angkot dan uks

783 123 7
                                    

Jeongwoo menatap junghwan dan haruto yang sedang menunggunya diluar rumah, ah sekarang sudah tidak seperti dulu ya sudah tidak bisa kesekolah berdua dengan haruto naik sepeda karena bertambah nya seseorang. Ya nggak mungkin juga kalau cengtri disepeda.

"Pagi cabat, hari ini kita naek apa?" sapa jeongwoo.

"Naik angkot apa bus?"

"Bus gue tau, but angkot what the hell is that?" tanya junghwan bingung.

Senyum jail tercetak jelas di bibir jeongwoo "naik angkot yuk, kan junghwan belom pernah"

"Jangan deh mending kita naik bus aja yuk" saran haruto dia takut tiba-tiba junghwan pingsan gegara naik angkot.

"Junghwan belum tau angkot ru, mending kita kenalin"

"Jangan! kata haru jangan ya jangan!" kekeh haruto.

"Tapi ru, gue juga penasaran sama angkot"

Jeongwoo menjentikkan jarinya "nah, makanya ayo naek angkot"

"Hwan, sumpah mending jangan" cegah haruto.

"Ga apa-apa ru nyoba"

"Yaudah terserah! kalau junghwan kenap-napa tanggung sendiri huh!" Haruto berjalan mendahului junghwan dan jeongwoo dia ngambek nggak didenger.

"Haru! ru!"

"Eitss udah biarin dia palingan lima menit juga baikan" jeongwoo merangkul junghwan.

"But angkot it's okay?"

"Okey pokoknya lo percaya aja sama gue"

Haduh, siapapun tolong cegah junghwan agar tidak naik angkot!

Junghwan terdiam dalam angkot rasa penyesalan menjalar di seluruh tubuhnya, ternyata angkot seperti ini sempit, panas, mana harus  duduk berhadapan dengan penumpang lain, posisi junghwan dihimpit jeongwoo dan haruto.

Ditambah lagu jedag jedug yang belum pernah junghwan dengar selama dia hidup dibumi.

Perut junghwan tiba-tiba mual dia seperti mau mengeluarkan sesuatu dari tubuhnya.

"Junghwan kamu kenapa?" Tanya haruto khawatir melihat junghwan yang pucat.

"Woy brader, lo mau muntah? siapapun ada yang punya kresek temen saya mau muntah" jeongwoo heboh.

"Nih dek"

"Terimakasih ibu, hwan ayok muntah disini"

Junghwan menggeleng ribut tapi dia nggak kuat juga mau muntah.

"Junghwan ayok gak apa-apa" bujuk haruto.

Oweee!

•••

Insiden angkot tadi membuat junghwan berakhir di UKS, haruto pun izin untuk menemani junghwan.

Kin haruto memijat kepala junghwan "kata haru juga apa jangan naik angkot, mabok kan"

"Yamana gue tau kalo angkot kayak begitu"

"Masih pusing nggak?" tanya haru.

"Iya haru masih aduhh" junghwan malah berbalik menghadap haruto lalu menyenderkan kepalanya dibahu simanis.

Deg

"Pusing"

Kayaknya haruto yang mabok sekarang bukan junghwan.

Junghwan mengangkat kepalanya dari bahu haruto "haru pusing"

"Masih pusing ya, bobo aja kalau gitu ya"

"Oke"

Junghwan malah bobo dipaha haruto "gak apa-apa ya haru pusing"

"I-iya gak apa-apa kok" haruto makin deg-degan ini aduh cuma dia berusaha santay tangannya mijit kepala junghwan dengan telaten.

Setelah beberapa lama dia melihat bahwa junghwan tertidur, haruto menghela nafas dia pegel banget sumpah.

"Ganteng" puji haruto lalu dengan pelan memindahkan kepala junghwan kebantal dia pegel sekalian ke kantin mau beli makanan buat junghwan.

"Mau kemana?"

"Lho kok junghwan bangun, haru buat junghwan bangun ya. maaf ayo tidur lagi"

"Gamau, gue udah enakan" junghwan meraih tangan haruto dan menggenggam nya. tolong ini sapi dari tadi modus mulu.

"A- aiya iya, makanya jangan naik angkot lagi ya!"

"Hehe iya ga bakal, ruu.."

Junghwan mengikis jarak diantara mereka, haruto melotot kaget ini maksud junghwan apa-apaan.

Wajah mereka semakin dekat sampai haru memejamkan matanya.

"Makasih" bisik junghwan lalu mejauhkan wajahnya dari telinga haruto.

Haruto mau marah ngedeketin ternyata cuma mau bilang makasih, kenapa harus bisik-bisik sih kenapa nggak bilang langsung. Kenapa harus buat haruto deg-degan dulu hah?!

***
Hai aku apdet 💓
semoga suka ya! ♡︎
vote & comment nya janlup ♡︎♡︎

Orange, Jeongharu & HwanharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang