Part 4
.
.
.Udara semilir pantai begitu menyejukkan, deburan ombak seolah menjadi melodi, pepohonan palem disekitarnya tergerak seolah menari bersama menyambut indahnya hari.
Sehun berjalan bersama Yn, pada awalnya hening tidak ada percakapan apapun. Namun Sehun mulai jengah akhirnya ia membuka percakapan terlebih dahulu.
Ia terhenti sejenak, membiarkan langkah Yn mendahuluinya tiga langkah di depannya.
"Kembalilah padaku!"
Seketika Yn menghentikan langkahnya, bahkan Jimin pun ikut menghentikan langkahnya tepat di belakang Sehun.
"Kembalilah padaku, aku tahu kau masih menyimpan rasa itu untukku," sambung Sehun.
"Break!" teriak Jimin agar meminta seluruh Kru mematikan kamrenya.
Sehun dan Yn langsung menoleh ke arah sumber suara, Yn terkejut saat melihat Jimin meminta seluruh kru menghentikan kegiatannya.
Sehun dengan santainya berjalan mendekat ke arah Yn, lalu kembali menoleh menghadap ke arah Jimin.
"Kenapa menghentikannya? kau takut jika ucapanku terekam dan karirmu akan merosot lagi," cetus Sehun.
Jimin menggeratkan rahangnya, lalu mengepalkan tangannya hingga baku-baku jarinya memutih, hampir saja ia maju dan menghajar Sehun andai saja Dara tidak mencegahnya.
"Dia tunanganku, jadi aku harap kau menempatkan posisimu," ujar Jimin.
"Tunangan? bukankah tunagan ini hanya sebagai alat pengalihan isu? kau tidak pernah mencintai Yn, lagi pula wanita di sampingmu itu pacarmu, bukan? sepanjang di dalam ruangan dia sendiri yang menceritakannya padaku," beber Sehun.
Yn hanya bisa menundukkan kepalanya, nyatanya memang begitu adanya. Dirinya hanya sebuah alat pengalihan isu, sedangkan Dara memang kekasih Jimin.
Yn enggan membahasnya matanya sedikit berkaca-kaca namun ia sanggup menyembunyikannya. Yn memilih melanjutkan perjalanan meninggalkan semuanya kemudian di susul oleh Sehun.
Sedangkan Alya di belakang sana mencoba untuk berlari mendekat ke arah Yn, namun Pert menarik lengannya dan berkata, "Jangan ikut campur, bukankah ini bagus. Jika Yn terus menerus berada didekat Sehun kita dapat melihat apakah Oppa-mu cemburu atau tidak."
Alya pun mencoba mencerna perkataan Pert, ada benarnya juga semua perkataannya. Bukankah ini bagus jika Jimin sampai merasa cemburu tandanya kakanya memiliki rasa pada Yn.
Pert pun mendekat kerah Alya, berbisik lembut ditelinganya, "Berarti dalam waktu dekat kita akan berkencan, bukan?"
Alya menginjak kaki Pert sebagai jawabannya, "Jangan mimpi."
Lalu Alya berjalan pergi meninggalkan, Pert. Entah Mengapa baru sehari saja mereka bekerja bersama namun Pert seperti menemukan sesuatu yang berbeda. Dadanya berdesir kencang setiap kali menatap Alya, seolah waktu melambat setiap kali Alya tersenyuman ke arahnya.
Sedangkan dua insan di depan sana tampak duduk bersama di tepi pantai, Sehun tidak ada henti-hentinya menatap ke arah Yn, ia begitu merindukan sosok wanita yang menemaninya dari awal. Namun karena peraturan agensi malam itu Sehun terpaksa berdusta pada Yn bahwa alasan ia meminta putus karena bosan dengan Yn.
"Kenapa terus menatapku?" Yn bertanya pada Sehun. Meski pandangannya lurus kedepan tapi ia paham betul bahwa patner yang sekaligus mantan kekasihnya ini tengah memperhatikannya.
"Apa aku ketahuan? aku menatapmu karena aku merindukanmu. Kau banyak berubah semenjak hari itu," ungkap Sehun.
"Jangan berbicara konyol, hubungan kita sudah berakhir."
"Apa tidak bisa kita memulainya lagi dari awal?"
Tidak ada jawaban, Yn hanya diam. Ia mulai memeluk kedua lengannya sendiri tampaknya udara pantai begitu dingin.
Sehun yang menyadari itu segera melepaskan jas warna cream yang ia kenakan, kemudian menutup tubuh Yn agar tidak kedinginan.
Yn spontan menoleh ke arah Sehun, entah mengapa kehadiran Sehun saat ini membuatnya semakin bimbang seolah tengah dipermainkan oleh takdir.
Sedangkan Jimin mulai kesal dengan sikap perhatian Sehun yang berlebihan pada Yn, namun pergerakannya terkunci oleh Dara.
Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, hari semakin sore pemandangan Sunset indah di Pulau Jeju sebagai penutup hari yang indah.
Beberapa kru mulai merapihkan barang-barang, sedangkan Jimin tengah mengantar Dara kembali ke penginapan.
Sedangkan Alya dan Pert mereka tampaknya kemabali lebih awal ke penginapan mereka.
Menyisakan Sehun dan Yn yang masih menikmati indahnya sunset bersama.
"Aku serius, apa kita tidak bisa memulainya dari awal? apa semua karena Jimin?" Sehun mencoba memastikan kembali pertanyaannya.
Seketika dada Yn terasa nyeri setiap kali mendengar nama Jimin, seperti apa pun perlakuan Jimin padanya. Kenyataannya rasa itu mengalahkan segalanya.
"Aku harus kembali ke penginapan, pasti Alya sudah menungguku," kilah Yn berusaha menghindari pertanyaan Sehun.
Belum sempat kaki Yn melangkah Sehun lebih dulu menarik lengan Yn, mengunci tengkuk gadis mungil ini. Menekanya dalam sebuah kecupan.
Yn berusaha memberontak namun tenaganya tidak cukup besar untuk melawan perkuncian yang Sehun lakukan.
Tes!
Sehun merasa ada cairan hangat yang menetes mengalir melalui kedua pelupuk mata Yn, ia segera melepaskan cengkeramannya dan menarik Yn membiarkan tubuh mungilnya masuk kedalam pelukannya.
Tanpa mereka sadari sepasang mata tengah mengawasinya dari kejauhan, sepasang mata yang sulit mengartikan perasaannya saat ini.
Jimin, ternyata sudah berdiri di sana lebih dari sepuluh menit, menyaksikan drama singkat antara Sehun dan Yn. Hatinya mulai berkecamuk satu sisi ia berpikir ini bagus karena dengan begitu ia bisa terlepas dari bayang-bayang Yn.
Namun lucunya hati kecilnya merasa ada sesuatu yang mengganjal saat melihat Yn jatuh dalam pelukan Sehun, bahkan tepat di depan matanya ia melihat keduanya berciuman.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Sister in Law 🔞
FanfictionMengisahkan tentang seorang actor dan penyanyi Park Jimin yang harus menerima syarat membuat rekayasa pertunangan dengan Min Yn demi menutup secandalnya. Sifat keras seorang Park Jimin membuat adiknya Park Alya bersikeras membantu hubungan rekayasa...