7. memalukan

1 0 0
                                    

Amber mematut-matut dirinya didalam cermin lalu menarik nafasnya dalam-dalam dan kemudian membuangnya, ia harus melupakan kejadian semalam, seolah itu tak pernah terjadi dihidupnya.

Cermin dikamarnya itu banyak noda yang sulit dibersihkan, acap kali ia berusaha membersihkannya namun tetap saja noda itu tak mau hilang.

Sama halnya seperti amber, ia tak akan bisa menghilangkan hal kelam yang dulu terjadi di hidupnya kecuali memaafkan dan mengikhlaskan.

Dan pagi itu ia berencana menemui Dirga, Amber menyesali sikapnya semalam pada kakak kelasnya itu.

Tapi saat sampai di sekolah, Amber malah mendapatkan tatapan aneh dari setiap orang yang dilewatinya, sepanjang koridor mereka menatap amber seolah telah melakukan pembunuhan.

Bahkan ada yang mengumpat kearah amber, "bikin malu!"

Ha? Maksudnya?

Amber tak paham dan terus bertanya-tanya, lalu melanjutkan langkahnya sampai ke kelas Dirga, namun terhenti kala melihat mading ramai dikerumuni banyak orang, ia berniat melihat juga tapi nanti istirahat, ada yang lebih penting sekarang.

Tapi lagi-lagi ia dibawa-bawa dalam hal ini, dan itu semakin membuat Amber penasaran, ada apa sebenarnya.

Seketika Amber tertegun ketika melihat ada tiga lembar potonya yang sedang pelukan, ciuman di bangunan tua itu bersama Adit, tapi fokus amber pada notes, tepat disebelah ketiga foto itu yang bertuliskan,
"Kejadian yang tak terlupakan, makasih ya sayang ♥️♥️"

Eneg, itu yang Amber rasakan sekarang, ingin sekali memuntahkannya tapi kalau bisa di wajah si sampah itu-Adit.

Amber menghalau banyak orang yang menyoraki dan mengumpat padanya, ia berlari pelan kearah kelas Adit yang kebetulan disamping kelas Dirga, lalu ia mengedarkan pandangannya mencari Adit.

Namun dia tak ada disana.

Amber kini membalikkan badannya dan beralih ke arah gudang, ia tau itu tongkrongan- tempat dimana parah sampah sekolah seperti Adit.

Benar sekali, Adit disana dengan wajah muramnya dan dia hanya sendiri.

"Eh anjing pengecut!" Pekik Amber tanpa ada rasa takut sama sekali, ia juga melupakan kejadian semalam.

Adit menoleh ke arah amber yang mendekatinya, "sumpah, gue juga korban disini"

"Terus gue?"

"Ia Lo itu-

PARRRR

Amber puas tangannya mendarat sempurna pada wajah adit, kuat sekali, tapi kepuasaan itu cuman sementara, ketika mereka berdua harus berhadapan di ruang BK.

*
Ruang BK.

"Saya ga mau denger alasan dari kalian berdua!" Tandas Bu Mirna-guru BK.

"Tapi, bu-

Bu Mirna berdesis, mengisyaratkan untuk Amber diam dan jangan membuat pembelaan.

"Saya liat Poto itu jijik tau ga!" Ucap Bu Mirna, "bisa bisanya malah kalian sematin di Mading, ga tau malu!"

"Bukan gitu bu-

"Diam atau kamu saya kasih surat DO"

Amber diam mendengar ancaman itu.

"Gini aja, bawa besok wali kalian kemari!" Pungkas Bu Mirna.

Adit memohon pada bu Mirna agar jangan ada campur tangan orang tua, mungkin hubungan antara Adit dan orang tuanya tak baik sama seperti Amber.

Gadis itu hanya diam, bahkan setelah keluar dari ruangan BK, ia tetap diam-disemua tempat ga hanya didalam kelas, kantin, kamar mandi, dan saat berjalan di koridor sekolah seperti sekarang.

Sembari menggenggam secarik kertas pembungkus surat yang berisi pemanggilan orang tua, ia juga masih mendengar cibiran dari banyak siswa yang belum balik ke rumah setelah bel pulang berbunyi.

Ga elit, masa dibangunan tua.
Kok mau sih, dahal cantik.
Duh lomte
Menjijikkan.

Bagaimanapun ini juga salah Amber, yang merencanakan fake relationship dengan Adit yang ternyata tak amanah bahkan mengambil keuntungan dibalik kejadian semalam.

Tiba-tiba kejadian semalam kembali tersirat di pikiran amber, sontak langkahnya terhenti, tubuhnya mengerjap dan kalau seperti ini hanya bisa menangis tapi terhalang oleh dirinya yang masih berada di sekolah.

Amber hanya tak mau menjadi pusat perhatian lagi sekarang, Ia mempercepat langkahnya untuk segera kembali kerumah.

The True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang