0.5

76 11 1
                                    

"Chan, bisakah aku memasukan Jake ke microwave dan membuatnya menjadi dessert saja? Apa sih yang dia pikirkan?" Minji menatap sinis Jake dari kejauhan, tidak percaya dengan apa yang dilakukan pria jangkung itu detik ini. "Kenapa senang sekali mengganggu pelanggan kafe?"

Chansung melirik ke arah Jake yang tengah berusaha melakukan pendekatan dengan salah satu pelanggan. Jake tampaknya sedang memberi rayuan gombal pada seseorang dengan rambut panjang hitam dan berkulit putih pucat itu, terlihat dari ekspresi kaget dan senyuman dari si pelanggan.

"Bukankah dia laki-laki? Ia pernah datang memesan dengan penampilan aslinya kalau aku tak salah ingat."

Minji mendengus, juga sudah mengetahui dengan fakta itu. "Kau pikir dia peduli? Masalahnya orang itu sudah menikah! Masa sih dia tidak melihat cincin yang bertengger di jari manis itu?"

Chansung hanya ber-oh ria, baru menyadarinya karena memang tidak terlalu memperhatikan. Minji hanya menonton dengan tatapan judging miliknya. Saat Jake meninggalkan pelanggan itu dan berjalan menuju kasir dengan senyum tengilnya, Minji hanya bisa mendengus.

"Minji, kau harus tahu ternyata gadis yang selama ini kudekati—"

"Ya, aku tahu dia crossdresser. Apa kau tahu dia sudah menikah?"

"Eh?"

Minji memutar matanya dengan malas. "Kau tidak melihat cincin?" Ia mengangkat tangan kirinya sambil menunjuk jari manis. "Itu cincin menikah, bukan mainan. Dia sudah punya pasangan, so back off."

Wajah Jake lantas kecewa. "Pantas saja dia selalu menolakku tidak peduli apapun rayuan yang kulontarkan. Padahal aku tidak masalah jika dia laki-laki, cantik begitu sih." Lalu lanjut memandang pelanggan itu dengan tatapan merana.

Minji hanya menggelengkan kepala dan menyentil dahi Jake pelan. Yang penting dia sudah memberitahu untuk tidak menjadi orang ketiga di hubungan orang lain.

Kling!

Denting pintu kafe menarik perhatian mereka, Minji pun kembali menegapkan postur tubuhnya untuk melayani. Namun begitu melihat siapa yang masuk, rasanya dia ingin mengumpat saja dibawah meja kasir. Meskipun setengah wajahnya tertutup masker dan rambutnya yang sudah berubah dua warna, Minji sangat mengenali sepasang mata indah itu.

"Selamat datang di About Café~ Silahkan dilihat menu kami." Ia bertingkah seperti biasa. Jake masih dengan santai bersandar di depan meja kasir sambil bermain ponselnya, sedikit minggir untuk memberi ruang pada pelanggan yang memesan.

"Iced Lemon water dengan tambahan satu pump syrup, take away. Aku bayar dengan debit ya."

"Untuk sizenya apakah small, medium atau large?"

"Medium saja, extra ice ya."

"Baik. Pesanan atas nama?"

Satu alis lelaki itu naik, bingung dengan pertanyaan Minji namun tetap menjawabnya. "Minjun." Ucapnya sambil menyerahkan kartu debit miliknya dan menyimak Minji yang menyebutkan total harganya.

Jake yang mendengar nama itu seperti tidak asing dan teramat sangat familiar, pernah mendengarnya di suatu tempat tapi tidak bisa mengingat dimana dan kapan.

"Pesanan take-away akan segera siap. Silahkan menunggu di ujung." Minji menunjuk bagian pengambilan pesanan yang biasa dijaga bergantian olehnya dan Chansung. "Terima kasih."

Minji menghela nafas lega setelah Minjun bergeser dari tempatnya. Ia langsung menepuk Jake yang masih berusaha mengingat nama itu.

"Min, aku seperti familiar dengan nama pelanggan tadi. Tapi aku pernah dengar dimana ya?" Bisiknya.

WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang