[ DBW-3: First love ]

147 84 262
                                    

Prihal rasa pertama yang sederhana, tentang dua insan yang tumbuh karena suka, juga dua remaja yang saling cinta

~•(✿ )•~


Windu

Aku menatap hampa ke langit siang ini. Menelisik birunya angkasa dengan beberapa burung yang lalu lalang diatas sana.

Saat ini aku menemani Vian merokok di lapangan belakang sekolah karena jam pelajaran terakhir kali ini, guru mata pelajaran kami sedang absen.

Awalnya aku menolak,tapi karena Vian memaksa jadilah aku ikut bersamanya. Tidak,aku tidak menyesap barang sebatang tembakau pun. Seperti kataku, aku hanya menemani Vian karena memang aku bukan seorang perokok.

"Menurut mu cinta itu yang seperti apa?" Vian bertanya tanpa menoleh kepadaku.

"Rea." Aku tersenyum simpul ketika tiba-tiba wajah perempuan itu terbesit di kepala

"Selain Rea?"

"Ga ada, hanya Rea." Jawabku dengan keyakinan penuh karena menurut ku arti cinta adalah gadis itu.

Kini pandangan Vian tertuju padaku ia mengangkat sebelah alisnya menatap wajahku lekat-lekat "Kenapa kamu seyakin itu? Padahal kamu tau, dia sudah goyah."

"Asal kamu tau, penyebab dia kehilangan separuh percaya nya adalah aku. Dan kenapa aku yakin? karena hanya Rea satu-satunya perempuan yang ingin aku genggam hingga akhir"

Ya benar. Sekarang Rea jadi sering bertanya siapa perempuan yang dekat denganku. Aku memaklumi nya karena penyebab ia seperti itu adalah aku. Tapi walaupun begitu, Rea bukan tipe perempuan yang pencemburu mungkin ia hanya bertanya dan setelah mendapat jawaban jujur dari ku, dirinya akan diam.

"Terus perempuan yang sering banget singgah ke kamu?"

Aku menghela nafas "Ga perlu ku jawab kamu sudah mengerti kan. Mereka hanya singgah,tapi ga aku biarkan menetap"

"Ada yang ingin kamu tanya lagi?" Tanya ku.

"One more, bagaimana kalau suatu saat orang baru datang dan kamu berat untuk melepasnya?"

"Aku belum pernah ngerasa berat ngelepasin perempuan selain Rea" Jawabku

"Jadi ku rasa, aku ga perlu mikirin gimana jadinya kalau ada yang aku sayang selain Rea" lanjutku

Vian diam. Tak lama kemudian ia langsung mengalihkan topik pembicaraan diantara kami.
Aku dan Vian berbincang banyak hal hingga tak terasa waktu berputar begitu cepat.

Bel tanda pulang sekolah pun berbunyi, aku bergegas merapikan barang bawaan ku dan pulang. Sebenarnya bukan pulang, tapi menemui Rea.

Aku memang tidak memberitahu Rea akan menjemput nya hari ini, aku ingin melihat ekspresi terkejut nya ketika melihat kedatangan ku yang tiba-tiba.

Aku melajukan motor ku dengan kecepatan sedang dan langsung menuju ke sekolah Rea yang terletak tak jauh dari sekolah ku. Dari kejauhan aku melihat Rea sedang berjalan beriringan dengan ketiga teman perempuan nya. Aku tersenyum kecil ketika melihat Mia dan Zizi yang masih setia menemani Rea dari masa putih biru hingga sekarang.

Rea terlihat tertawa dengan mata indahnya yang menyipit. Ah, aku sungguh berterima kasih kepada teman-temannya itu karena membuat Rea-ku bahagia.

Tin!

Tin!

Tin!

Dengan usil ku bunyikan klakson si biru berulangkali di belakang ke-empat perempuan yang sedang santai berjalan.

Distance between WINDU [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang