Insired by 'Sweet Night' by Kim Taehyung but, bitter version
angst, main character death, disease
Cast: Jeon Jungkook Kim Taehyung
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Jadi, apa yang akan kita beli hari ini?" tanya anak kecil laki-laki berambut caramel itu pada boneka beruang digenggamannya.
"Hmm, aku sudah membeli komik, aku sudah membeli mainan baru, jadi... ES KRIM!! Aku akan membeli es krim!" ia berteriak pada dirinya sendiri dan mendekap erat bonekanya.
Setelah mengganti baju sekolahnya, ia berlari keluar rumah, tak lupa berpamitan pada asisten rumah tangga disana. Kaki kecilnya melangkah bersemangat menuju kedai eskrim. Tangan mungilnya menggandeng tangan bonekanya yang bergerak bebas mengikuti jingkatan langkahnya.
"Paman! Aku ingin rasa strawberry!" ujarnya sambil tersenyum. Senyumannya semakin lebar saat eskrim itu sudah mendarat di genggaman tangannya. Tapi sedetik kemudian, senyumnya pudar begitu saja saat ia merogoh saku mencari uang untuk membayar eskrimnya.
"Paman, aku tidak jadi beli.." anak laki-laki itu memberikan kembali eskrim yang sudah ia pegang tadi. Ia melangkahkan kakinya lemas, keluar kedai itu.
Tanpa ia sadari, seorang anak lelaki lain yang berusia setahun lebih muda darinya tengah memperhatikan mereka. Ia pun merogoh sakunya, membeli eskrim anak tadi, lalu beranjak keluar dari kedai itu.
"Hei!" panggil anak lelaki itu pada si caramel. Ia sekarang terduduk di bangku taman sambil mengayunkan kakinya lesu.
"Ini, eskrim-mu" ia memberikan eskrim di genggamannya pada anak itu.
Manik hazel itu berbinar, tapi ia ingat nasehat ibunya, jangan menerima sesuatu dari orang sembarangan. Masalahnya, raut wajah anak lelaki itu begitu dingin, dan tak ada ukiran senyum diwajahnya.
"Tidak perlu, aku ingin pulang"
"Aku bukan orang jahat, pasti kau berpikir aku akan berbuat aneh kan? Terima ini, tanganku pegal."
Akhirnya ia menerima eskrim itu, memakannya dengan cepat karena terlalu senang.
"Jungkook"
"Oh? Aku Taehyung" si caramel itu tersenyum lagi.
"Kalau mau keluar rumah, jangan lupa membawa uang. Kau sepertinya lebih tua, tapi bodoh" ujar Jungkook.
Taehyung hanya menaikkan bahunya tidak peduli.
"Ingat ya, di kehidupan ini tidak ada yang gratis"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Di kehidupan ini tidak ada yang gratis"
Kalimatnya 10 tahun yang lalu, kini menjadi kalimat terakhir yang Taehyung ucapkan pada Jungkook sebelum pria itu menghembuskan nafas terakhirnya. Pria yang ia cintai sejak pertama ia bertemu itu kini pergi meninggalkannya, selamanya.
Jungkook tak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Taehyung meninggal karenanya, karena penyakitnya.
Jungkook tak berhenti menangis saat ia melihat tubuh Taehyung yang terbaring kaku diatas ranjang rumah sakit, lengkap dengan kain putih yang menyelimutinya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia terus memaki dirinya sendiri. Ia bahkan belum sempat mengutarakan perasaannya pada Taehyung.
Sekarang, Jungkook tengah termenung, menatap langit dari jendelanya. Ia memeluk bantal, tangan kirinya menggenggam boneka beruang kesayangan Taehyung. Ia menceritakan seluruh kerapuhan hatinya pada taburan bintang dilangit malam itu. Matanya juga tak berhenti menjatuhkan bulir kesedihan dan penyesalan di tiap jeda kalimatnya.
"Hyung, jika kau mendengar ini, aku sangat menyayangimu. Izinkan aku menjagamu untuk yang kedua kalinya." Jungkook mengakhiri ceritanya pada sang langit, seraya memegang dada kirinya. Benar, hanya jantung Taehyung yang ia miliki sekarang.
"Jeon, aku mendengarmu.. Walaupun ragaku tak bersamamu, hatiku akan selamanya menjadi milikmu" jawab Taehyung yang berdiri tak jauh dari punggung Jungkook.
Taehyung mendekap Jungkook dari belakang. Walaupun ia tahu, Jungkook tak bisa mendengar, melihat, atau merasakan kehadirannya sekarang. Keduanya menangis bersama, melepas kesedihan yang menggerogoti perasaan mereka.
Hingga Jungkook tertidur, menikmati mimpi terakhirnya bersama hyung yang ia cintai itu.
.
.
.
.
.
Fin
Karena cinta tidak selamanya bisa menunggu untuk diungkapkan. Jeon Jungkook juga terpaksa kehilangan cinta-nya karena terlalu la ma menunda waktu untuk mengungkapkannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.