0.0

544 35 0
                                    

"Ini Hazelnut Latte dingin anda. Selamat menikmati~"

Gadis berambut pendek dengan sedikit warna yang dihilangkan dibagian ujungnya itu melayangkan senyuman dengan manis. Pria barusan adalah pelanggan terakhir untuk rush hour pagi ini. Setelah hampir tiga jam kewalahan membuat hampir 100 gelas untuk dibawa pergi dan dine-in, akhirnya gadis dengan plat nama Winter—nama asli Kim Minji— itu bisa menghela napas lega.

"Min,"

Minji menoleh pada seorang laki-laki yang usianya tidak jauh dari dirinya. Ia mengenalnya dengan nama Jake. Jake adalah adik pemilik cafe tempat Minji bekerja ini. Lelaki ini tidak jarang berkunjung ke cafe, sekedar untuk menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada. Minji juga tidak keberatan dengan aktifitas lelaki itu selama ia tidak mengganggu saat jam ramai.

Lelaki itu membawa satu nampan yang mewadahi beberapa roti bulat.

"Tolong coba ini. Aku membuat resep baru." Ia tersenyum semangat sembari menghampiri Minji. "Sekalian anggap ini sebagai sarapanmu."

Minji mengambil satu roti berwarna cokelat keemasan itu, menggigitnya tanpa ragu meskipun menyesal setelah itu. Ia membuka mulutnya untuk menyemburkan rasa panas yang langsung menjalar di gigi dan lidahnya, tangannya berubah peran menjadi sebuah kipas.

"Ah, maaf aku lupa memberi tahu kalau ini semua baru keluar dari oven."

Minji mengangkat satu tangan, mengangguk sambil berusaha mengunyah roti panas itu. Saat rasanya mulai dideteksi oleh indera perasa, kedua matanya sedikit melebar dan ia mengangguk-angguk pelan.

Ia tersenyum. "Kau masukkan ekstrak kayu manis? Dan apakah ini sedikit bubuk cabai yang kurasakan?"

Lagi-lagi Jake mengangguk dengan semangat. "Betul! Aku menaburkan sedikit bubuk cabai di atas sini," Ia membuat lingkaran pada bagian atas roti. "Lalu kumasukkan ke oven. Apakah menurutmu rasanya terlalu berlebihan?"

Minji menggigit sekali lagi—kali ini setelah meniup lebih dulu—dan dengan seksama merasakan lidahnya.

"Menurutku sih tidak. Rasanya unik: pertama aku merasa sedikit pedas namun tiba-tiba saja rasa manis menyeruak dan mengimbangi rasa pedas tadi. Kerja yang baik!"

Jake mengepalkan tangannya dan melayangkannya ke atas. "Yes! Aku akan mengajukan resep ini pada kakakku."

"Good luck."

Minji menangkap sosok seorang lelaki masuk, membuatnya langsung berdiri di belakang meja kasir dan memasang senyum ramahnya.

"Selamat datang di About Café! Silahkan dilihat menu kami." Ia menunjuk pada pajangan akrilik yang dipajang di depan komputernya.

Lelaki itu tersenyum balik pada Minji, menatapnya sejenak sebelum mengalihkan pandangan ke menu yang ditunjuk oleh Minji.

"Apa yang menjadi favorit minggu ini?"

"Hazelnut Latte with vanilla syrup and choco drizzle on top."

Lelaki itu tersenyum sembari mendengarkan rekomendasinya. "Bukankah itu minuman favoritmu juga?"

Minji sedikit terkejut dengan pertanyaannya, namun ia mengangguk.

"Kalau begitu aku pesan itu saja. Ukuran sedang. Dan tolong berikan aku satu tuna sandwich."

"Baik. Atas nama siapa pesanan ini dibuat?"

"Seperti biasa, Jaehwa."

Minji dengan gesit menggerakkan jarinya di layar komputer agar barista dapat langsung membuat pesanannya. "Apakah anda ingin membayar dengan tunai atau kartu?"

WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang