[4]

549 75 2
                                    

Hiruk pikuk keramaian malam itu terlihat dimana-mana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hiruk pikuk keramaian malam itu terlihat dimana-mana. Kegiatan festival kembang api yang selalu di adakan di Sungai Han, berhasil menarik antusiasme orang-orang untuk datang dan menyaksikannya. Bersama dengan keluarganya, pacar, maupun teman-temannya. Semua berkumpul dengan rona wajah bahagianya.

Tapi tidak dengan satu namja yang kini tengah berdiri di atas jembatan Sungai Han. Menatap lurus kedepan dengan tatapan kosongnya. Jembatan dimana dirinya berada saat ini, terlihat tidak terlalu ramai. Banyak orang yang lebih memilih untuk melihat dari bawah sana dari pada dari atas jembatan.

“Jika aku melompat dari sini, bahkan orang-orang sebanyak itu tidak akan menyadarinya.”

Ya. Sosok yang berdiri di atas jembatan dengan niatan ingin mengakhiri hidupnya adalah Jungkook. Kondisi dirinya yang benar-benar menyedihkan. Terlihat berantakan dari ujung kepala sampai ujung kaki. Mengenakan kaos hitam tipis, tanpa sehelai jaket yang menghalau udara dingin malam itu, membuatnya semakin terlihat sangat menyedihkan.

Udara malam itu berhembus cukup kencang. Hanya tersisa lima menit lagi, maka festival kembang api akan dimulai. Dibawah sana terlihat begitu banyak orang yang berkumpul untuk menyaksikannya. Membuat jembatan dimana Jungkook berada saat ini, perlahan mulai sepi.

Tangan Jungkook perlahan mulai menyentuh pembatas jembatan. Menggenggamnya dengan cukup erat, sebelum melangkahkan kakinya mendekati pembatas itu. Pandangan Jungkook terlihat kosong menatap kedepan. Dimana aliran Sungai Han di tengah gelapnya malam terlihat seperti lautan gelap yang siap menerima dirinya untuk menyelam kedalam sana hingga menyentuh dasar sungai.

“Ya! Kau ingin mati?!”

Jungkook terhenyak ketika mendengar suara lain. Namja kelinci itu menoleh dan melihat dua orang namja tak jauh dari posisinya berdiri. Satu namja dengan wajah dingin yang baru saja berteriak kepada namja lainnya.

“Aku hanya bercanda, Yoongi-ya. Kenapa kau seserius itu?”

Yoongi. Nama itu tertangkap dengan jelas oleh telinga Jungkook. Membuatnya melepas tangannya dari pembatas jembatan dan membalikkan badannya menghadap dua namja di ujung sana.

“Kau pikir, kematian itu sebuah lelucon? Tidak ada yang menyenangkan di dalam kata kematian. Hanya akan ada kesedihan, penyesalan, rasa sakit yang menyiksa sebelum kau benar-benar kehilangan nyawamu. Apa itu merupakan hal yang lucu dan pantas untuk dibuat lelucon, hah?”

Perkataan Yoongi membuat Jungkook termenung. Pikirannya mulai goyah sekarang saat mendengar hal itu. Apakah seburuk itu dalam sebuah kata kematian? Setaunya, kematian akan membawanya pergi menemui Seungjin, appa dan eommanya disana. Selesai dengan seluruh penderitaan ia rasakan selama ini.

“Sekalipun banyak orang yang tak menyukaimu, bukan berarti semua orang membencimu. Sekalipun seluruh orang yang kau sayangi sudah pergi, bukan berarti mereka meninggalkanmu. Raga mereka memang tidak ada di dekatmu, tapi kasih sayang dan rasa sayang yang mereka berikan akan tetap kekal di dalam hatimu. Kau pikir dengan semua itu, kau bisa membuatnya menjadi sebuah lelucon, Kihyun-ah?”

Hiraeth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang