Keesokan paginya, mereka berangkat ke kirigakure. Sedari tadi, Sarada hanya berdiri sembari melihat hamparan laut biru.
"Boruto." Ucapnya pelan sembari tersenyum membayangkan lelaki itu di benaknya.~~~
"Boruto, Boruto! Sampai kapan kau ingin tidur terus? Sebentar lagi keluargamu datang loh, mereka juga membawa calon istrimu." Teriak Tenten sambil menarik selimut milik boruto.
Boruto segera terbangun menatap istri omnya itu, "hah? calon istri?" Tanya Boruto dengan muka bingung.
"Kau dijodohkan dengan Uchiha Sarada." Ketika mendengar jawaban Tenten, muka Boruto memerah. Tenten yang melihatnya bingung, "kau mengenalnya?"
"Ah tidak Tante," jawab Boruto lalu mendorong Tenten ke luar dari kamarnya, setelah itu Boruto menutup pintu kamarnya.
Dia terduduk bahagia, jantungnya berdegup kencang sembari memegang buku peninggalan kakeknya.
"Padahal aku cuman iseng-iseng baca mantra buku kakek, tapi malah ketemu cewek cantik di dalam mimpi. Nyata lagi." Ucap boruto pelan. Sekarang dia berguling-guling di tempat tidurnya, lalu menutup wajahnya dengan bantal.
"Mata sarada itu, hitam tapi berkilau. Lalu senyumnya manis banget. Terus bibirnya kecil, gimana ya rasa-" setelah sadar ucapan yang terakhir keluar dari mulutnya itu sedikit menjijikan, boruto segera memukul pelan pipinya. "Please Boruto, otaknya dicuci dulu biar bersih. Jangan malu-maluin ya nanti."~~~
"Neji, main skuy." Teriak Naruto sambil mengetuk pintu rumah Neji tak santai. Mereka berempat yang melihat itu hanya menggelengkan kepala.
Tak lama, pintu pun terbuka buat mereka, dan menampakkan sosok pria bermata lavender seperti Hinata.
"Masuklah." Neji mempersilahkan mereka masuk, "kau, Uchiha Sarada-chan? Langsung naik saja ke kamarnya Boruto, dia sudah menunggumu." Mendengar kalimat dari Neji, wajah sarada memerah.
"Ah, i-iya om."Sarada naik ke kamarnya Boruto. Gadis itu mengetuk terlebih dahulu pintu kamar boruto. Setelah mendapatkan jawaban dari boruto, gadis itu membuka pintu berwana putih.
Kali ini, onyx bertemu sapphire secara nyata, tidak lagi melalui mimpi. Sarada kagum dengan mata birunya boruto, begitu juga boruto yang kagum dengan tatapan sarada yang tulus.
"Kemarilah." Ucap Boruto sambil menepuk-nepuk sudut tempat tidurnya."Eh i-iya." Ucap sarada, lalu dia menutup pintu terlebih dahulu sebelum duduk di sebelah Boruto. Gadis itu mengambil tempat yang sedikit jauh dari Boruto, padahal boruto mengharapkan sarada benar-benar berdempetan dengannya.
"Cih, padahal udah pernah ketemu di mimpi, tapi kenapa masih canggung ya?" Mendengar pernyataan Boruto, membuat sarada kaget.
"Lah? Jadi kita benaran ketemu di mimpi? Bukan cuma aku yang liat boruto?" Jeda sarada, "Ba-bagaimana bisa?"
"Jadi, dulu kakek ku itu ahli dukun. Terus nenekku, ratunya kuyang. Ya bisa dibilang aku punya kemampuan hebat turun temurun." Sarada sebenarnya takut mendengar ceritanya boruto, tapi dia malah melontarkan pertanyaan yang lebih konyol.
"Jadi, kau hebat ya? Bisa menjadi kuyang.""Ya, aku bisa menjadi kuyang. Sebenarnya, aku ingin menjumpai dirimu dengan wujud kuyang. Tapi, aku takut kau mati duluan." Oke, kali ini jawaban boruto jelas berbohong. Tetapi dia mendapati pukulan telak dari sarada, yang mengarah ke pahanya. "Ahhhh stop, jangan nakut-nakutin aku!"
"Bercanda loh, Sar." Balas Boruto sambil memegang kedua pipi sarada. Sekarang wajah mereka sudah sangat dekat. Bukan boruto yang semakin maju, tetapi sarada yang semakin mendekat ke wajah boruto. Tak lama Boruto memundurkan kepalanya.
"Ahhh ada nyamuk lewat." Ucap boruto mencari alasan, tak lama Sarada meletakkan kepalanya di paha Boruto, lalu gadis itu memejamkan matanya."E-eh? Ke-kenapa sih?" Gagap Boruto saat melihat wajah sarada yang teramat tenang.
"Bentar ya, aku pengen rebahan." Boruto hanya menganggukkan kepalanya paham.Sudah sekita 10 menit gadis itu menjadikan paha Boruto sebagai bantalnya. Tampaknya, dia sudah tertidur lelap. Boruto yang melihatnya, reflek menyentuh setiap sudut wajah sarada. Jarinya bergerak mengikuti bentuk wajah sarada.
"Cantik." Ucap boruto pelan.Tak lama, mata lelaki itu terfokuskan pada bibir sarada. Kepala boruto semakin turun, sampai akhirnya bibir mereka saling bertemu. Tak ada adegan melumat disini, hanya sekedar bibir mereka yang saling menempel sekitar 5 menit. Sarada sendiri tau, jika boruto menciumnya. Tetapi matanya tak mampu terbuka akibat ngantuk yang melanda.
Setelah mencium sarada, boruto menegakkan kepalanya. Wajah lelaki itu sudah menjadi tomat sekarang, ditambah lagi dia merasa ada yang berterbangan di perutnya.
"Tok tok tok."
"Ah iya masuk!" Setelah di beri ijin oleh Boruto, Naruto pun membuka pintu itu.
"Kami sepakat, kalian akan dinikahi setelah lulus SMA." Ucap Naruto dan Sasuke bersamaan. Boruto yang mendengar itu, segera menggelengkan kepalanya.
"Tidak. Mmph," jeda boruto, "aku merasa cocok dengannya, tapi itu terlalu dini bagi kami." Jawab Boruto sambil mengelus wajah sarada.
"Oh iya om. Om tau gak Kalau sarada punya impian menjadi hokage?" Wajah Sasuke menampakkan mimik kecewa. Dia tak kecewa pada putrinya, pria bersurai Raven itu kecewa pada dirinya karna dia tidak pernah mendengarnya. Sarada sendiri memang tak pernah memberitahukan mimpinya kepada siapapun, kecuali Boruto."Sarada tak pernah memberitahukannya padaku." Jawab Sasuke kecewa.
"Jadi, sekarang on sudah tau nih, ku mohon biarkan sarada melanjutkan kuliahnya dan menggapai impiannya dulu. Begitu juga dengan diriku, ayah. Dan satu hal lagi, akan bagus jika anakku nanti mempunyai kedua orang tua yang mampu membimbingnya dan mapan tentunya." Jawaban dari boruto ini membuat Naruto dan Sasuke berubah pikiran. Sedangkan sarada yang sedari tadi dipangkuannya, menunjukkan mimik wajah bahagia. Terlihat ada rona merah di pipinya.
Hai manusia yang bucin Borusara, ku punya hadiah buat kalian. Satu gambar yg ak buat karna kegabutanku. TAPI MAAF BANGET KARENA INI MENGECEWAKAN DAN JELEK, SOALNYA GAK MIRIP BORUSARA. ARGHHHHH 😭😭😭😭
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Maaf gak bisa buat jari 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Boruto-sarada||one shoot
Fanficcuma sekedar one shootnya borusara warning: -haram hukumnya plagiat -mengandung kata-kata kasar 15+