"PAH UDAH AKU BILANG, AKU BAKAL BELAJAR DENGAN BAIK KOK! GAK USAH LAH CAMPURIN URUSAN PERTEMANAN AKU JUGA!" Tegas Renjun ke ayahnya.
"MEREKA TUH GAK BERGUNA JUN!"
"Apanya? Mereka temen deket Renjun, kita tuh tim dance cover! Harusnya Papa bangga liat anaknya punya bakat kaya gini."
"Gunanya joget apa sih? Bisa masuk ke Harvard? Atau kamu bisa lulus dengan nilai terbaik? Apa? Guna nya apa? Kamu tuh cuma buang-buang waktu! Mereka gak berguna buat masa depan kamu! Sadar!"
Renjun udah kesel banget denger perkataan ayahnya yang seakan mau ngerendahin temen-temennya depan dia.
"AH GAK TAU! POKONYA RENJUN GAK MAU BANYAK LES! MUMET!" Renjun masih ingat dosa, ngamuk kaya gini ke orang tua dosanya gede. Jadi cuma intinya aja biar cepet selesai.
"POKONYA PAPA GAK MAU TAU! KAMU HARUS IKUT LES BAHASA INGGRIS DAN FOKUS SAMA BELAJAR! KELUAR DARI GRUP ITU!"
Ayahnya Renjun gila sama nilai. Anaknya harus berhasil, pinter dan dapat nilai tertinggi di sekolah, sampai harus masuk universitas ternama . Bukan cuma itu dia selalu nyuruh anaknya buat selalu jadi no 1 di manapun.
Sedangkan Renjun?
Dia memang lebih ambisius soal pelajaran dari pada teman se 'geng' nya tapi bukan berarti 24/7 harus banget natap buku dan gak harus selalu jadi nomor 1.
Tekanan yang dikasih kedua orang tuanya soal pendidikan bikin Renjun sering stres dan ngurung diri di kamar.
"kamu tuh masa gak bisa kaya Jaewon yang pinter itu sih sih?"
"Dapetin nilai 100 emang sesulit itu?!"
"Kamu harus belajar yang rajin!"
"Jangan terlalu senang, sudah seharusnya kamu dapat nilai sempurna."
"Kamu gak bisa masuk SMA yang terkenal itu? Terus bisanya masuk SMA mana? Yang rendahan?!"
"Kamu harus jadi no 1 dimana pun kamu berada, ayah gak mau tau!"
"masuk UNIV yang bagus!"
"jadi juara di sekolah!"
"belajar! Belajar! Belajar!""AISHHHH!" Renjun kesal saat mengingat semua itu, perkataan ayahnya dari dulu selalu sama. Belajar mulu.
Ayahnya gak pernah tau betapa kerasnya Renjun buat dapetin nilai sempurna, betapa mati-matiannya Renjun buat pergi ke berbagai macam les dalam satu hari.
Ayahnya selalu fokus ke hasil, bukan kerja keras Renjun dapetin itu.
Bahkan ketika Renjun menuhin standar nilai Ayahnya, tidak ada dan tidak pernah sekalipun pujian diberikan ke Renjun.
Sekedar kalimat "ayah bangga, kamu yang terbaik!" tidak pernah terucap.
Hanya "Sudah seharusnya kamu dapat nilai tertinggi, jangan berbangga diri kamu masih jauh dari kata sempurna."
Renjun membuka ponselnya, terlihat ada ratusan notif dari grup.
Nct-sure - mimi peri x popo bohay (356)
minshellow : udah gue bilang kalau nanti udah masuk sekolah, kita latihan setiap pulangnya
jen0ne : yup! Gue setuju waktu kita emang kaya masih banyak, tapi kereo sama kekompakan kita nge dance belum sampai 80%
j1-woo : Lah yang eskul gimana?
jWhn : setiap hari rabu pulsek gue latihan futsal.
chan-yeol : sama nih gue juga futsal.
kyu-jun : gue sama Jeongwoo ada latihan vokal, tapi hari selasa.
oRangE-jun : pulang sekolah gue ada les, biasanya pulang jam 5an.
T - yong : oke nanti kita diskusiin lagi buat waktu latihan kalau sekolah udah masuk.
T - yong : chat gue yang ikut eskul atau les, mungkin bakal ada waktu yang gak terlalu ngeberatin kita-kita buat latihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slowmotion - Treasure NCT
FanfictionVote sebagai tanda kamu menghargai penulis 🤗 Persahabatan 15 remaja yang memiliki mimpi yang sama, menampilkan bakat mereka di depan banyak orang. Hanya satu keinginan mereka, menggenggam erat kekompakan walaupun badai terus ingin menghancurkan. Ma...