Yoongi berjalan menyusuri koridor kampusnya. Hari ini, ia harus menyerahkan laporan yang sudah ia selesaikan tadi pagi. Sepulang dari minimarket semalam, membuatnya tertidur sampai jam lima pagi. Setelah itu dirinya segera melanjutkan laporan yang belum ia selesaikan.
Beruntung hanya tersisa satu bab terakhir, yang Yoongi sudah menyusun kerangkanya. Dengan begitu, ia bisa memasukkan semua isinya dengan lebih cepat. Dan berangkat ke kampus tanpa harus terlambat menghadiri kelas paginya.
“Min!”
Yoongi mengangkat pandangannya dari lembar laporan di tangannya yang sedang ia periksa, sebelum akhirnya di berikan kepada dosennya. Terlihat sosok Kihyun yang melambaikan tangan kearahnya hingga akhirnya berlari untuk menghampiri dirinya.
“Ya. Semalam kau dimana? Aku datang ke apartemenmu, tapi kau tidak ada.” tanya Kihyun, sesaat dirinya sudah berada di dekat Yoongi.
“Aku sedang pergi ke minimarket.”
“Selama itu? Aku menunggu di depan apartemenmu hampir dua jam, Min. Saat aku menghubungi nomormu juga tidak aktif.”
Yoongi mengernyitkan dahinya, mencoba mengingat kejadian semalam. Jika dirinya di minimarket, jelas saat Kihyun menghubunginya ponselnya akan berdering. Tapi, jika tidak aktif, itu artinya Kihyun menghubungi dirinya saat dirinya tengah tertidur. Karena Yoongi ingat, semalam ia mematikan ponselnya atas perintah Jungkook.
Ah, Jungkook? Yoongi bersyukur namja kelinci itu tidak mengikutinya lagi. Setidaknya ia sudah aman sekarang. Yoongi tak bisa membayangkan jika sampai dirinya menyetujui Jungkook tinggal bersama dengannya. Auh, itu lebih mengerikan dari mimpi buruk baginya.
“Aku lupa mencharger ponselku, dan semalam aku ketiduran sampai pagi.” jawab Yoongi.
“Kau membuatku mati kelaparan di depan pintu apartemenmu, aish.”
“Tidak ada yang memintamu untuk menunggu selama itu. Lagi pula, kenapa kau tidak pergi mencari makan sendiri, eoh? Selalu saja mengemis makan padaku.”
“Ya. Ramyeon buatanmu sangat enak, Yoongi-ya. Kau tidak tau?”
“Bilang saja kau malas membuat sendiri, Kihyun-ah.” cibir Yoongi. Kihyun hanya menampilkan cengirannya dan menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.
“Apa itu laporanmu?” tanya Kihyun yang melihat kearah tangan Yoongi.
“Eung. Akhirnya aku bisa menyelesaikan laporannya.”
“Boleh aku melihatnya?” Kihyun tersenyum lebar, sebelum menarik laporan dari tangan Yoongi.
Yoongi hanya bisa menghela nafas sembari menggeleng pelan. Kihyun memang seperti ini. Belum ada izin yang Yoongi berikan, namja itu sudah mengambilnya.
“Min Yoongi?”
Yoongi dan Kihyun mengangkat kepala mereka bersamaan. Terlihat salah satu dosen dari jurusan Yoongi yang berdiri di dekat mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [END]
Fanfiction"Hyung!" "Aku tidak mengenalmu, pergilah." Mengganggu. Namun saat menghilang, Yoongi mencemaskannya. "Lagumu sangat bagus, hyung! Daebak!" "Benarkah?" "Eung! Aku yakin, hyung pasti mendapatkan kontraknya." Dia, yang mengubah kehidupan datar seorang...