[ DWB-11: Jangan berharap]

22 8 54
                                    

Kalau gak mau di kejar ya jangan lari!

~(✿⁠)~


Silvia nampak murung di meja nya, sesekali matanya yang sayu melirik ke arah Windu yang sedang asyik dengan gawai di tangan nya.

"Pacaran terus..." Gumam Silvia sembari menoleh ke arah Windu.

Ternyata sedari tadi Windu menyadari bila ada seseorang yang memperhatikan nya dari kejauhan. Dengan santainya Windu berjalan ke arah Silvia sampai akhirnya duduk di sebelah perempuan itu.

"Sakit?" Tanya Windu singkat

"Iya" Jawab Silvia cuek

"Sakit apa?"

Silvia berdecak kesal "Hati"

"Karena aku?" Tanya Windu bingung

"Karena pacar kamu" Jawab gadis itu sembari menutup wajahnya dengan sebuah buku paket.

Windu sendiri merasa bingung dengan perasaannya. Sebenarnya ia senang karena Silvia akhirnya tau tentang Rea, tapi rasanya seperti ada mengganjal di hati Windu ketika melihat Silvia menjauhinya secara perlahan.

Windu menghela napas gusar "Salah aku."

"Bukan salah dia" lanjut Windu

Sakit. Kata-kata Windu barusan begitu menyakiti hati Silvia, gadis itu berusaha menahan air mata nya agar tak jatuh di depan Windu. Sebenarnya semua berjalan lancar sebelum Silvia mengetahui tentang kejutan ulang tahun itu.

"Kamu bahagia sama dia Windu?" Tanya Silvia dengan mata yang berkaca-kaca

"Sangat" Jawab Windu datar

Sudahlah, Windu rasa cukup interaksi singkat nya dengan Silvia. Lagipula ia tak mau jika gadis ini terus mempunyai harapan yang mustahil untuk ia wujudkan.

Beberapa saat setelah Windu meninggalkan Silvia dan beranjak ke meja nya, Pak Anton selaku guru prakarya datang dan memulai mata pelajaran nya.

Windu menoleh kebelakang saat Wulan mencolek punggung nya

"Denger-denger kata anak kelas sebelah pak Anton bakalan bagi kelompok buat tugas minggu ini"  Ujar Wulan pelan

"Wah seru dong!" Sahut Riko yang duduk bersebelahan dengan Wulan

"Semoga aku bisa sekelompok dengan Silvia" Timpal Vian

Perkataan Vian barusan sontak membuat Riko, Wulan dan juga Windu mengangkat sebelah alisnya.

"Kamu suka Silvi ya?" Tanya Wulan menduga-duga

Tanpa di jawab pun semua bisa membaca gerak gerik Vian. Laki-laki itu tersipu malu mendengar pertanyaan dari Wulan tanpa berniat menjawab nya sedikit pun.

Windu melirik ke arah Silvia yang berada tak jauh dari meja nya. Gadis itu sedang serius menulis materi yang ada di papan tulis. Perasaan aneh tiba-tiba menggelayuti hati dan otak pemuda itu, entah mengapa melihat Vian yang salah tingkah sedikit membuat Windu kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Distance between WINDU [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang