Usai kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan, hubungan mereka kembali seperti dahulu lagi. Yozar membuat rencana untuk pergi ke
minimarket terbengkalai. Minimarket tersebut mengalami kebakaran hebat sehingga beberapa produk, terutama makanan, hangus dilahap si jago merah. Namun, masih ada beberapa produk yang layak pakai atau layak dikonsumsi.Mereka datang dan mengambil beberapa makanan yang masih layak konsumsi. Kelimanya tampak menikmati kebersamaan sebelum Sangkara kembali ke masanya. Ya, Sangkara akan kembali ke masa depan. Malamnya, sekitar pukul 23.50. Keempat sahabatnya datang entah dari mana, menghampiri Sangkara yang menatap langit di hamparan pasir pantai yang putih. Tempat tersebut menyimpan banyak kenangan dan momen kebersamaan mereka.
“Kenapa kalian bisa ada di sini?” tanya Sangkara. “Ada seseorang yang nelepon gue dan bilang kalau lo lagi ada di pantai. Orang itu bilang, lo akan pergi tepat pukul dua belas,” balas Yozar dengan napas tersengal-sengal.
“Gue dan yang lain langsung ke sini secepat mungkin.”
Bumi melantur. “Emangnya lo mau ke mana? Jangan bilang lo mau menceburkan diri ke laut?”
Satu hantaman langsung mendarat di bahu Bumi.
“Aduh, sakit, tau!” Bumi meringis usai bahunya ditabok Yozar.
Yozar membalas, “Jangan asal ngomong, Bum. Mana mungkin Sangkara kaya gitu.” Sangkara menggeleng sambil tersenyum.
“Gue enggak mungkin gitu, kok, santai aja.”
“Terus, lo ngapain malem-malem di sini? Ngasih sesajen ke Ratu Lautan?” celetuk Bumi.
Yozar dengan wajah geregetan menutup mulut Bumi. “Ucapan lo makin ngawur, tahu, enggak?!”
“M-maaf, habisnya Sangkara ditanya diem aja, gue jadi geregetan.”
Teo angkat suara. “Sangkara,sebenernya lo mau ngapain di sini?”
“Tempat ini adalah tempat terakhir gue di masa ini,” balas Sangkara singkat. Singkat dan tidak padat, alias tidak dapat dimengerti.
Haru makin bingung. “Hm ... maksudnya?”
Bumi mendengkus. “Aduh, udah tau gue beloon, malah ngasih teka-teki gini.”
Sangkara menukar topik. “Kalian inget, enggak, janji kita di sini?”
Yozar, Bumi, Teo, dan Haru saling pandang. Tanpa sadar, ingatan momen-momen musim panas saat itu muncul di benak masing-masing. Mereka tersenyum.
“Baik kenangan bahagia dan mengharukan yang terjadi dalam
pertemanan kita, itu semua adalah proses yang udah kita lalui bersama.
Kekecewaan, amarah, sakit hati, dan emosi lain yang menemani kita selama ini merupakan momentum yang sangat berharga. Gue minta maaf kalau selama temenan sama kalian, gue suka bersikap egois atau bahkan buat kalian kecewa. Semua itu dilakukan karena gue takut kalian makin menderita. Sekarang gue bahagia lihat kalian udah bisa tersenyum denganleluasa. Kalian berhasil menyelesaikan problematika hidup kalian masing- masing. Gue harap kalian bertahan sampai masa depan.”Semuanya mematung bingung.
“Oh, iya, gue titip Sahara boleh, kan Mulai malem ini dan seterusnya, gue enggak bisa menemani dia lagi. Gue harus kembali ke masa gue yang sebenernya. Gue enggak tahu apakah di masa itu, kalian masih inget sama gue atau enggak, tapi yang jelas, gue selalu doain kalian yang terbaik.”
“T-tunggu dulu... kita enggak ngerti maksud lo. Lo mau ke mana?” Yozar mulai panik, seakan-akan Sangkara hendak pergi ke tempat yang sangat jauh dan tidak akan pernah kembali lagi.
Belum selesai Sangkara mengatakan kalimat terakhir, cahaya kelap- kelip dari kunang-kunang mengelilingi Sangkara, membuat tubuhnya menjadi transparan. Saat hendak menyentuh tubuh Sangkara yang hampir menghilang, mereka terkejut karena pemuda tersebut tak bisa disentuh sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
LINGKAR BINTANG [END]
Teen Fiction𝗕𝗮𝗯 𝗸𝗼𝗺𝗽𝗹𝗶𝘁 + 𝗠𝗶𝗻𝗶𝗺 𝘁𝘆𝗽𝗼 Di dunia yang penuh dengan sandiwara ini kehidupan Sangkara dan teman-temannya diwarnai oleh kebahagiaan serta penderitaan yang silih berganti. Pengorbanan besar dan takdir yang tak terduga menciptakan rea...