20. Maaf dan Aku Menyayangimu Juga

1.4K 159 17
                                    

"Ngapain kamu di sini?"

Pemuda itu menoleh melepas kertas yang ia pegang dan merangkul Triton.

"Ya ngapain lagi? Emang kenapa? Nih liat. Aku mau bikin ini buat kado ulang tahun Kak Them." Ucap pemuda itu mendudukan diri kembali pada sofa.

"Ha? Kamu sakit?"

Pemuda itu menoleh pelan. "Tidak. Bagus kan?" Ucapnya lagi menyodorkan kertas dengan sebuah gambar di atasnya.

"Bulan..."

"Hm? Apa? Kakak juga mau?"

Triton menggeleng. Entah kenapa egonya sudah hilang. Seperti saat ini. Triton tidak perlu menyembunyikan apapun lagi.

Tapi Rembulan di depannya ini berbeda. Dia hangat, terlihat sangat indah.

"Kakak minta maaf.."

"Eh? Untuk?"

"Segalanya. Semua yang kakak lakukan Bulan..."

Rembulan tersenyum manis. "Sungguh?"

Triton kembali menatap Rembulan. Benar-benar. Wajah adiknya yang satu ini terlihat sangat indah.

"Maafkan aku Bulan... maaf.."

"Jangan menangis. Aku selalu memaafkanmu kak. Terima kasih untuk segalanya juga."—

"Eh?"

Triton menoleh mengikuti arah pandang Rembulan. "Ada apa?"

"Ada Ibu."

Triton menegak. "Bulan?"

"Aku pulang ya kak? Terima kasih. Jaga milikku baik baik ya? Aku sayang kakak.."

Satu kecupan di kening Triton menjadi sebuah akhir. Ruangan itu sepi. Kertas yang tadi juga hilang. Segalanya seperti semula. Tidak ada alat tulis di meja itu.

"Bulan! Mandi jangan lari lari astaga!!"

"Triton bawa Bulan kekamar mandi sayang!!"

"Iya bu!! BULANN!!!!"

"HUWAAA KAK ITON JAHAT KAK ITON JAHAT!! KAK KAYY!!!!"

"Eh? Sudah sana. Aku aja."

"Lah? Awas ya kamu Bulan!"

"Wlee!!"

Tetes air mata itu mengalir. Ia menatap rumah itu. Ini rumah lama mereka. Rumah mereka sebelum akhirnya mereka perbaiki dulu.

"Psst! Minta dongg~"

"Gak gak! Kamu gak boleh makan durian lagi!"

"AAAA MAUUU!!!!"

"IBU BULAN MAU MAKAN DURIAN LAGI!!"

"ASTAGA BULAN!!  Sini sini sudahh! Tadi kamu udah makan separuh sendiri lo. Itu bagian yang lain."

"Senja sama Nanna kan gak makan! Kak Ako juga gak makan!"

"Siapa bilang Ako gak makan? Kamu makan kan?!" Triton mendelik memberi kode pada Muraco. Jelas sekali wajah tidak ikhlas itu.

"I-iya kak Ako suka kok hehe."

"HUWAAA!!"

"Lintang.."

Lintang menoleh menatap Ibunya yang terlihat kerepotan menangani Rembulan. Ia paham apa yang Ibunya mau. Lintang segera mengangguk.

"Heh! Nangis terus. Sudah sini, kita beli jajan di depan." Ucapnya meyakinkan. "Gak usah kasih yang lain." Lanjutnya berbisik.

REMBULAN ¦ Renjun NCT[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang