first story

2.6K 100 15
                                    


ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATUU....

KALI INI CERITANYA RANDOM BANGET!ಥ‿ಥ BUT SEMOGA KALIAN SUKA YA.....

KALAU ADA SALAH KATA ATAU APAPUN ITU, SILAHKAN DI KOMEN.....KALAU SUKA JANGAN LUPA DI VOTE!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

•••••Happy reading•••••









Awal cerita ini di mulai dari hujan yang turun begitu deras di bulan Oktober. Angin yang sejuk masuk ke dalam kamar melalui jendela yang di biarkan terbuka lebar oleh sang pemilik. Tanah yang lembab bercumbu dengan derasnya hujan. Ia sesekali mendongak ke arah langit untuk melihat betapa monotonnya warna langit saat hujan. Sesekali pula tangannya terulur keluar jendela untuk merasakan sentuhan air hujan di kulitnya.

Hembusan angin menerpa wajah tampannya. Saat ingin merasakan ketenangan, ia justru mendapatkan keributan dari arah luar kamarnya. Suara teriakan, bentakan dan makian terdengar jelas walau suara hujan Dangan keras, tapi suara itu sangat mendominasi. Sehingga dapat ia dengar dengan jelas.

"KAMU YANG SELINGKUH,MAS!!"

"KAMU YABG SELINGKUH!! MANA BUKTINYA KALAU AKU SELINGKUH!!"Bentaknya berteriak marah.

"KAMU KELUAR SAMA SEKRETARIS KAMU!! PEGANGAN TANGAN! TERUS ITU APA KALAU BUKAN SELINGKUH!!!"

"Kamu jangan asal nuduh Santi!kamu juga selalu pulang malam. Nggak becus jagain anak!!! Kamu pikir aku juga nggak tau kalau selama ini kamu selingkuh sama sahabat aku??HAH!!!

Ia bergegas keluar dari kamarnya dan masuk ke kamar sebelah milik sang adik yang terduduk di lantai ujung kamar dengan kedua kakinya di tekuk dan tangannya di lipat, ia menangis. Ia berjalan menuju sang adik, memeluk erat tubuhnya, memberikan sedikit aliran positif. Ia mengelus puncuk kepala sang adik. Menatap sendu adiknya, terkadang ia bertanya-tanya. Ada apa dengan keluarganya??? Kakak tertuanya pergi meninggalkan rumah, kakak keduanya pergi keluar negeri meninggalkan semuanya karena merasa muak dengan keluarganya yang sudah hancur lebur. Ibu dan ayahnya bertengkar setiap hari dan yang tersisa hanya dirinya dan adik satu-satunya yang ia punya.

Azka Abbiya Dhiaulhaq memeluk adiknya Satria Dhiaulhaq membiarkan bajunya di basahi oleh air mata adiknya.

"Udah jangan nangis. Masa ia sih nama doang satria tapi nggak ada jiwa kesatriaannya."katanya mencoba menghibur sang adik, namun yang di dapat hanyalah adiknya yang bertambah nangis.

"Eh udah jangan nangis. Gw ntar traktir es krim deh." Dan satria langsung berhenti menangis membuat Azka mendengus kesal.

"Giliran traktiran aja cepet lo." Satria hanya meringis kemudian terkekeh pelan.

"Seriusan,ya?? Awas kalau nggak. Gw sunat dua kali hilang tuh aset lo."

Azka dengan sigap menutupi bagiannya dengan kedua tangannya."buset, kejam amat lo.

Satria menarik sisa ingusnya dan menghapus jejak air matanya. "Udah, ah sana! Gw mau mandi." Satria mendorong kakaknya untuk keluar dari kamarnya.

"Tapi anu gw nggak betulan di potong kan?" Tanyanya.

"Lo mau beneran gw potong punya lo?" Kesal satria dengan pelototan matanya.

"Jangan dong, entar masa depan gue suram lagi."

"Dasar mesum! Udah ah sana. Gw mau mandi." Dan azka pun berhasil keluar dari kamar satria.

Saat menoleh ke arah bawah. Azka tak mendapati kedua orang tuanya di sana. Ia berjalan menuju dapur, membuka kulkas dan menatap isinya. Sirup rasa mangga kesukaan kakaknya yang sudah lama ia simpan. Harap-harap kakaknya akan datang, namun nihil. Karena sampai sekarang mereka tidak kunjung pulang, apakah mereka sudah tidak peduli padanya dan satria?

brothership || Lee Haechan [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang