Pelatihan MOS sedang berlangsung di SMA swasta abadi, riuh tepuk tangan bergema di seluruh penjuru lapangan basket, semua siswa senior maupun junior menyanyikan himne sekolah tersebut.
Setelah itu, para panitia membagi calon siswa menjadi beberapa regu, sebelum tes disebarkan ke meraka guna menentukan siapa yang akan masuk kekelas X favorit, lalu, setiap regu pun menyebutkan namanya masing-masing.
Hal itu terhenti pada salah satu siswi yang usai menyebutkan namanya.
"Amber dari regu bahasa, kak" ucap siswi itu dengan nada malas.Salah satu senior membalasnya, "kamu tau ga, kenapa kamu masuk regu bahasa?"
Siswi yang sedari tadi pandangannya menatap ke arah lain kini beralih pada suara senior itu.
"Kenapa, kak?" Tanyanya."Karna cocok sama kamu biar bisa belajar sopan santun" jawab sang senior sambil tersenyum simpul.
Siswi tersebut mengerutkan dahinya, beberapa menit baru menyadari bahwa ini ada hubungannya sama kejadian tadi pagi.
Flashback,
Beberapa siswa telat dalam pelatihan MOS itu, termasuk Amber, dan Amber juga yang tak meminta maaf pada senior atas keterlambatannya maka dari itu ia belum bisa bergabung ke calon siswa lainnya.
"Kamu belajar sopan santun ga?"
"Belajarlah kak" balasnya ketus.
"Bilang minta maaf!"
"Masa kesan pertama Uda dihukum? Ga dapat dispensasi ini?"
Dua senior kompak menggelengkan kepala, dan salah satu berujar lagi, "minta maaf, kalau engga kamu dihukum setelah pelatihan MOS"
"Oke, Minta maaf! Dah!" Lagi lagi Amber ketus
"Ga spesifik, ulang!" Perintah senior itu.
"Ha?"
"Gini, saya minta maaf kak Agung dan kak Dirga!" Sang senior memberi contoh.
"Ribet" sahutnya, "saya minta maaf kak Agung dan kak Dirga" setelah itu baru ia diijinkan masuk dan bergabung dengan calon siswa lainnya.
****
Rangkaian MOS selanjutnya adalah tahap pembahasan materi tata tertib sekolah sekaligus games, kakak-kakak senior di setiap regu menjelaskan beberapa materi tata tertib; dari moto sekolah, visi dan misi, dan tata tertib lainnya, selama 15 menit.
Satu regu dibimbing oleh tiga senior, kebetulan regu bahasa di bimbing oleh Dirga, Dewi, dan Agung, mereka bertiga pun berdiskusi tentang siapa tiga orang yang akan ikut games perwakilan dari regu mereka.
Mereka milih masing-masing satu orang untuk perwakilan tersebut, Dewi dan agung sudah menentukan pilihannya namun Dirga masih diambang kebingungan, pada akhirnya jatuh pada,
Amber.
"Saya?" Dia menunjuk dirinya sendiri, masih tak yakin pilihan kak Dirga jatuh pada dirinya.
Dirga mengangguk, namun Agung, wajahnya, seperti tak bersahabat, ia pun berbisik di telinga Dirga,
"kenapa yang lu pilih dia si?"Dirga hanya menyunggingkan bibirnya, sembari mengedikkan bahunya, membuat agung semakin terheran-heran.
Dirga tak menggubris Omelan dari Agung yang sayup-sayup ia dengar,
Dirga, lu pan tau, tu anak kagak ada sopan santunnya, liat aja pasti kalah gara gara tu anak!
KAMU SEDANG MEMBACA
The True Love
Teen Fiction"lu harusnya biarin aja gue dilecehin! Gue ga mau kenal lu lagi!" Teriak Amber setengah menangis pada Dirga, si kakak seniornya. ... Kisah benang merah yang mengikat mereka, dari awal yang tak terduga hingga benar-benar percaya bahwa keberadaan cint...