third story

528 51 1
                                    

"Hey dude. Are you okay?"

Ten sedikit tersentak."Ah--i'm okay."Balas Ten dengan senyum tipisnya.

"Ayo cabut, anak-anak udah pada nungguin." Ten memberi respon anggukan dan mereka pergi meninggalkan area Carrefour.

Mobil mereka berada di sebrang jalan sehingga membuat mereka harus menyebrang untuk sampai ke mobil. Saat ingin menyebrang, Ten yang oleng hampir saja tertambrak oleh kendaraan bermotor. Untungnya temannya itu dengan sigap menarik Ten membuat Ten tersentak kaget.

"Lo hampir ketabrak!!" Kesalnya dengan nafas yang tersengal-sengal.

"S-sorry gw nggak sengaja." Jawab Ten membuat temannya itu menghela nafas panjang.

"Lo lagi banyak pikiran. So hari ini gw yang nyetir."katanya lalu menyebrang dengan perlahan-lahan bersama Ten di sampingnya.

-

Selama di dalam mobil Ten terus saja termenung. Temannya pun hanya diam dan fokus menyetir sehingga suasana canggung menyelimuti mereka. Ten berusaha menghilangkan sosok wajah seseorang yang baru saja ia temui dengan tidak sengaja itu. Namun tidak bisa, malah ia kembali di ingatkan dengan masa lalunya. Potongan kecil masa lalunya yang setidaknya cukup memalukan jika di ingat kembali.

"Kak Ten!" Teriak Azka kecil dengan kolor merah yang tergantung di kepalanya.

"Ptff...apaan tuh ka yang ada di kepala kamu." Tanya Ten dengan senyum menggelikannya.

"Kacamata." Jawabnya membuat Ten tidak dapat menahan tawanya lagi.

"Siapa yang bilang kalau itu kacamata?" Tanyanya.

"Satria." Jawabnya dengan wajah polosnya. Ten berdecak menggeleng tidak percaya dengan kelakuan adiknya yang satu itu.

"Bisa-bisa nya dia di bodohi sama adiknya sendiri." Gumam Ten.

"Itu bukan kacamata, ka." Ujar Ten membuat Azka memiringkan kepalanya.

Sangat lucu.

"Tapi satria bilang ini kacamata."

"Bukan. Itu namanya kolor."-ten.

"Bukan kacamata ya?" Tanya Azka kembali memastikan.

Ten mengangguk."emang tadi satria bilang itu punya siapa?" Tanya Ten.

Ia menatap kolor yang bertengger di kepala adiknya itu. Dan di beri bolongan di bagian mata dan mulut agar Azka dapat melihat dan berbicara.

"Tadi satria bilang ini kacamata kak Ten. Baru aja dia ambil dari kantong plastik yang ada di meja kamar kakak." Jawab Azka polos.

Ten membulat kan matanya. "I-itukan kolor yang baru aku beli!!!" Teriak Ten histeris membuat Azka kabur entah apa yang dia kaburkan.

"Satria!!!!" Teriaknya menggelegar sedangkan satria langsung keluar dari rumah dan bergegas pergi ke rumah temannya.

"Hey dude."

"Eh--iya??"

"Udah sampai. Lo nggak mau turun dan tetap ada di dalam mobil?" Tanya nya.

"Eh?? I--iya Lo duluan aja."

"Lo aneh hari ini." Ujarnya lalu pergi meninggalkan Ten sendiri.

-

Malam ini setelah selesai berkutat dengan persiapannya untuk pindah kuliah di Indonesia. Ten merebahkan badannya. Ponselnya berbunyi menandakan ada pesan yang masuk.

brothership || Lee Haechan [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang