar sayang, mau ke kamar kekasihmu itu atau tidur di kamar mommy hm?"

"Di kamar jennie saja"

Rosé naik dan mencoba masuk tapi kamar kekasihnya terkunci, tidak biasanya jennie seperti ini.

"Mommy! jennie keluar kemana?" Rosé berteriak dari atas

Share my ; lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang