“Min Yoongi!”
Si pemilik nama yang merasa terpanggil, menoleh. Dengan wajah yang terlihat sangat lelah dan sorot mata yang mendukung rasa lelah itu, ia menatap sosok pelaku peneriakan namanya.
“Wow. Ada apa dengan wajahmu itu, Min?”
“Ada apa pantatmu! Masih sempat kau bertanya ada apa, kalau kau sendiri menyaksikan apa yang sudah aku alami, Yoo Kihyun.” Yoongi mencoba tersenyum ramah, meski senyumnya terlihat di paksakan.
“Ya. Apa kau belum menyelesaikan laporanmu?” tanya Kihyun, terkejut. Namun, ekspresi terkejutnya terlihat seperti ejekan di mata Yoongi.
“Berkat dirimu, eoh, gomawo.” Yoongi tersenyum sangat lebar, seakan sangat bersyukur dengan tingkah temannya yang satu ini.
“Eiy, mianhae, Yoongi-ya.” Kihyun segera merangkul Yoongi yang terlihat sudah ingin meledak karena amarahnya. Yoongi hanya merotasikan matanya, jengah dengan tingkah Kihyun.
“Dwaesseo. Aku harus pulang sekarang.”
“Kau tidak ingin bermain basket dulu?”
“Masih sempat kau mengajakku bermain basket, saat laporanku belum selesai? Ya, saekkiya!!”
Yoongi benar-benar akan melepar namja itu ke ring basket jika ia tidak melarikan diri lebih dulu. Namja pucat itu hanya bisa menghela nafas panjang. Ia lelah dengan kuliah dan segala macam tugasnya. Namun, satu hal yang membuat Yoongi sadar.
“Apa tidak bisa aku menukar manusia itu di toko barang bekas? Aish!”
Ya, memiliki teman seperti Kihyun lebih melelahkan baginya.
Pip. Pip. Pip. Pip. Piiip.
Cklek.
Yoongi berjalan memasuki apartemen yang sudah ia tinggali sejak awal dirinya masuk pekuliahan. Bukan apartemen di kawasan elit, sekalipun ia bisa membelinya disana. Hanya apartemen sederhana yang menurutnya nyaman dan bisa menjadi tempatnya melepas lelah karena beban perkuliahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [END]
Fanfiction"Hyung!" "Aku tidak mengenalmu, pergilah." Mengganggu. Namun saat menghilang, Yoongi mencemaskannya. "Lagumu sangat bagus, hyung! Daebak!" "Benarkah?" "Eung! Aku yakin, hyung pasti mendapatkan kontraknya." Dia, yang mengubah kehidupan datar seorang...