childhood friends, love each other

1.6K 90 2
                                    

"woi bolt." Teriak lelaki bersurai nanas itu, memecahkan lamunan boruto yang sedari tadi menatap laptopnya.

"Ha, apaan?" Boruto menjawab Shikadai sambil memegang se-cup kopi.

"Bentar lagi usia lu 25 tahun bor. Teman seangkatan kita udah ada yang lamaran, ada yang nikah. Bahkan adik  kakak lu udah timang anak."

"Hmm..terus? Gue harus angkat anak gitu?" Bolt paham maksud shikadai, tapi dia sengaja membelokkan arah pembicaraan pria itu.

"Gua suruh lu nikah, tolol." Shikadai memukul kepala boruto, sampai sang empunya meringis.

Boruto mendesah pasrah, "lu kayak ibu-ibu tetangga gue, dai. Emangnya ngapa coba kalau gue belum nikah?"

"Ye, gue kasihan sama lu. Cari cewek kek."

"Gue maunya bencong." Boruto berhenti sejenak melihat ekspresi shikadai memasang wajah mual, "becanda tolol, gue maunya sarada. Lu ingat kan? Teman masa kecil kita?"

"Boruto, Sarada itu gak tau pergi kemana dari umurnya 10 tahun. Gue mau ngenalin lu dengan Selebgram, Eida."

Boruto beranjak dari tempat duduknya, karna ponselnya yang tiba-tiba berdering begitu saja.
"Whatever what you say, i just want her. Not nobody."

Boruto mengangkat ponselnya.
"Halo? Ohh mau di potret ya? Sharelock nanti saya kesana. Iya terimakasih."

"Bye bye shikadai sayang, bebep boruto ada kerjaan. Muach." Boruto meninggalkan shikadai yang membeku geli melihat sosok sahabatnya itu.

Uzumaki boruto merupakan Fotografer handal yang terkenal di seluruh 5 negara. Tak heran semua model mengandalkan jasa dirinya. Dan alasan kedua boruto laris karena, wajah tampannya memikat banyak wanita apalagi dia anak pemimpin negara.

Boruto sampai di taman yang amat ramai, tampaknya sekarang dia akan memotret model yang sangat terkenal. Yah tapi boruto tak memperdulikankan siapa model itu.

Boruto terduduk di kursi, melihat dua orang model kakak beradik yang sedang berkemas. Sang kakak merupakan wanita berambut hitam lurus dengan lekuk badan yang terekspos sangat sexy, sedangkan adik lelakinya memiliki rambut berwarna pink. Terlihat perbedaan umur yang jauh berbeda dari mereka.

Lama boruto memandang kedua model itu, dia merasakan bahwa wajah wanita itu tak asing baginya. Sedangkan model lelaki itu, mirip guru potretnya-Uchiha Sasuke-

"Kedua model sudah siap pak." Lapor manajer model itu.

Boruto segera beranjak untuk melakukan pemotretan.

~~~

Sesi pemotretan memakan waktu satu jam lebih, boruto sudah membereskan semua barangnya. Sedangkan kedua model itu, sudah berganti pakaian dengan pakaian yang tidak mencolok seperti tadi.

Saat boruto sedang membereskan barangnya, matanya menangkap satu lembar kertas yang berada di dekat kakinya. Tertulis nama kedua model tadi adalah, Uchiha Sarada dan Uchiha Daisuke.

Badan boruto membeku, berkali-kali dia memngucek matanya, tetapi nama yang tertera di kertas itu tetap sama. Nama teman kecilnya, orang yang dicintainya dari kecil sampai saat ini.

"Salad!" Teriak boruto yang memanggil sarada yang tak jauh darinya.

Mendengar namanya dipanggil, sarada menolehkan wajahnya bingung. Gadis itu bingung karna, dia tak bisa melihat dengan jelas orang yang memanggilnya.
"Dek, kakak ke sana dulu sebentar."

Sarada berjalan menuju boruto, semakin lama penglihatan sarada semakin jelas. Gadis itu menatap intens mata biru yang sangat dikenalnya.
"Lohhhh?! BORUTO!" Segera sarada memeluk teman kecilnya itu.

"Gue kangen sama lu, bolt." Pelukan Sarada semakin erat.

Boruto segera melepaskan pelukan teman kecilnya, lalu mencubit pipi sarada.
"Lu itu ya, gue cariin dari dulu. Kemana aja sih? "

"Oh itu, jadi gini. Semenjak si uchiha kang foto itu bankrut, kang Uchiha dililit kutang mama. Gak bercanda, hutang rentenir maksudnya. Jadi, keluarga gue harus hidup berpindah-pindah dan sembunyi."

Boruto mendengarkan cerita sarada sambil menganggukkan kepalanya paham.
"Oh iya btw, Tadi gue motret lu, masa lu gak ingat wajah tampan seorang boruto."

"Bego, dari kecil gue minus." Boruto menepuk jidatnya, dia lupa teman kecilnya itu minus dari kecil.

"Bisa-bisanya, ada model terkenal tapi mulutnya toxic kayak kentut kucing." Ucap boruto pelan.

"Hah? Lu ngomong apa?" Tanya sarada meminta boruto mengulanginya ucapannya.

"Jam lu kosong gak Sar? Gue mau ajak lu keliling Konoha." Ucap boruto bohong. Dia takut di cubit sarada. Walaupun sudah lama tak bertemu, dia ingat betul cubitan maut sarada.

"Oalah, skuy lah jalan. Gue kangen Konoha."

~~~

Boruto mengajak Sarada ke salah satu kedai ramen, lelaki itu hanya memesan ramen dengan minuman biasa. Sedangkan Sarada, memesan ramen dengan 2 botol sake.

"Woi, kalau lu mabuk, gue tinggalin lu disini." Ancam boruto pada teman kecilnya yang sudah setengah mabuk.

"Mana mungkin se------seorang Uzumaki Boruto yang mencintai Sarada meninggalkannya begitu saja. Bukan begitu, boruto." Goda sarada dengan jari telunjuknya mengarah ke bibir boruto.

Wajah boruto memerah, dia meneguk Salivanya kuat. Lalu dengan cepat, mengigit jari sarada.

Sang empunya langsung memukul boruto.
"Sakit woi!"

"Eh sorry sar, gue kirain onigiri." Setelah boruto membalasnya, badan sarada ambruk begitu saja.

Segera boruto mengendong sarada ke mobilnya.
"Hei, uchiha-chan toxic, rumah lu dimana?"

"Rumahmu, rumahku juga. Hehehe." Sarada kembali terlelap.

"Gendeng nih cewek." Pikir Boruto dengan wajahnya yang memanas.

Segera Boruto menancapkan gasnya ke arah apartemen miliknya. Sesampainya di sana, dia mengangkat Sarada ke kamarnya. Membaringkan gadis kesayangannya itu dengan pelan, lalu menutup setengah badan sarada dengan selimut.

"Sar, gue tinggal ya." Boruto berniat meninggalkan sarada di kamarnya, tetapi tangan Sarada menahan tangan boruto lemas.
"Disini saja, bolt. Ku mohon." Senyum lemah sarada terpancar dari bibirnya.

"Eh gila, bisa bahaya sis." Jawaban boruto ini, membuat sarada menangis sambil meringkuk.

"Eh iya iya, jangan nangis cengeng." Segera boruto berbaring di sebelah Sarada, menatap wajah gadis itu dengan dekat.

Dengan cepat sarada memeluk tubuh boruto, dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang boruto.
"I want to be your wife, Bolt. I love you."

Boruto terkikik pelan, "I accept you to be my wife, salad. Love you too."

Boruto membalas pelukan sarada, lalu mencium pelan kepala sarada.

Boruto-sarada||one shootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang