[ DBW-1:Awal ]

233 93 347
                                    


"Sebenarnya, mau sejauh apalagi kamu melangkah?. Berhenti disitu. Aku sudah lumayan lelah berlari mengejarmu tanpa arah"
-Rea-

"Aku sudah lama berhenti. Berhenti di persimpangan jalan antara hati dan belati"
-Windu-

"Salahnya Dimana? Sampai jarak memberi sekat antara kita"

-W.R-

***

Rea

Semilir angin sore ini membangkitkan memory lama ku, tentang sepasang Remaja yang tumbuh lewat pernyataan cinta pertama.

"Rea, aku suka sama kamu. Seperti aku suka pada Swastamita. Kalau kamu ga keberatan, kamu mau ga jadi pacar ku?"

"Jangan bercanda Windu. Kamu itu sempurna kayak arunika. Meskipun aku juga suka kamu, tapi aku ga pantas menyempurnakan kamu yang sudah sempurna"

"Rea, kamu jauh lebih sempurna. Lembayung senja yang cantik hanya ada bersama Swastamita dan Arunika tak kan berakhir indah bila tanpa kamu, Swastamita."

Moment dua tahun lalu kerap kali berputar di otak ku. seperti kaset lama yang tak bosan untuk ku tonton. Aku menikmati setiap kenangan indah bersama windu bak secangkir coklat panas yang ku minum sehabis hujan.

Udara sore ini terasa lebih dingin dari biasanya, mungkin karena beberapa hari belakangan Windu jarang menemuiku dan bertukar peluk hangat diujung hari.

Diatas balkon kamarku ini, ku tatap nanar jalanan yang ada di depan sana. Memandang ke arah timur berharap sosok Windu datang dengan gagah bersama kuda besinya. Kuda besi yang hampir tiga tahun ini membuat ku cemburu. Kalau dipikir-pikir kuda besi itu sudah kurang ajar karena bersama dengan pacarku setiap saat. Sedangkan aku? Bertemu dengan Windu seminggu dua kali saja sudah syukur.

Wah! nampak nya aku sudah gila Cemburu dengan motor Vespa matic bewarna biru milik Windu. Kalau Windu tau, aku pasti akan di ledek setengah mati olehnya. 

Tunggu, seperti nya aku terlalu asyik bercerita sehingga lupa mengenalkan diri sendiri.

Adrea Ajeng Lovata. Adalah nama lengkapku, tapi karena terlalu panjang aku lebih suka orang-orang memanggilku dengan tiga huruf, R-e-a.

Aku adalah gadis dengan wajah dan otak yang bisa dibilang biasa aja. Tapi karena keberuntungan aku bisa masuk ke SMA Gemilang sekolah yang katanya unggulan di kotaku.

Di sekolah, aku mempunyai dua sahabat yang ku bawa dari bangku SMP. Mereka adalah Zizi dan Mia. Dua makhluk dengan dua kepribadian yang berbeda.

Ah iya! Aku juga ketambahan dua orang lagi di lingkup persahabatan ku, namanya Letta dan Galih. Keduanya cukup bisa mengimbangi kami bertiga. Walaupun terkadang sahabat-sahabat ku bersikap menyebalkan, aku tidak pernah berniat melepas mereka karena hanya mereka, aset berharga ku di SMA.

Windu?

Jangan tanya. Windu memang tak pernah ada untuk ku di sekolah. Bukan karena ia tak peduli, namun karena pria itu berbeda sekolah denganku.

Agar kalian tidak penasaran, biar aku ceritakan sedikit tentang Windu.
Nama lengkapnya Windu Altezza, biasa ku panggil sayang. Ehh, Windu maksudnya.
Menurutku nama Windu itu unik. Karena arti nama itu sendiri.

"Kenapa kamu dinamain Windu?"

Windu mengusap gemas Surai hitam ku "Kalau namaku Windy nanti di kira perempuan. Sama kaya Rea,kalau nama kamu Rio aku ga bakal mau sama kamu"

"Windu! Aku nanya serius..."

"Haha, iya-iya. Kamu tau arti namaku?"

"Hm, delapan tahun kan" Terka ku

"Betul. Kata Mama, aku di berinama Windu karena usia ku berbeda delapan tahun dengan kak Dwina. Lalu kak Dwina,punya nama itu juga karena kelahirannya berjarak dua tahun dengan mba Anisa"

"Wah! tante Tya kreatif banget ya hehe. Nama kamu itu unik dan indah seperti orangnya" Tanpa sadar aku mulai meracau hingga membuat Windu menjadi tertawa kecil karenanya.

"Haha, nama kamu juga indah. Bahkan cantik Rea. Aku jadi ngebayangin kalau nanti nama kamu dengan namaku di sandingin dalam buku undangan" Ah, Windu mulai lagi. Pria ini suka sekali mempermainkan ku lewat kata-katanya. Sekarang ia nampak seperti laki-laki yang berguru pada buaya darat.

Begitulah Windu dan arti namanya.

Oh iya! Windu itu adalah sosok pria idaman kaum hawa lho. Ia tampan, kulitnya bersih, berbadan ideal, rendah hati dan juga pintar. Windu juga paling benci dengan makanan pedas dan paling suka padaku (yang ku tau) haha. 

Pria ini juga penuh dengan pesona karena mahir memainkan beberapa alat musik. Aku saja sering ia hibur dengan lagu yang ia senandungkan bersama petikan gitar kesayangannya.

Sungguh, Windu sosok pria yang menawan. Ahh, walau sudah lewat dua tahun menjadi pacarnya, aku masih saja tak bisa menceritakan Windu dengan perasaan yang biasa saja. Karena pria itu telah menjelma menjadi hal terpenting di sanubari ku.


Hanya saja ada satu hal yang membuatku goyah akan Windu.  Bukan, bukan satu hal. Karena ini sudah terulang ke-3 kalinya. Ya,aku memaklumi setiap kesalahan yang Windu buat karena aku adalah orang yang berpegang teguh pada kata-kata "Setiap manusia itu tidak luput dari kesalahan . Pasti mereka akan melakukan kesalahan. Tergantung kita, ingin memaafkan atau meninggalkan". Dan aku, selagi cinta itu masih membutakanku  mungkin aku akan terus memaafkan Windu meskipun aku merasakan sakit yang begitu dalam.

Tunggu. Jangan hina aku dulu, aku juga tidak terlalu bodoh untuk memaklumi kok. aku akan menarik batas cukup bagi kesalahan Windu. Bagaimanapun juga aku adalah manusia biasa yang bisa muak bila terus-terusan di bohongi ah tidak, tapi di khianati.

Jadi yang kami jalani sekarang, adalah kesempatan terakhir baginya. Doakan ya Windu-ku akan menepati janjinya dan memanfaatkan kesempatan terakhir ini dengan baik.

TBC...

_

_

_

Happy Reading guys!✨

Jadi semoga enjoy dengan ceritanya dan jangan lupa untuk meninggalkan jejak setelah/sebelum membaca🤗

12.07.2021


Distance between WINDU [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang