9. pembullyan

1 0 0
                                    

"ha? Ga mungkin, anak saya itu anak baik baik" protes dari mamanya Adit.

Sedangkan Mama Amber memilih diam kala ia melihat bukti ketiga foto yang memperlihatkan putrinya itu berpelukan, berciuman dengan seorang kakak kelasnya.

"Mungkin aja ini editan dari siswi cewek ini" mama Adit menunjuk arah amber dan menduga ia dalangnya, bahkan mama Adit juga menyimpulkan bahwa,

"Mungkin dia penggodanya, penampilan aja kayak lomte"

Hal itu sontak membuat mama Amber menoleh sinis ke mama Adit,
"Jaga mulut anda!"

"Kenapa? Benarkan?" Mama Adit berbalik menantang.

"Penampilan ibu syar'i, anak ibu kek preman, ga sinkron! Jadi sebelum urus penampilan anak saya, situ ngaca dulu"

Kalah telak, mama Adit langsung terdiam mendengar jawaban dari mama Amber, setelah sejam didalam ruang BK, orang tua Adit dan Amber pun kembali pada aktifitasnya masing-masing, lalu hukuman untuk mereka berdua, mulai besok, dijatuhkan Kors selama seminggu.

Terkhusus untuk Amber, dia akan dipindahkan kekelas 10-c, karena perilakunya sangat tak pantas berada di kelas favorit.

Setelah mendapat hukuman itu, apa semua kembali normal?
Apa Amber akan fokus ke pelajarannya?
Apa tak akan ada yang mengganggunya lagi?

Ternyata tidak, Amber masih mendapatkan perilaku keji dari beberapa temannya yang menganggap; Amber itu murahan, tak pantas di sekolah ini, perusak citra sekolah, bikin malu.

Terkadang juga ia sering di ganggu oleh anak anak Badung yang memanggilnya pelacur.

Apa Amber diam?

Tidak, dia justru melawan, dia tak tahan menjadi pusat kebodohan yang tiap hari di ganggu orang orang yang menurutnya lebih bodoh dengan mendengarkan dari satu sisi.

Tapi ada satu yang juga mengganggu pikirannya, "kemana si kakak kelas?"

Apa sekarang dia menghindar karena Amber membentaknya? Karena Amber tak tau diri? Amber menyesali perbuatannya ia berniat mencari kakak kelas itu namun ia sudah mencari Dirga ke seantero sekolah, nihil menemukan Dirga diantara ribuan siswa disini.

Salah satu anak badung yang sedang melewati kelasnya Amber mendekatinya, "bisa pakek ga nanti malam?"

Amber tak menatapnya, juga tak mendengarnya hanya duduk di depan kelas sambil berkutat pada ponselnya, tapi sikap pria di sebelahnya ini semakin menyebalkan, ia tiba-tiba saja menyentuh pinggang amber membuat Amber terkesiap berdiri.

"Bangsat lu ga akan sanggup bayar gue!"

Si anak Badung itu tertawa terbahak-bahak mendengar respon Amber, dia juga mengajak siswa siswa yang lain untuk menertawakan Amber.

"Liat woi, dia ngaku kalau dia cewek ga benar!"

Semua ikut menertawakannya, lantas Amber mencoba tenang dan memasang earphone dikedua telinganya, tapi, Azi-si anak Badung itu malah menarik paksa salah satu kabel itu.

"Malu Napa si lu, apa ga punya kemaluan?"

Lagi lagi mereka tertawa melihat lelucon yang tak lucu dibuat oleh Azi, amber masih mencoba tenang, ia kembali memasang earphone itu, tapi kali ini ini Azi menarik paksa sampai-sampai kabelnya jatuh ke ubin.

Dan Amber memungut earphone nya itu, lalu menatap Azi lekat,
"Kasian beraninya Ama cewek!"

"Kenapa emang?"

Amber menarik sudut bibirnya, "berarti BANCI dong!"

Pupil mata Azi membesar.

"Geser dong banci, gue cewek tulen mau lewat!" Cibir Amber menyenggol baju kiri Azi untuk masuk kedalam kelasnya.

Saat Azi hendak membalas Amber, Bu Mirna tiba tiba datang dan membawa Azi ke ruang BK, ada yang melaporkannya atas penyebab kericuhan dikelas lain.

Bukan hanya itu saja tindak bullying yang Amber rasa, seperti di kamar mandi.

"Lu sekali di pakai berapaan?" Tanya Siena.

Amber Tak menggubrisnya, ia fokus membersihkan tangannya, lalu hal itu diikuti oleh Siena dan tanpa sengaja menyipratkan air dari tangannya ke arah wajah Amber, membuat gadis itu memekik kecil.

Lalu menatap gusar Siena, "mau Lo apa?"

"Santai bitch " balas Siena.

Amber mendengus, lalu berbalik pergi, tapi baru beberapa langkah, tungkainya terhenti ketika mendengar ucapan Siena.

" Oh jadi lu nerusin warisan mama lu?"

"Maksud lu?"

"Masa ga paham si, jangan kira gue ga tau"

Amber mendekati Siena dan langsung mencengkram kuat lengan kanan Siena, membuatnya meringis kesakitan "gue patahin tangan lu, kalo bawa bawa mama gue!"

"Iya lepas, sakit anjing!" Sahut Siena sembari memijit lengannya setelah Amber melepas cengkeramannya.

Amber pun berlalu dari Siena dan kembali ke kelasnya.

*
Sampai dikelas, Amber tak bisa fokus belajar, ia malah fokus menatap setiap sudut kelasnya, kelas yang awalnya tak pernah ia harapkan dan saat ia mulai merasa nyaman, kelas itu malah membuangnya.

Amber semakin yakin bahwa ekspetasi itu tak membawa kebahagiaan untuk selamanya, dan hanya selalu menyisakan kesedihan.

The True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang