chapter 11 "Deja Vu" #2

61 11 6
                                    

Beberapa hari yang lalu.. di IGD

Ketika Amatsuki terbangun, semua orang memandangnya dengan tatapan khawatir. Ia mengerjapkan matanya, awalnya buram, lama kelamaan semuanya jelas

"Ama-chan! Yokatta.. Yokatta.." Mafu terisak saat melihat Amatsuki siuman. Soraru mengusap punggung Mafu yang menunjukkan semuanya baik-baik saja

"Are..? Doko?" Amatsuki bertanya pelan, diantara suara desing alat bantu napas

"Kau di rumah sakit. Kemarin kau mengalami kecelakaan." Tomohisa yang menjawab. Menghela napas pelan. Ada sisi kelegaan dalam juga dalam dirinya

Mata Amatsuki sedikit melebar, untuk kemudian melemah lagi. Ia baru ingat, kecelakaan itu terjadi karena ia sedang bertengkar dengan seseorang. Dan saat mengingat seseorang itu, ia mengaku salah atas keputusannya.

Air mata di pelupuk Amatsuki menetes perlahan. Dadanya sedikit sesak karena alat bantu napas tersebut membuatnya tidak bisa menangis. Semua orang diruangan itu terdiam, kaget

"K-kenapa? Ada yang sakitkah? Mau aku panggilkan dokter?" Mafu mendesak khawatir. Namun Amatsuki menggeleng pelan, memejamkan matanya sejenak.

"Aku.. aku ingin bertanya," untuk menelan ludah saja ia kesusahan. Mafu menunggu Amatsuki melanjutkan kalimatnya

"Apa.. seseorang bernama.. Kashitarou.. tau.. tentang kabarku?"

Mafu dan beberapa temannya saling tatap. Kemudian Mafu mengangguk. Amatsuki tergelak pelan. Tangannya meremas selimut dengan lemah. Keringat menetes dari pelipisnya

"Apa dia.. sempat datang.. kesini?"

Mafu mengangguk lagi. "Tapi dia menghilang saat hendak kami ajak masuk.."

Napas Amatsuki tercekat, membuatnya semakin sesak. Ia ingin menangis, namun ia tak bisa menjelaskan semuanya di depan teman-temannya. Ia beusaha menahan rasa sakit itundengan meremas selimutnya lebih kuat, tapi percuma saja. Ia sedang lemah, dan pilu di hatinya membuatnya makin sakit

Tomohisa menepuk bahu Mafu, "ayo kita keluar dulu. Amatsuki butuh waktu untuk pulih. Lagipula jam besuk sudah hampir habis."

"Eehhh.. tapi.. aku masih mau ngobrol dengan Amatsuki.." Rengek Mafu mengembungkan pipinya

"Besok kan masih bisa. Mau kubelikan makanan hm?" Soraru mengelus puncak kepala Mafumafu

"Hei hei. Mesraannya diluar saja." Urata mendorong punggung dua sejoli itu keluar, disusul tawa Sakata. Mereka berempat keluar ruangan Amatsuki bersamaan

"Istirahatlah, Ama-chan. Aku tau kau sedang butuh waktu sendiri. Perlu kupanggilkan orang itu? Atau mungkin ada yang ingin kau ingjn menitipkan pesan untuknya?" Tomohisa, sahabat Amatsuki sejak SMP sangat mengerti gerak-gerik Amatsuki

Amatsuki menggeleng pelan. "Terima.. kasih.." Gumamnya pelan

Tomohisa tersenyum tipis. Mengangguk. Lantas menyusul teman-temannya di luar.

Setelah semua orang telah pergi dari ruangan itu dan menyisakan keheningan, Amatsuki menatap nanar langit-langit. Air matanya kembali menetes pelan

"Kashi..-san.. Gomennasai.."

Amatsuki terisak pelan. Ingin rasanya ia berlari keluar rumah sakit, mencari Kashi, memeluknya dan berteriak segala keluh kesahnya. Tapi itu tidak mungkin. Karena satu kesalahan saja, membuat semua menjadi salah paham

"Kashi..-san.." Gumam Amatsuki pelan

"Su..ki.." lanjutnya. Lantas ia terlelap. Ia tidak pernah tau, dan tidak akan tau. Kashi yang baru saja hendak masuk ke ruangan itu lewat jendela- gerakannya terhenti. Dan jawabannya jelas, Kashi mendengar semua itu. Meski hanya beberapa kata, itu membuatnya harus menggigit lidahnya sampai berdarah. Lagi

- [Mission] -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang