Suasana kelas 12-B yang begitu berisik membuat salah satu gadis yang duduk di barisan paling depan menghela nafas, gadis itu juga menggerutu dalam hatinya karena merasa suara-suara siswa di dalam kelasnya sangat mengganggu konsentrasi belajarnya. Gadis itu pun perlahan keluar dari kelas menuju perpustakaan, di sana dia dapat belajar dengan tenang sebelum jam keempat dimulai, masih ada waktu lima belas menit, baginya itu waktu yang cukup untuk belajar sekaligus menenangkan pikirannya dari suara bising yang ada di kelas. Beruntungnya jarak antara kelas dan perpustakaan tidak terlalu jauh, hanya perlu melewati ruang kelas 10-A dan ruang tata usaha.
Ketika dia hendak melewati ruang tata usaha, dua siswa dengan misterius menyebut nama Haru di tengah-tengah perbincangan. Gadis itu mendelik curiga dan mulai penasaran dengan apa yang dibicarakan, alhasil dia memutuskan untuk menguping secara diam-diam.
"Lo bilang hidup Sangkara udah nggak lama lagi, buktinya dia malah masuk sekolah dan kelihatan sehat."
"Namanya juga hidup, nggak ada yang tau, kan?"
"Terus, apa rencana lo untuk menjatuhkan Yozar dan menjauhi Sangkara dari Teo?"
Gadis itu terkejut usai mendengar kedua siswa yang merupakan teman sekelas Teo dan Bumi merencanakan hal jahat pada teman-teman Haru. Tentu saja dia tidak akan membiarkan rahasia ini tersimpan dengan baik oleh kedua siswa itu, dia pun pergi menjauh dan berniat memberitahukan rencana licik keduanya pada Haru, yang merupakan teman sekelasnya.
Karena berjalan sambil menoleh ke arah belakang, dia menabrak seseorang hingga tubuhnya yang mungil jatuh dan tersungkur di lantai.
"M-maaf." Ucap gadis itu sambil menunduk. Karena merasa bersalah dia enggan untuk melihat wajah orang yang mungkin saja tengah menampilkan ekspresi kesal ke arahnya.
Orang itu dengan cepat menghibur gadis itu dengan menganggapnya sebagai sesuatu yang tak terlalu penting. "Lo nggak apa-apa, Jian?" tanya Haru, khawatir akan kondisi gadis bernama Jian tersebut.
Gadis itu mendongak dan terkejut bahwa orang yang dia tabrak adalah Haru.
Sembari tersenyum, Haru mengulurkan tangannya untuk membantu Jian berdiri.
Haru memang orang yang sangat baik. Ucap Jian dalam hati, dia menunduk untuk tersenyum.
"Lo mau kemana, Jian? Bukannya sebentar lagi pelajaran keempat mau dimulai?" Tanya Haru.
"Gue, mau ke perpustakaan dulu." Jawab Jian, dengan nada pelan.
"Ohh, mau gue temenin?" Tawar Haru tiba-tiba.
"A-apa? Nggak perlu." Jian nampak tersipu malu mendengar tawaran Haru.
Haru tertawa pelan melihat Jian salah tingkah di hadapannya. "Yaudah kalo gitu, gue ke kelas duluan, ya?" Ujarnya.
Saat Haru hendak pergi, tiba-tiba Jian menarik baju Haru dari arah belakang, sontak hal tersebut membuat Haru terkejut dan akhirnya menoleh. "Ada apa?" Tanyanya.
"Ahh, g-gue ...."
G-gimana ini? Apa gue kasih tau aja soal rencana Bianca dan Gevaro ke Haru, atau jangan? Tapi, nanti Haru jadi khawatir. Batinnya khawatir.
"Jian?"
Tapi, kalo nggak dikasih tau, persahabatannya sama Sangkara dan yang lain bisa hancur. Batin Jian semakin cemas.
"Jian, lo sakit?" Tanya Haru memastikan kondisi gadis itu yang wajahnya nampak sangat pucat.
"A-apa? G-gue nggak sakit, maaf." Jian pergi sambil berlari tanpa menjelaskan apapun pada Haru.
Haru yang bingung masih terdiam di tempatnya sambil memandangi punggung Jian yang sudah mulai menjauh dari pandangannya. Dia semakin penasaran dengan gadis itu. Kalau dilihat dari raut wajahnya, dia ingin memberitahu sesuatu yang mungkin sangat penting atau berarti bagi Haru. Tetapi, gadis itu terlalu pemalu untuk mengungkapkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LINGKAR BINTANG [END]
Teen Fiction𝗕𝗮𝗯 𝗸𝗼𝗺𝗽𝗹𝗶𝘁 + 𝗠𝗶𝗻𝗶𝗺 𝘁𝘆𝗽𝗼 Di dunia yang penuh dengan sandiwara ini kehidupan Sangkara dan teman-temannya diwarnai oleh kebahagiaan serta penderitaan yang silih berganti. Pengorbanan besar dan takdir yang tak terduga menciptakan rea...