Sudah sebulan berlalu, Sarada menyadari bahwa dia menyukai pria yang baru ditemuinya itu pada pandangan pertama. Dan bodohnya, dia tak menanyai nama pria itu, yang dia ketahui, hanya letak rumahnya. Tetapi, setelah pesta dansa itu selesai, dia tak menemui Boruto di tempat pertama kali mereka bertemu.
Saat ini, sudah 5 jam Sarada berjalan bersama kedua orang tuanya untuk mengelilingi desa, tetapi dia tetap tak menemui pria tersebut.
"Nyebelin, kenapa aku gak nanya namanya sih kemarin?" Kesal Sarada pada dirinya sendiri. Sakura dan Sasuke yang berada di belakang Sarada hanya tersenyum kecil melihat fakta, Putri sematawayangnya itu sudah besar. Dia sudah masuk ke fase menyukai seseorang."Sarada, pulang yuk. Besok lagi ya kita carinya." Bujuk Sakura. Tetapi, Sarada dengan cepat membalikkan tubuhnya ke hadapan Sakura, dan menautkan jari pada bibirnya. Sarada memberikan kode kepada Sakura, untuk diam sejenak dan memberinya waktu sebentar lagi. Selanjutnya Sarada membalikkan tubuhnya kembali. Dia baru ingat, bahwa ia memiliki kelainan Synesthesia. Segera dia memfokuskan tiap warna suara yang dilihatnya dengan seksama.
"Biru mix magenta."
"Suaranya menghangatiku." Sarada melirik ke semua manusia yang dilihatnya. Tetapi dia tak menemui semua ciri khas dia."Ketemu sayang?" Tanya Sasuke saat melihat wajah Sarada menjadi sendu. Segera Sarada menggelengkan kepalanya, galau.
"Tidak, pa-"
Brak
Ucapan Sarada terpotong, saat kakinya ditabrak oleh seekor rakun. Dengan cepat Sarada mengejar rakun tersebut, diikuti orang tuanya. Hasilnya nihil, dia malah kehilangan jejak rakun tersebut karena, banyaknya khalayak disekitarnya.
"Kau dimana sih?" Gelisah Sarada.Ditengah gelisah Sarada, matanya menangkap suara berwarna biru tercampur magenta. Warna tersebut tak jauh darinya. Dengan cepat Sarada mengikuti warna itu, sebelum menghilang. Karena, ketika orang itu tak lagi berbicara, maka Sarada tak akan melihat warna suaranya lagi.
Sarada keluar dari kerumunan khalayak. Onyx nya berfokus pada pria yang berada di depan dengan posisi membelakanginya. Pria tersebut menggunakan Hoodie oversize berwarna cokelat, menutupi seluruh tubuhnya. Segera Sarada menarik tudung pria tersebut dan terlihat dia memiliki satu tanduk di kepalanya.
Pria tersebut menepis tangan sarada, dia kembali menggunakan tudung Hoodienya dan pergi menuju ke hutan. Sarada yang melihatnya memang sempat terkejut, tetapi gadis itu tak takut pada wujudnya. Mau bagaimanapun wujudnya, suara pasangan dansanya itu tak berubah. Berarti, sikap pria itu tak pernah berubah.
Sarada mengikuti langkah pria itu kedalam hutan. Hingga akhirnya, ada sebuah tangan yang mendekap mulut Sarada kuat dari belakang. Dia adalah orang yang dicari Sarada. Pria tersebut memojokkan Sarada ke batang pohon, masih dengan tangan yang membungkam mulutnya.
"Bisa kau berhenti mengikuti ku?!" Nada suara Boruto meningkat. Terlihat matanya menjadi tajam.
"Pernjanjian kita sudah selesai. Berhenti mengikuti ku. Kau sudah melihat wujud ku, aku ini monster! Jadi berhenti mengikuti ku!" Di tengah emosinya, Sarada dengan mudah menangkis tangan Boruto yang ada di mulutnya.
"Terus kenapa kalau kau monster? Kau pikir aku takut hah?!" Sarada juga menaikkan nada suaranya. Matanya menatap Boruto dengan melawan.
Boruto tersenyum horor, dia menaikkan sebelah alisnya, "kau mau mati ya, ternyata?"
"Bodoh!" Teriak Sarada di depan wajah pria itu dengan lantang. Boruto yang mendengarnya terkejut. Segera Boruto memundurkan langkahnya, akan tetapi tangan sarada lebih cepat dari gerakan Boruto. Gadis itu menurunkan tudung Hoodie Boruto, dan melihat wajah Boruto secara keseluruhan. Onyx nya menatap lekat di tanda berwarna hitam yang menjalar di wajah sebelah kanan Boruto.
"Mereka jahat padamu ya? Sampai menyingkirkan dirimu dari istana? Mengecap dirimu sebagai monster. Padahal, hanya wujud mu yang berubah. Padahal, kutukan ini bisa ada karena kesalahan orang tuamu yang berani melawan dewa bulan. Bagiku, walaupun wujud mu berubah bagaimana pun, kau tetaplah Uzumaki Boruto kecilku kan?" Tangan Sarada mengusap tanduk itu. Sedangkan Boruto memasang wajah bingung. Dia tak mengingat hubungannya dengan putri kerajaan ini. Apalagi Putri Uchiha itu mengetahui namanya dengan lengkap.
"Se-sebenarnya kau siapa sih?" Tanya Boruto sambil membiarkan Sarada menyentuh semua wajahnya.
"Kau tak mengingatku ya? Wajar sih, ini sudah sangat lama sekali. Terakhir kali saat kita berumur 5 tahun. Sampai akhirnya kutukan mu aktif, orang tuamu membuat banyak orang melupakan dirimu serta, mereka menghapus beberapa ingatanmu." Ujar Sarada yang ingatannya baru saja terbuka tiba-tiba.
"Maaf, aku tak mengingatmu." Wajah Boruto menjadi sendu.
"aku akan membantumu, mengingat diriku." Segera Sarada menautkan dahinya ke dahi Boruto. Mata mereka menatap sangat dekat, sampai-sampai Sarada dapat merasakan deru nafas dari pria tersebut.
"Aku akan di sisi mu selamanya, Uchiha Sarada. Karena kau temanku, dan karena, aku juga menyukaimu." Sarada berujar sambil menirukan suara anak-anak.
Segera Boruto memundurkan langkahnya. Dia perlahan memegang kepalanya yang sakit, akibat mengigat momen kecilnya itu. Kaki Boruto perlahan melemah, sehingga dia menopang tubuhnya dengan lutut. Sarada yang melihatnya pun, menjadi khawatir.
"Hei, mata empat." Boruto menegakkan kepalanya ke arah Sarada sambil memasang wajah mengejek. Sarada yang mendengarnya pun tersenyum lebar, tapi dia juga kesal dengan temannya itu. Sarada menjambak gemas Surai kuning Boruto.
"Kau dari kecil, benar-benar menyebalkan!" Ucap Sarada sambil membantu Boruto berdiri."Tapi kau menyukainya kan?" Goda Boruto sambil menahan tawa, karena wajah Sarada sudah berubah menjadi merah.
"Tidak! Kau sangat jelek. Seperti monyet!" Sarada memalingkan wajahnya saat Boruto sengaja mendekatinya.
"Benarkan?" Lagi-lagi Boruto menggoda Sarada dengan wajah yang sengaja di imutkan.
"Aku menyayangimu bodoh." Ujar sarada. Lalu dia yang tak tahan dengan wajah imut Boruto pun, segera mendekatkan bibirnya ke dahi Boruto cukup lama. Boruto yang menerimanya hanya menutup mata, nyaman.
"Aku juga, uchiha no hime." Balas Boruto.Tanpa sadar, saat Sarada mencium dahi Boruto, kutukan Boruto hancur berkeping-keping. Wajah Boruto tak memiliki tanda hitam ataupun tanduk di kepalanya. Bahkan, orang-orang menjadi ingat kembali kepada Boruto.
Sasuke dan Sakura yang melihat mereka berdua pun menggambil kesimpulan tentang kutukan Boruto. "Kutukan Boruto, bisa dihancurkan bukan karena ciuman. Tetapi, karena pengakuan saling menyayangi yang keluar tulus dari mulut mereka masing-masing."
KAMU SEDANG MEMBACA
Boruto-sarada||one shoot
Fanfictioncuma sekedar one shootnya borusara warning: -haram hukumnya plagiat -mengandung kata-kata kasar 15+